The Last Luna

376 41 5
                                    

Awas ada typo.

















































"How's yesterday?" Tanya Yorch yang sedang basa-basi.

"Nothing's special, why?" Tanya Justin balik.

"Sangwon nggak tau kan?" Tanya Leo penasaran.

"Dia nggak tau, tenang aja" ujar Justin.

"Baguslah, gue takut kalo lu sampe ketauan" ucap Woochan.

"Emang kenapa?" Tanya Justin tidak paham.

"Nggak papa, ntar juga lu tau" jawab Yorch.

Justin mencebik kesal, ia pergi meninggalkan teman-temannya. Kakinya melangkah menuju ke kamar mandi, tapi bukan kamar mandi khusus laki-laki tapi ke kamar mandi perempuan.

Kenapa? Karena lebih bersih dan tidak bau, sudah.

Ketika Justin sedang berada di dalam salah satu bilik kamar mandi, samar-samar ia mendengar ada beberapa perempuan yang tengah mengobrol di luar.

"Kamu nggak tau? Rumornya kak Sangwon yang terkenal anak baik itu juga sering keluar malam" ujar salah seorang dari mereka.

"Nggak mungkin ah, kak Sangwon kan anak baik-baik, nggak mungkin keluar malam kayak gitu" ucap yang lain juga.

"Ihh, tapi aku pernah nggak sengaja liat kak Sangwon keluar jam sebelas malem, nggak tau ngapain"

"Mungkin lagi gabut jadi keluar rumah, kan kita nggak tau" tutur salah satunya.

"Mungkin juga, yaudah yuk keluar, nanti dikira kita bolos lagi sama pak Hoshi" seru yang lain.

Justin yang mendengar percakapan mereka hanya diam saja, tidak mungkin kan seorang Lee Sangwon yang terkenal dengan image baik itu keluar malam? Tidak mungkin kan?

'Ngapain gue mikirin begituan?! Buang-buang waktu aja' pikirnya.

Justin mengawasi sekitarnya, aman tidak ada anak perempuan lain. Ia mencuci tangannya dengan buru-buru sebelum ada anak perempuan yang melihatnya.

"Ngapain kamu?" Tanya seseorang dari arah pintu.

Justin terdiam, tapi tunggu, itu bukan suara anak perempuan. Ia berbalik badan dan melihat ada sesosok pemuda yang wajahnya sangat ia kenali.

"Ngapain kamu di kamar mandi perempuan?" Tanya Sangwon yang tengah menyenderkan tubuhnya di pintu.

"Kayang, ya kalo di kamar mandi ya pasti buang air lah!" Kesal Justin.

"Kenapa disini?" Tanya Sangwon lagi.

"Serah gue lah, minggir" sentak Justin.

Justin menyenggol lengan Sangwon kemudian berjalan biasa seakan-akan ia tak melakukan kesalahan, Sangwon kembali menghela napas.

Sepertinya ia perlu menambah stok kesabarannya.

–––

"Niki, kenapa kau diam saja?" Tanya Taki.

"Huh? Entahlah, aku merasa tak memiliki semangat" jawab Niki.

"Ayolah, jangan membuat wajah murung seperti itu, ayo senyum. Seperti ini"

Taki menunjukkan senyuman lebarnya, berharap Niki akan langsung tersenyum juga. Tapi rupanya, Niki hanya tersenyum sedikit saja, tidak seperti yang Taki bayangkan.

"Ayolah! Senyum yang lebar, jangan menahan senyuman mu" ujar Taki.

"Aku malas senyum" ujar Niki.

"Akan kubuat kau tersenyum" final Taki.

"How?" Tanya Niki.

Taki mengeluarkan sebuah bungkusan yang berisi kartu, sepertinya sudah waktunya untuk memulai pertunjukan.

"Ladies and gentleman, let me show you a magic tricks" ucap Taki.

Niki bertepuk tangan, entah apa yang akan Taki lakukan setelah ini.

Taki mulai menunjukkan kemampuannya, ia mengambil satu kartu kemudian membuatnya lenyap seketika, tangannya terulur ke arah telinga Niki lalu menarik sesuatu dari belakang.

"Tada! Bagaimana?" Tanya Taki yang kini tengah memegang tiga buah kartu.

"Wow! Bagaimana kau melakukannya?!" Tanya Niki penasaran.

"Latihan tentu saja" jawab Taki.

Sadar tidak sadar, Niki sudah tersenyum lebar berkat Taki, anak itu selalu punya 1001 cara untuk membuat Niki tersenyum ataupun tertawa.

"Lihat, kau sudah tersenyum, dan semua itu berkat ku" puji Taki pada dirinya sendiri.

Niki langsung mengubah wajahnya menjadi datar lagi.

"Hmm" jawabnya acuh.

Sudahlah, Taki lelah menghadapi pemuda berwajah datar di sampingnya itu. Rasanya ingin ia lempar saja ke jurang, tapi ingat kalau kak Sangwon akan memarahinya nanti.

–––

"Justin, nanti malam" ujar Yorch.

"Call" balas Justin.

Tanpa disadari, dari kejauhan Sangwon diam-diam mendengarkan percakapan Justin dan Yorch. Pemuda itu tersenyum kecil sebelum pergi.

"Dia melanggar perjanjian huh" ujar Edgar.

"Biarkan saja, dia pasti akan luluh sendiri" tutur Sangwon.

"Kau memperlihatkan sisi lainmu huh, anak nakal" kesal Edgar.

"C'mon bro, I need to entertain myself, besides, the race is really fun" ucap Sangwon.

"Hmm, terserah saja, jangan sampai terluka" peringat Edgar.

"Tidak akan, aku sudah melakukan ini lebih dari 6 tahun dan tidak pernah terluka, sepertinya" kata Sangwon.

"Ya ya ya, selamat bersenang-senang" kata Edgar.










































































Hey yo wassup, gimana ceritanya? Semoga suka ya.

Hehe, lama ya? Ampun ndoro. Oh iya, karena bentar lagi mau Ramadhan, aku mau fokus ke akunku yang satunya. Yang bukan uhuk bl uhuk, untuk menyucikan diri setelah banyak per bl an dalam hidup.

Aku bakal tetep nulis, tapi ga update dulu, oke.

Jangan lupa vote n komen ya, dan juga beri kritik dan saran supaya ceritanya lebih baik lagi ok bye bye 😁.

The Last LunaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora