[44] FIRST NIGHT

1.4K 48 0
                                    

Follow ig : @kzzhrraa


"Punya gue?"















Setelah satu jam lamanya mereka berdebat hal yang tidak penting. Sekarang keduanya sama-sama terdiam, sunyi hingga hanya suara jangkrik yang terdengar.

Sampai akhirnya Arderas nawarin minum, karena gak betah lama-lama berdiam diri. Tapi, percayalah, gengsinya segede gaban.

"Minum." Tanpa menoleh, raut wajah datar itu hanya melihat ke depan, Arderas cuma nyodorin tangannya yang memegang botol minum.

Dara yang kebetulan haus langsung mengambil botol minum yang ditawarkan Eras lalu meneguk habis isinya.

"Kok lo habisin sendiri sih? Gue minum kalo gitu?!" protes Arderas, kaget melihat botol minum itu benar telah kosong.

"Kirain lo udah minum, yaudah gue habisin." Ucap Dara. Melihat Arderas yang seketika duduk meringkuk, muka cemberut alias merajuk sambil sesekali menyentil atau melempar batu kecil di dekat kakinya. Rasanya kayak bukan lagi sama Arderas yang biasanya tegas, cuek, berwibawa, ya walau mantan playboy trus ngeselinn banget, tapi rasanya kayak anak kecil gak dibeliin kinderjoy sama emaknya.

Dara ingat ia juga membawa minum tadi sebelum berangkat. Ia mengambil botol minum miliknya lalu memberikannya untuk Arderas.

"Gausah ngambek lo, sudah tua kok ngambek, nih, minum punya gue."

"Tua, tua ... matamu!"

"Emang tua, namanya juga kakek." Balas Dara.

"Kakek Cangkul."

"Nenek lampir!" Arderas menimpali.

"Udah deh, gak capek apa lo debat?"

"Lo yang mulai lagi barusan, mau nyalahin gue lagi?"

"Iya, iya, oke."

Dikasih minum, udah. Tapi itu cowok masih merajuk keliatannya. Botol minum yang ditawarkan Dara hanya diletakkan di sebelah kakinya.

"Buruan minum, biar lanjut jalan. Gak mungkin diem terus disini, kan?" Dara membujuknya.

Merasa tak digubris, Dara mengeluarkan jurus andalannya.

Apalagi kalau bukan ngancem?

"Kalo masih ngambek gue tinggal, bodoamat, gak bakal gue cari lo lagi, mau lo ilang juga gak peduli, paling nanti dimakan harimau." Kata Dara sambil beranjak berdiri.

"Kayak bisa aja kalo gak ada gue." Arderas tersenyum miring.

"B-bisa! Bisa banget malah!" celetuk Dara.

"Is that true, your majesty?"

"Tujuh belas tahun gue hidup tanpa kehadiran lo."

"Iya, selanjutnya kan ada gue?"

"Ngejawab aja lo ya! Udah cepetan deh, kalo gak gue tinggalin beneran!"

"Coba aja kalo berani, trus lo sendirian di hutan, abis itu ketemu hewan buas, trus lo nangis-nangis nyariin gue." Arderas menantang.

ARDERAS [END] Onde histórias criam vida. Descubra agora