1. Ayo Mondok

172 16 13
                                    

#WritingProjectAE3
bersama WritingProjectAE , Kak Anisa_ae , Kak adiblatahzan

Setuju mondok atau menikah muda?
Ah itu pilihan yang kelewat sulit.

-Basmah Salsabila Amar-


◇◇☆◇◇

Suasanya pesantren Basmalah putri terdengar riuh oleh obrolan para santri yang baru pulang dari musala setelah salat Subuh berjamaah.

Mereka bersiap dengan rencana masing-masing. Ada yang ingin langsung mandi, mencuci pakaian, mengerjakan piket kamar atau Dar, ada juga yang kembali tidur lagi setelah melipat mukena. Bahkan ada yang tidur dengan mukena saking mengantuknya.

"Bid, piket berapa sekarang?"

Nazila bertanya ketika Abidah mengambil handuk kecil di gagang pintu. Gadis itu tidak langsung menjawab. Netranya mengecek daftar piket yang tertempel. Jarinya terhenti di angka lima dalam tulisan romawi. Lalu menyebut nama siapa saja yang bertugas hari itu.

"Ohya Zil, nanti Basmah ikut piket kita aja ya. Biar sekalian aku bisa bimbing dia," ujarnya teringat sesuatu.

Nazila mengacungkan jempol lalu merebahkan tubuh di sebelah Wia yang sudah ngorok dari tadi.

Sekolah formal ajaran baru akan segera dibuka. Tepat hari Senin depan. Setelah wisuda kelulusan angkatan sebelumnya selesai di selenggarakan, sudah banyak siswa baru yang mendaftar. Kebetulan Abidah, Nazila, dan Basmah sama-sama calon siswa baru di MA Al-Fatihah.

Mereka akan segera menyambut kisah baru yang diawali dengan MOS. Masa Orientasi Sekolah. Dimana waktu seminggu yang rasanya ingin dihindari sebagian siswa baru. Tak terkecuali Abidah dan Nazila.

Berbeda halnya dengan Basmah yang semangat ingin segera masuk sekolah. Dia penasaran sekolah di Madura itu seperti apa. Apalagi tempatnya nyantri berada di perkampungan. Berbanding terbalik dengan tempat tinggal dan sekolahnya selama ini.

"Bas, nanti ikut Nazila ke kelas Jurmiyah ya. Aku mau mandi dulu."

Basmah, nama gadis santri baru yang menjadi anak asuhnya di asrama E3 Darur Rahmah menghentikan kegiatannya melipat mukena. Alisnya bertaut. Memikirkan sesuatu.

"Aku ikut mandi aja. Pengen tau rasanya mandi subuh." Sahutnya beranjak bangun.

Tadinya gadis itu merasa mengantuk setelah mengikuti kegiatan wajib sedari jam 3 dini hari sampai subuh. Niatnya mau tidur lagi seperti kebanyakan santri yang sudah dibuai mimpi pagi itu. Namun melihat Abidah sudah siap berangkat ke kamar mandi tiba-tiba terlintas ingin mandi juga.

"Bid, katanya di pondok pas mau keluar harus pakai kerudung ya." Abidah mengangguk. "Kok tahajjud tadi pas mau ke kamar mandi aku liat ada anak kecil yang nggak pake kerudung lari-larian di deket musollah kiai?" Tanyanya bingung.

"Masa sih?"

"Iya. Dia pake gamis putih, rambutnya panjang gitu. Tapi nggak pake kerudung."

Abidah bergidik. Pikirannya langsung tertuju pada sesuatu. "Dia penunggu jalan," bisiknya sedikit meringis. Tak berani membayangkan dirinya bertemu makhluk gaib yang Basmah sebutkan.

Sejenak Basmah termangu. Dia pikir gadis kecil yang dia temui adalah salah satu santri yang sedang ingin ke kamar mandi. Abidah menjelaskan kalau setiap keluar dari pintu pondok selatan jam 12 malam ke atas kadang memang sering ada santri yang ditemani sosok gadis kecil hingga sampai di pintu pondok utara. Beberapa santri bisa melihat sosok gaib itu. Sebagain lagi tidak menyadari kalau gadis itu berada di sekitarnya.

Basmalah Cinta (TERBIT di AE PUBLISHING)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora