The Last Luna

344 38 1
                                    

Awas ada typo.






















































"Justin Jay! Ini sudah ke sembilan kalinya dalam bulan ini!! Kapan kau akan berubah?!" Bentak pak Yoongi.

Justin hanya menganggap sepele bentakan pak Yoongi, udah jadi makanan sehari-harinya. Tapi hari ini beda, sedari tadi Sangwon terus memperhatikannya dari jarak jauh, Justin jadi bingung, kenapa Sangwon merhatiin dia?

Kenapa Justin dapat berpikir demikian? Karena cuma dia satu-satunya yang dihukum, jadi Sangwon mau merhatiin siapa lagi kalau bukan Justin.

"Justin! Kamu merhatiin bapak nggak?!" Bentak pak Yoongi.

"Hah? Oh, iya pak"

Justin tiba-tiba jadi blank, padahal dia nggak pernah kayak gini sebelumnya.

"Kamu ikut bapak ke kantor, bapak mau ngobrol sama kamu dan seseorang" ujar pak Yoongi.

"Sama siapa pak?" Tumben banget Justin jadi kepo.

"Ikut aja" final pak Yoongi.

Mau nggak mau Justin ikut pak Yoongi ke kantor, pasrah mau diapain sama bapak pendek satu itu.

–––

"Saya nggak terima pak!!" Sentak Justin.

"Terserah kamu, tapi keputusan bapak sudah tetap" final pak Yoongi.

Justin memutar bola matanya, tanpa permisi ia pergi keluar dari ruangan pak Yoongi.

"Bapak yakin? Sebulan itu nggak sebentar pak" sanggah seorang pemuda yang tadi sempat dipanggil oleh pak Yoongi.

"Saya yakin, keputusan ini sudah yang terbaik untuk Justin" ucap pak Yoongi.

"Terserah bapak, saya permisi dulu, ingin membicarakan masalah ini dengan Justin" pamit pemuda tersebut.

Justin berlari menuju ke atap sekolah, rasanya dia ingin menangis sambil berteriak keras. Sayangnya air matanya sudah kering sejak belasan tahun lalu, kalaupun memaksa untuk menangis air matanya tidak akan keluar.

"Justin, coba saja dulu" pinta Sky.

"Never! I'm not doing that!" Sentak Justin.

"Justin! Ada yang mau aku omongin!!" Teriak seorang pemuda dari arah pintu atap.

"Aarrghh!!! Pergi aja lu sialan!!" Sentak Justin.

"I'm not leaving after 5 minutes running okay" ujar pemuda itu.

"Whatever, what's up?" Tanya Justin, yang sebenarnya jawabannya dapat ia tebak sendiri.

"Soal ... Tadi, kesepakatannya mau gimana?" Tanya Sangwon, pemuda yang tadi bersama Justin di ruang pak Yoongi.

Justin sebenarnya malas membicarakan masalah ini, karena hal ini sudah masuk kedalam privasi dan zona nyamannya. Dia tidak suka jika ada orang yang masuk kedalam zona nyaman yang telah ia buat bertahun-tahun lamanya.

Kedatangan orang baru dalam hidupnya hanya sebatas teman yang saling kenal saja, tidak perlu sampai mencampuri urusan pribadinya. Pengecualian untuk Yorch, Woochan dan Leo, mereka sudah masuk sedikit kedalam zona nyaman Justin.

"Up to you, but don't cross your line. It's my zone" ujar Justin.

Sangwon berpikir keras, Justin terlalu 'keras' untuk didekati jika dia seperti ini terus. Strategi pertama adalah meluluhkan Justin sedikit.

The Last LunaOnde histórias criam vida. Descubra agora