The Last Luna

385 41 7
                                    

Awas ada typo.





















Justin terbangun karena lehernya terasa pegal-pegal, sesuatu nenahan pergerakannya. Ia menatap ke bawah, rupanya ada tangan besar yang memeluk pinggangnya, tunggu, tangan?!

Justin menengok ke samping, wajah Sangwon yang tengah tertidur pulas merupakan hal pertama yang ia lihat. Terlihat damai dan tenang, Justin tersenyum tipis namun ia menggeleng cepat setelah tersadar dari pikirannya sendiri.

Justin berusaha menggeser tangan Sangwon dari pinggangnya, hati-hati jangan sampai membangunkan pemuda yang tengah tertidur pulas ini.

Namun, Sangwon secara mendadak mengeratkan pelukannya di pinggang Justin, membuat pemuda itu menahan napasnya. Serangan jantung di pagi hari sepertinya bukan hal yang bagus untuk memulai hari.

"Bahkan dalam tidur saja dia membuat jantungku tak aman"

Justin masih berusaha menyingkirkan tangan Sangwon, hingga tak menyadari tatapan lembut dari sang dominan.

"Mau kabur?"

Suara bariton itu membuat Justin terdiam, tangannya yang sedari tadi sibuk untuk menyingkirkan tangan Sangwon langsung diam. Tubuhnya mengecil dalam dekapan sang dominan.

Sangwon merapikan rambut Justin, tak lupa ia mengusap pipi gembil itu.

"Mau kemana?" Nada suara itu terdengar melembut.

'AKU INGIN KABUR, SIALAN!'

Justin mengurungkan niatnya untuk mengatakan hal demikian, Sangwon terlalu menyeramkan sekarang, ketika bangun tidur saja aura alpha nya sudah sangat kuat.

"Ke kamar mandi" jawab Justin dengan nada yang terdengar ketus bagi Sangwon.

"Tidak boleh"

Sangwon mendekap Justin dengan erat, wajahnya ia letakkan di perpotongan leher Justin, mencoba menghirup aroma pheromone sang omega. Justin bergidik geli disaat Sangwon bernapas di lehernya.

"Minggir" usir Justin.

"Jangan pergi" pinta Sangwon yang semakin mengeratkan pelukannya. Justin kesulitan bernapas akibat pelukan Sangwon yang semakin erat.

"Kau.. mencekik ku" ucapnya.

"Hmm"

Perlahan-lahan, pelukan Sangwon mulai melonggar, Justin dapat bernapas dengan lega setelahnya.

"Aku ingin ke kamar mandi, minggir"

"Jangan pergi, kumohon" Sangwon kembali memeluknya.

Kali ini lebih seperti pelukan hangat biasa, Justin merasa nyaman, ia tidak bohong. Pelukan Sangwon terlalu nyaman untuk dilepaskan. Justin mengelus surai Sangwon, entahlah ada perasaan nyaman ketika dirinya berada di samping sang dominan.

"Kau, sudah menerima takdir mu?" Tanya Justin.

"Hmm"

"Apakah kau tidak punya jawaban lain selain itu?" Sarkas Justin.

"Tidak"

"Terserah, aku ingin ke kamar mandi" final Justin.

"Ikut"

"Tidak" tolak Justin, enak saja Sangwon ingin ikut ke kamar mandi.

"Ayolah, kita bahkan sudah berdiuman, kenapa harus mal- AKHHH SAKITT!!"

"BISAKAH KAU TUTUP MULUT BUSUKMU ITU?!!"

———

Setelah prahara rumah tangga di pagi hari, kedua anak Adam itu turun ke bawah untuk sarapan. Hei, mereka juga perlu mengisi perut mereka.

The Last LunaWhere stories live. Discover now