- (11) -

53 6 6
                                    

Kana melangkah riang sembari melompat-lompat kecil keluar dari ruang kelasnya. Pelajaran Matematika membuat otaknya panas karena terlalu lama digunakan untuk menghitung rumus.

Kapasitas otaknya yang tidak bisa menampung seluruh mata pelajaran sekolahnya benar-benar menyiksa dirinya hingga ketika bel istirahat berbunyi Kana dengan semangat berjalan lebih dulu untuk segera mengisi perutnya yang keroncongan.

"Kana!"

Kana sontak menghentikan langkahnya, menoleh ke kanan ke kiri, mencari tau pelaku yang memanggil namanya dengan lantang.

"Ada yang manggil gue?"

"Ada cantik, nih disini."

Kana refleks melompat kecil sebab terkejut dengan suara yang berasal dari belakang tubuhnya.

"Dasar buaya!"

"Aduh! Sakit bego!"

"Gue pinter! Kagak bego!"

"Oh ya?? 1+1 berapa?"

"Dua."

Chandra mengangguk, "2+2?"

"Empat."

"3+3?"

"Enam."

"Kata ganti orang ketiga?"

"Tunggal, Dia. Jamak, mereka."

"Kata ganti orang kedua tunggal?"

"Kamu."

"Kata ganti orang pertama tunggal?"

"Aku."

"Aku tambah kamu?"

"Kita?"

Chandra bersungut-sungut, "Nah tuh tau!"

Kana cengo, otaknya masih mencoba memproses kejadian yang baru saja ia alami.

Dan ketika otaknya belum selesai memproses, Chandra kembali melempar sebuah pertanyaan.

"Bahasa Inggrisnya cinta?"

"Love."

"Huruf pertama?"

"L"

"Huruf kedua?"

"O"

"Huruf ketiga?"

"V"

"Huruf keempat?"

"E"

Chandra menggeleng keras, "Bukan E. Tapi U (you)."

Blush!

Kali ini Kana paham, dengan cepat ia mengalihkan pandangan, menutup rona kemerahan yang muncul dikedua pipinya.

"Kana! Kana!" Panggil Chandra rusuh.

"Hm? Apalagi Chan?"

"Kalo ada makanan jatuh, sayang nggak?"

"Sayang."

"Apa sayang?" Ujar Chandra dengan nada menggoda.

Kana kembali merona, tanpa sempat memalingkan wajahnya, membuat Chandra tertawa keras.

Baru saja Kana hendak melayangkan protes, suara Chandra kembali menyela.

"Gausah protes, mau ke kantin bareng?"

Tanpa menunggu jawaban Kana, Chandra dengan seenak jidatnya menarik Kana begitu saja.

"Kalo tahu kek gini, kagak usah tanya brengsek!"

NARENKANA | Na Jaemin Where stories live. Discover now