Diluar Dugaan

581 82 1
                                    

"SAKURA-CHAN!!!"

Sial!

Sakura baru saja tertimpa reruntuhan bebatuan yang disebabkan oleh serangan ledakan dari salah satu anggota Akatsuki yang sedang mereka mata-matai, Deidara.

"Sakura-chan!!"

Sakura bisa mendengar teriakan panik Naruto yang perlahan semakin mendekat. Wajahnya meringis, saat potongan bebatuan yang digesernya menjatuhkan pasir-pasir halus dan menciptakan debu yang menghalangi pandangannya.

Setelah menggeser reruntuhan batu di atasnya, Sakura melihat seberkas cahaya menyeruak masuk dari celah yang dibuatnya. Sebuah tangan terjulur meraih tubuhnya.

"Kau tak apa, Sakura?" Kakashi mengangkat tubuh Sakura naik.

Sakura mengangguk. Tidak ada luka yang berarti selain tubuhnya yang kini penuh dengan debu.

"Sakura-chan! Kau tak apa, kan?" Naruto menghambur ke arah Sakura, memegangi kedua bahunya dan mulai memindai sekujur tubuhnya. Memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

"Aku tak apa Naruto, kau tidak perlu secemas itu." Sakura melepaskan diri dari cengkeraman Naruto yang masih saja terlihat khawatir. "Sungguh, aku tidak apa-apa." Ia berujar lembut, menghapuskan rasa khawatir dari wajah Naruto.

Situasi ini sungguh diluar dugaan mereka. Siapa sangka, kedua anggota Akatsuki yang sedang mereka mata-matai, malah balik melancarkan serangan secara tiba-tiba.

Sejak kapan kelompok Akatsuki itu menyadari keberadaan mereka?

"Hoi, bocah kyubi! Kau ternyata tak cukup hebat, ya?"

Deidara berseru dari atas burung bayangannya. Wajahnya tampak senang melihat ekspresi kesal Naruto.

"Diam kau, dasar bodoh!" Naruto balik berseru marah.

"Naruto, Sakura, jangan ada yang menjauh dariku." Kakashi berbisik pelan.

"Sayang sekali, aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian. Padahal aku ingin sekali bermain-main, terutama dengan kau, bocah kyubi!" Deidara kembali berseru.

"Dimana kau akan bertemu dengan Orochimaru?!" Naruto bertanya tanpa pikir panjang, membuat Kakashi dan Sakura serempak menghela napas berat.

Naruto bodoh!

Sakura hendak menyuruh Naruto menutup mulutnya, tapi gerakannya terhenti, Kakashi melirik dari balik bahunya, kemudian menggeleng pelan. Mengisyaratkan untuk tetap tenang.

Gadis itu menurut. Ia berdiri di belakang Naruto dan Kakashi, mengamati situasi.

"Hei bocah, dari mana kau mendapatkan informasi itu?" Deidara mencondongkan tubuhnya ke bawah, menatap Naruto lekat-lekat. "Kau pikir aku akan memberitahumu, hah? Dasar bocah bodoh!"

Seperti tidak peduli, Naruto meneriakkan pertanyaan lain.

"Untuk apa kau bertemu dengan manusia ular itu? Apa ada hubungannya dengan Sasuke?!"

Deidara tidak sendirian di atas sana. Dia bersama teman satu timnya, pria berambut merah, yang wajahnya selalu terlihat jenuh. Pria berambut merah tampak membisikkan sesuatu pada Deidara.

"Dasar shinobi-shinobi menyebalkan. Kalian pikir aku akan mengatakannya, hah? Kalau begitu, coba kemarilah bocah kyubi bodoh! Aku akan memberimu jawaban jika kau berhasil mengalahkanku!"

Terpancing emosi, Naruto melompat, berusaha meraih burung bayangan Deidara. Dengan sigap, Deidara langsung menghindar. Dia dan burung bayangannya berangsur terbang menjauh.

Tanpa pikir panjang, Naruto langsung mengejar Deidara.

"Naruto!" Kakashi berteriak, berusaha menghentikan Naruto. Namun percuma saja, bocah pirang itu tidak akan bisa dihentikan.

The Sun And MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang