BAB 11 - Dia Pelakunya?

994 89 3
                                    

Li-ho!

Preennliiii, gimana Khabar ente-ente semua? Semoga baik-baik saja yaaaa!

Jangan lupa di follow dulu akun authornya biar semangat nulis niehh.

~Hepi Reading~

Pagi ini langit terlihat lebih cerah daripada pagi sebelumnya. Embun diatas sebuah daun terjatuh tetes demi tetes, awan-awan bergerak pelan, matahari lebih terang dari biasanya seolah tak ingin awan hitam menutupi keindahannya.

Ayara, gadis itu terlihat lebih bersemangat dari sebelumnya. Matanya cerah serta hatinya gembira, bahkan ketika sarapan saja ia bergoyang ria sembari bernyanyi.

"Kamu kenapa nak? Kayaknya hari ini bahagia banget ya?" Tanya Aura antusias, sudah sangat jarang ia melihat Ayara sesenang sekarang

Ayara menatap ibunya dengan kedua alis yang terangkat, Ayara diam sejenak sembari menatap Leon dengan senyum yang terus merekah. Ayara kembali menatap ibunya lalu mengangguk.

"Iya Mammu! Beban Aya sekarang berkurang." Jawab Ayara bersemangat

Aura kembali tersenyum senang mendengar ucapan dari putri kesayangannya.

"Syukurlah kalau beban kamu berkurang. Mammu ikut seneng dengernya sayang... Kamu jadi enggak murung lagi." Kata Aura sembari mengusap rambut putrinya

"Iya Mammu," Balas Ayara tersenyum

Ayara melihat jam arloji di tangannya, jarum menunjukan pukul 06.45. Masih banyak waktu untuknya bersantai, tapi ia tidak mau. Ayara berniat untuk datang pagi-pagi buta ke sekolah.

"Mammu, Aya berangkat dulu ya! Mammu hati-hati dirumah, papay!" Ayara mengecup pipi ibunya sejenak lalu pergi sembari melambaikan tangan

Ayara berjalan cepat keluar rumah, ia menuruni anak tangga yang berada di depan pintu utama rumah. Setelah sampai pada anak tangga terakhir, matanya melihat seorang lelaki yang tengah duduk di atas motor.

Seketika, senyum Ayara semakin melebar. Ia menghampiri lelaki itu sembari berlari cepat.

"Gausah lari-lari, nanti jatuh." Ucap lelaki itu

"Yaelah jatuh doang, ribet amat lo Can."

Yap, sudah tau siapa lelaki itu kan? Seperti panggilan Ayara padanya, Candy. Sang ketua RDZX dan Laverghost, Rafad.

"Iya ribet, queen Laverghost gak boleh sampe lecet soalnya." Balas Rafad kembali membuat Ayara tersenyum

"Udah, yok berangkat. Gue gak sabar ngeliat muka-muka setan neraka jahanam." Kata Ayara

Percaya tak percaya, sungguh, Ayara lah yang menyuruh Rafad kemari untuk menjemputnya bukan Rafad yang ingin menjemput Ayara. Bahkan jam tiga pagi Ayara menelpon Rafad hanya sekedar berucap 'Hari ini jemput gue setengah tujuh, gak boleh telat!'.

Dan pada akhirnya Rafad menuruti keinginan Ayara, lelaki itu rela bangun dan mandi subuh-subuh agar datang tepat waktu. Tapi saat Rafad sudah berada di depan rumah Ayara bahkan sebelum jam setengah tujuh, perempuan itu lama sekali keluar.

The Two Worlds He CreatedWhere stories live. Discover now