1 - At School

916 26 0
                                    

Pagi yang cerah menemani langkah Cassie menuju kelasnya yang terletak di lantai dua. Sepanjang jalan yang ia dapati hanyalah barisan kaum adam yang sudah menunggu kedatangannya. Hanya melewati dua koridor saja sudah membuatnya terlihat seperti seorang penjual bunga karena begitu banyaknya buket yang ia dapatkan dari fans-fansnya.

Begitu sampai di dalam kelas, Cassie langsung duduk di tempatnya dengan angkuh. Kedatangannya tentu saja langsung disambut oleh Celline dan Lily. Kedua wanita itu langsung mengekori Cassie seperti biasa.

"Lo dapat bunga dari siapa aja babe segitu banyaknya," ucap Lily heboh.

Cassie hanya memutar bola matanya jengah, "Biasalah fans. Mending lo urus nih buket buruan. Jangan sampai ada setangkaipun pas gue bangun," perintahnya sebelum menyandarkan kepalanya pada meja.

Tak butuh waktu lama bagi Cassie untuk dapat tertidur. Efek dari muniman keras yang ia konsumsi tadi malam masih membuatnya pening pagi ini. Untungnya Cassie tergolong peminum berat sehingga ia masih kuat untuk menjalani aktivitasnya pagi ini walaupun harus menahan pengarnya.

Bel yang berbunyi membuat Cassie menegakkan badannya dengan cepat. Bagai petir yang menyambar, secepat itulah Cassie mengubah citranya menjadi gadis rajin nan cerdas. Ia berkonsetrasi memperhatikan pelajaran yang dibawakan oleh Mr. Sam walaupun hanya materi penutup yang bisa digunakan di perguruan tinggi nanti.

Dua jam pelajaran berlalu begitu ceoat. Setelah bel berbunyi, Sam segera keluar dari kelas itu. Pelajaran selanjutnya seharusnya diisi oleh Mrs. Ayu. Namun karena wanita itu sedang cuti melahirkan, mengakibatkan kelas Cassie kosong saat ini.

Semua murid mulai melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang masih rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan walaupun mereka akan lulus, ada yang langsung melenggang pergi ke kantin ataupun rooftop untuk menyesap rokok mereka. Ada pula yang sedang meramaikan kelas dengan bernyanyi seenaknya.

Meskipun Hillary School adalah sekolah bagi anak-anak konglomerat yang sudah dididik sejak dini masalah atitude, tetapi tetap saja di usia mereka merupakan usia yang sesuai untuk menunjukkan jati diri mereka. Apalagi para guru juga tak akan ada yag berani melaporkan tingkah laku mereka.

Cassie yang masih berada di antara murid-murid itu memilih untuk diam di tempat duduknya dan memainkan ponselnya. Ia tersenyum ketika Aaron mengirimkannya sebuah foto tiket penerbangan kepadanya. Pria itu sudah berada di bandara dan akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri.

Aaron merupakan seorang CEO di perusahaan properti miliknya. Acara minum-minum semalam bisa dibilang sebagai acara perpisahan kecil Cassie, Dey, dan Jimmy yang tak akan bertemu Aaron selama satu bulan ke depan. Cukup alay memang tetapi acara tersebut sudah menjadi rutinitas mereka sejak tiga tahun yang lalu apabila di antara mereka ada yang berpergian lama.

Baru beberapa jam saja rasanya Cassie sudah rindu pada sosok pria dewasa itu. Pria yang membuatnya memiliki semangat hidup lagi tiga tahun lalu. Tapi tak apa, ia akan menahannya karena setelah Aaron kembali, pria itu akan membawanya pergi ke tempat impiannya. Meninggalkan semua beban yang harus ia emban selama ini.

Gue kangen sa-

Belum sempat Cassie selesai mengetikkan pesannya, musuhnya tiba-tiba datang dan membuatnya naik darah. Gavino, pria itu menarik kursi dan duduk di sebelah Cassie dengan angkuh.

"Mau apa lo?" tanya Cassie tak ramah.

Gavino hanya dapat mengeluarkan senyum remehnya ketika menatap layar ponsel wanita itu, "Lo emang cewek murahan!" cibirnya sebelum pergi meninggalkan Cassie.

Mendengar cibiran Gavino membuat Cassie menghembuskan napasnya kasar. Sudah biasa ia mendapatkan kata-kata kasar itu dari pria bernama Gavino. Ingin sekali ia membalas semua perkataan kejam itu tetapi ia tak bisa. Ia harus dapat menahan emosinya karena kendali atas keluarganya berada di tangan Gavino dan keluarganya.

AKSARA HARSA [ON-GOING] - Jaehyun x ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang