3. Band Sengklek

45 8 4
                                    

Hidup itu jangan dibuat sulit
Apalagi pelit sampai hutang melilit
Bawa saja mimpimu menembus langit


◇◇☆◇◇


Setahun berlalu sejak program MOS berakhir.

Kini Basmah sudah menduduki kelas sebelas jurusan IPS. Sejak awal memang sudah mantap masuk jurusan yang tidak perlu berkutat dengan dua mata pelajaran paling horor menurutnya. Apalagi kalau bukan Fisika dan Kimia. Dua ilmu yang menggunakan rumus berakar panjang kali lebar kali tinggi sedunia. Kelakarnya saat memberikan alasan pada wali kelas. 

Teman-teman yang sudah akrab dengannya di kelas sepuluh memilih satu jurusan tanpa berpikir panjang. Bagi mereka satu kelas dengan Basmah jauh lebih asyik daripada ribet harus cari teman yang sefrekuensi dari awal lagi.

Mereka memutuskan ingin tetap satu kelas dengan Basmah karena memang sedari awal masuk sudah menyukai sifat periang dan pastinya jahil tingkat akut namun sangat mencintai musik. Salah satu hobi yang juga mereka gandrungi.

Hampir setiap hari mereka ngeband. Lagu-lagu yang dibawakan juga variatif. Kadang ditentukan sendiri oleh Basmah. Tak jarang request dari teman-teman yang lebih suka mendengarkan.

Dari kebiasaan itulah timbul istilah Band Sengklek. Entah siapa yang awalnya mengatakan. Sepastinya julukan itu menjadi penanda awal persahabatan diantara mereka.

Hingga akhirnya mereka berakhir di kelas XI IPS 2. Dimana siswanya campuran laki-laki dan perempuan. Sedangkan tiga kelas yang lain, dua dihuni siswa laki-laki dan satu khusus perempuan.

Hal itu terjadi karena siswa yang mendaftar lebih banyak laki-laki. Dan memang kebetulan siswa perempuan jurusan IPS tidak banyak. Sebagian besar lebih berminat masuk IPA.

"Kayaknya Tadz Busi bakal nggak masuk lagi, nih." seru Basmah mengecek jam tangan.

"Sepertinya iya," sambung Kafa di bangku sebelah.

Jam pertama sudah berakhir sekitar lima belas menit lalu. Sejauh mereka menunggu tak ada tanda-tanda Ustadz Bustanul Arifin yang Basmah panggil Tadz Busi belum juga memasuki kelas.

Mereka sudah hapal betul guru pengajar Teknologi Informasi dan Komunikasi yang disingkat Tikom jika tidak terlambat memberikan materi maka jadwalnya kosong sampai jam pelajaran berakhir. Entah apa sebenarnya yang sedang dikerjakan hingga membuat para siswa merasa diabaikan.

Karena waktu 2 jam terlalu lama kalau hanya diisi dengan bengong saja, Basmah mulai menabuh bangku. Bersiap konser abal-abal. Sejenak dia berpikir lagu apa kiranya yang akan dia nyanyikan kali ini. Sebentar kemudian sudah bergumam pelan. Pikirnya, mau menyanyi sendirian karena di kelas sebelah sedang ada gurunya. Tak ingin mengganggu.

Ketika mimpimu yang begitu indah
Tak pernah terwujud, ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai, ya sudahlah.
Hmmm... Apapun yang terjadi
Ku kan selalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
Cause everything's gonna be okay

Entah karena terbiasa band dimulai dari Basmah atau memang suara gadis itu menjadi candu bagi teman-teman sekelas, si kembar Kafa dan Kafi langsung memberi kode pada barisan bangku belakang. Fahad, salah satu anak band dari luar pesantren langsung paham dan dengan pelan menabuh bangku. Melanjutkan lirik yang basmah nyanyikan.

Basmalah Cinta (TERBIT di AE PUBLISHING)Where stories live. Discover now