E=mc² :
Takdir yang menyakitkan.
Masa lalu yang gelap.
air mata yang selalu berjatuhan.
Kebanggaan yang diraih bersama.
Kenyamanan atas ketidaksempurnaan yang saling melengkapi.
Kisah cinta yang rumit tapi juga menyenangkan.
Apakah kisah cinta...
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
🔬
🥇
🔬
🥇
∙Setelah 3 hari belajar bersama, akhirnya lomba Sains yang diwakilkan oleh Nadiva dan Zyan akan dimulai.
Mereka menggelar Olimpiade nya di Negoria High School yang merupakan salah satu SMA terkenal dan terbaik dikota tersebut, hari itu merupakan hari jadi sekolah tersebut.
"Wis... Banyak banget pesertanya, bikin ga nyaman sumpah, I don't like crowds." Ucap Nadiva sambil melihat beberapa peserta lomba lain dari berbagai sekolah.
"ga papa kok, palingan ni bentar doang, tahan aja, jangan ampe pingsan kamu, kalo pingsan aku pula yang kena sleding ama Killian." Balas Zyan pada Nadiva.
"Asal lo tau ya dek, gue ga pernah pingsan seumur idup gue ya!" Balas Nadiva dengan nada bicara agak tinggi sambil menunjuk-nunjukan telunjuknya kehadapan Zyan.
"Sebenarnya gue punya kejutan khusus buat lo Nad, lu tunggu aja ampe pulang nanti." Sambung Zyan dalam batinnya.
"Ya deh, BTW mo gandengan ga, takutnya nanti kamu ilang aku pula yang ribet nyariin nanti." sambungnya sambil menyodorkan lengan kanannya pada Nadiva.
Mendengar hal itu Nadiva langsung memiringkan kepalanya keatas untuk menatap mata Zyan.
"Karepmu ilang, Ya sih badan ku kecil dan pendek tapi bukan berarti aku anak kecil yeh." ucap Nadiva sambil marah marah dengan Zyan.
"Eeh ga mau toh, ya udah." Zyan langsung memasukkan tangannya kanannya kedalam saku celananya yang membuat Nadiva langsung memegang lengannya.
"T-tapi boleh lah s'kali s'kali." ucap Nadiva malu-malu sambil memegang lengan Zyan.
"Nah gitu dong daritadi kek, nurut." balas Zyan sambil menggandeng tangan mungil Nadiva dengan lembut.
"Pen bunuh tapi Crush sendiri." ucap Nadiva dalam batinnya.
Mereka pun mulai bergandengan tangan layaknya sepasang kekasih yang membuat mereka menjadi pusat perhatian orang orang yang ada di sekolah tersebut namun tak sedikit juga yang menganggap bahwa mereka adalah sepasang kakak-adik karna perbedaan tinggi mereka yang bisa dikatakan lumayan jauh, ya gimana ngga coba, Nadiva aja cuma setinggi bahu Zyan.
