Perubahan Tanpa Arti

382 63 12
                                    

"Selamat pagi Sakura-san—"

​"Oh, selamat pagi!" Sakura membalas sapaan seorang perawat dengan riang. Ia berhenti sejenak untuk berbasa-basi, kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju ruang kerjanya.

Selama perjalanan, ia menjumpai banyak rekan kerja dan juga para pasien rumah sakit. Sakura membalas sapaan dengan ramah dan riang, seperti biasan. Namun tampaknya hari ini terasa sedikit berbeda. Saat menyapa Sakura, mereka terlihat sedikit ragu-ragu, dan memasang raut wajah yang aneh.

"Sakura-chan—"

Sakura berbalik, saat mendengar suara yang amat dikenalnya menyapa.

"Naruto?! Apa yang kau lakukan pagi-pagi di rumah sakit?" Sakura mengakhiri pertanyaannya dengan melemparkan sebuah senyum simpul. Sikap ramah yang bisa dibilang cukup aneh untuk dilakukan pada Naruto.

Bibir bawah Naruto terbuka lebar. Lelaki bersurai pirang itu mengucek mata berkali-kali.

"Ka—kau, benar Sakura-chan, kan?" Tanya Naruto gagap. Dia menatap perempuan dengan kemeja krem dan celana panjang coklat tua dihadapannya dengan ekspresi tidak percaya.

Sakura tertawa pelan, kemudian melanjutkan perjalanannya menuju ruang kerja yang tinggal beberapa langkah lagi. Naruto mengikuti di belakang.

"Sakura-chan, apa kau ada agenda penting hari ini?" Naruto ikut masuk ke ruangan, saat Sakura membuka pintu.

Sakura menggeleng. "Tidak ada."

"Aku akan meminta nenek Tsunade untuk meberimu cuti. Sepertinya lukamu masih belum sembuh total—"

"Naruto—" sela Sakura. Mata emeraldnya menatap manik mata Naruto dengan tajam. "Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir." Tegasnya. Ia duduk di kursi kerjanya, sembari mengambil beberapa catatan dari laci meja.

Naruto menarik kursi, duduk di depan meja kerja Sakura. Dia melipat tangan di atas meja, menyandarkan kepalanya di sana, sembari menatap Sakura yang tengah sibuk membaca tumpukan kertas yang ada di hadapannya.

Meski tahu dirinya sedang ditatap oleh Naruto, Sakura berusaha untuk tidak menghiraukan tatapan penuh kekaguman dan ketidakpercayaan yang dipancarkan Naruto dari mata safirnya.

"Kau tidak akan menjawab pertanyaanku?" Sakura akhirnya bersuara, setelah sepuluh menit berkecimpung dengan laporan-laporan medis yang telah selesai di lengkapinya.

Naruto memperbaiki posisi dan berdehem pelan sebelum menjawab. "Ah, aku datang kesini untuk menemuimu." Ucapnya santai.

Sakura mendongak. "Menemuiku? Kita punya misi baru?"

Naruto terkekeh pelan. "Tidak."

"Lalu?"

"Aku hanya datang untuk menemuimu. Apa lukamu sudah membaik?" Nadanya terdengar khawatir.

Sakura mengangguk. "Berapa kali kukatakan padamu Naruto, luka ini tak seberapa, aku bisa menyembuhkannya dengan mudah. Berhentilah khawatir."

Naruto terkekeh pelan mendengarkan omelan gadis itu.

"Mendengarmu bisa mengomel dengan lancar seperti itu, sepertinya benar, kau sudah sembuh." Naruto bangkit dari tempat duduknya. Dia menaruh kedua tangan di belakang kepala, berjalan santai menuju pintu.

Sakura mendengus pelan. Naruto memang selalu seperti itu, jadi ia tidak terlalu heran.

Sebelum memutar gagang pintu, Naruto mengintip dari balik bahunya.

"Sakura-chan—"

"Hmm?"  Sakura tak menoleh, ia sibuk menyiapkan laporan medis yang harus diserahkannya pada Tsunade siang nanti.

The Sun And MoonHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin