26 Dia yang Menghilang Tanpa Meninggalkan Jejak

1.1K 129 78
                                    

Ada 3 hal untuk mengapresiasi penulis: pertama vote, dua komen, tiga share. Btw, jangan silent reader, ya!

Typo bersebaran, harap di maklumi, namanya juga manusia. Tapi, jika berkenan tolong di tandai agar nnti bisa di revisi.

Note; karena aku lama up, jadi aku buat part kali ini cukup panjang. Aku harap kalian nggak bosan bacanya, ya!

Ketika hujan mampu menghapus jejak-jejak kaki. Juga menyamarkan sebuah tangis. Apakah hujan juga mampu menghentikan keresahan yang sedang terjadi?”

˙❥Happy reading❥˙
_____________________


Shaqueen terdiam sembari menatap pantulan dirinya di hadapan cermin dengan resah yang cukup membuat pikirnya berkeliaran tanpa tau tujuan. Ia kembali memandangi jalan dari jendela kamarnya, berharap seseorang yang selalu mengusiknya setiap pagi itu muncul untuk menjemputnya.

Namun, sudah satu minggu ia tak pernah menemui keberadaannya lagi. Pertemuannya waktu hujan sore itu mungkin adalah pertemuan terakhirnya. Sebab, setelah itu, Shaqueen tak pernah melihat keberadaan lelaki itu lagi.

Ia melirik jam yang melingkar di tanganya, sudah jam 06:23 tak ada tanda-tanda lelaki itu akan menjemputnya. Alhasil, ia mendesah dan memutuskan untuk turun ke bawah.

Suara gerung motor membuatnya berlari ke arah pintu, ia segera membuka dan berharap bahwa itu adalah Jevian. Namun, ketika seseorang itu membuka helm-nya membuat Shaqueen kembali berdecak dan membanting pintunya.

“Hei, Sha, kenapa? Gue baru dateng masa udah di tutup lagi pintunya sih!”

Shaqueen tak peduli, ia kembali berjalan ke arah meja makan untuk mengambil bekal yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangganya tadi.

Namun, Mahen malah duduk dan mengoleskan roti dengan selai kacang seperti biasa.

“Santai dulu nggak sih, Sha? Gue laper, tadi nggak sarapan karena di suruh buru-buru ke sini sama Bang Rama.”

“Bang Rama nggak ada.”

I know. Because, gue ke sini buat jemput lo.”

Setelah Mahen mengatakan itu ada jeda di sana, Shaqueen memilih terdiam dengan beberapa pikiran yang cukup berserakan. Dan semuanya hanya tentang Jevian. Hingga akhirnya, suaranya kembali memecah hening dan membiarkan mulutnya berbicara akan sesuatu hal yang cukup mengganggunya akhir-akhir ini.

JevianWhere stories live. Discover now