65. Hancur

9.3K 950 61
                                    

Setelah mengantarkan gadisnya pulang, ia tidak langsung ke rumahnya melainkan pergi menemui seseorang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengantarkan gadisnya pulang, ia tidak langsung ke rumahnya melainkan pergi menemui seseorang. Dia sudah berjanji akan bertemu orang itu tepat setelah sekolah berakhir di sebuah cafe yang letaknya cukup jauh dari jangkauan teman-temannya.

"Sorry telat" Ujar Erhan sesampainya disana.

Dia menarik kursi dan duduk di depan seorang gadis yang sepertinya sudah menunggu lama, namun hal itu tidak membuat seulas senyum diwajah cantiknya pudar.

"It's okay, no problem" jawab gadis itu sembari tersenyum manis

"Makan dulu, aku udah pesenin makanan favorit kamu" ajak gadis itu bersemangat

"Gue udah makan" jawab Erhan seadanya

"Kita langsung aja keintinya" lanjut Erhan

"Ayolah Erhan... Kamu gak mungkin nolak makanan yang satu ini kan" bujuknya

"Kalo lo mau makan, makan aja. Gue tungguin" tolak Erhan sembari menatap datar cewek di depannya

"Tapi sayang loh aku udah pesenin masa kamu cuma liatin aja, gak ada salahnya kan makan bareng? Setelah itu baru kita ngobrol" keukeuhnya

"LO PAHAM GAK SIH ARTI GAK MAU, JANGAN PAKSA ORANG BUAT NURUTIN KEMAUAN LO" bentak Erhan membuat cewek itu kicep, untung saja saat ini mereka ada di private room sehingga tidak ada orang yang memperhatikannya

"Lo harus belajar menerima penolakan Seffa, gak selamanya penolakan itu buruk"

"Salah satu sifat yang gue gak suka dari lo, pemaksa. Menggertak, menuntut, bahkan mengancam orang lain hanya untuk kepuasan lo sendiri" tekan Erhan tajam, dia baru saja duduk dan cewek ini sudah menguras emosi.

Jika tidak mengingat perkataan Zerrin, sudah dipastikan piring-piring di depannya ini akan melayang.

"M-maaf.. Aku cuma gak mau menyia-nyiakan kesempatan, kapan lagi kamu mau ketemuan berdua gini. Aku jadi gak bisa ngendaliin diri karena terlalu senang, sebahagia itu aku bisa ngobrol sama kamu. Aku gak salah kan? " cicit Seffa, segalak-galaknya perempuan itu dia tetap akan tunduk pada Erhan.

Huft

Erhan menghela nafas menetralkan emosinya, entah kenapa apapun yang dilakukan atau diucapkan Seffa selalu membuatnya emosi. Sejenak dia menyalakan ponsel, menatap dalam wallpaper yang menampilkan seorang gadis tengah tersenyum ke arah kamera. Melihat wajah gadis itu membuat emosinya lenyap, seperti air yang mampu memadamkan api.

"Jangan sakiti Zerrin, urusan lo sama gue" ujar Erhan setelah terdiam beberapa saat

"Jadi kamu ngajakin ketemuan cuma buat bahas ini?" tanya Seffa tak percaya

Important Figuran (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang