Prolog

48 13 7
                                    


Langkah santai itu menuruni satu per satu anak tangga. Perempuan yang masih mengenakan piyama itu menutup mulutnya yang terbuka sambil terus berjalan menuju ruang makan.

Sepasang mata yang masih mengantuk itu, spontan terbuka lebar saat melihat sosok laki-laki berkaus hitam sedang duduk santai di kursi meja makan dengan satu gelas kopi susu dihapannya.

"Heh, ngapain lo di sini?" tegurnya dengan sorot mata tajam.

Mendengar suara cempreng milik penghuni rumah ini membuat laki-laki itu menoleh. "Pagi, Nyonya Cerewet. Baru bangun jam segini?" sapanya tanpa mau menggubris teguran Fitri.

"Ngapain pagi-pagi udah ada di rumah orang?" Kalimat tanya yang dilontarkan dengan nada ketus sudah menjadi sesuatu yang biasa didengar oleh Hasan.

"Numpang makan, apalagi?" sahut Hasan begitu santai menanggapi, ia kembali meneguk kopi susu yang dibuatkan Ranti, Bunda dari Fitri.

Fitri mendrngkus, lalu memilih duduk pada kursi yang tak terlalu jauh dari Hasan. Fitri tak habis pikir mengapa Hasan sering sekali datang pagi-pagi ke rumahnya dengan dalih menumpang makan dan anehnya, keluarga Fitri tak ada yang merasa keberatan atas hal itu terkecuali Fitri sendiri.

"Numpang makan terus, miskin lo?" sindir Fitri sembari menuangkan air ke dalam gelas yang baru diambil. Terdengar tawa kecil dari Hasan, entah apa yang membuat laki-laki itu tertawa.

"Emak gue lagi pergi, lo tau itu."

"Dan gue gak peduli soal itu!" Fitri mendelik sesaat setelah mengatakan itu, karena Hasan melemparinya kulit kacang tanah. "Heh, lo ngajak ribut, ya?" Perempuan itu tak terima, lantas bangkit dan menghampiri Hasan yang tampak tak peduli dengan Fitri yang mulai geram.

Tanpa basa-basi lagi, Fitri melayangkan pukulannya pada pundak Hasan secara bertubi-tubi hingga Hasan sulit menghalau amukan perempuan yang kerap ia ganggu itu.

"Adek kamu apa-apaan, Sayang?" Bunda Ranti datang membawa satu mangkuk berisikan opor ayam dan menegur putrinya yang tengah memukuli Hasan.

Gerakan tangan Fitri terhenti begitu saja saat suara bundanya menyapa. Ia menjauh dari tubuh laki-laki yang kini memasang wajah dramatis, seperti ingin meminta bala bantuan pada Bunda Ranti yang begitu baik padanya.

"Bunda ngapain kasih dia masuk rumah kita, sih? Ganggu tau," keluh Fitri, menghampiri Bunda Ranti dengan wajah cemberut.

Alis Bunda Ranti tertarik ke atas. "Lho, emang kenapa?"

Respons Bunda justru  membuat Fitri kesal. Jika begini, maka sinyal bantuan dari Bunda akan menyala dan berujung membela Hasan, yang tentu akan diam-diam menampilkan senyum kemenangan pada Fitri tanpa Bunda ketahui.

"Tau ah, Bund!" Pada akhirnya Fitri memilih duduk kembali dengan mempertahankan wajah cemberutnya.

Bunda menggeleng, tak habis pikir dengan kelakuan putrinya yang terus bersikap demikian jika berhadapan dengan Hasan, padahal Bunda tahu jika Hasan adalah anak yang baik dan bisa diandalkan dalam hal menjaga putrinya.

Bunda menghampiri Fitri, lalu mengusap puncak kepalanya dengan penuh rasa sayang. "Mulai sekarang, jangan terlalu galak sama Hasan. Dia, kan, calon suami kamu," peringat Bunda dengan nada suara yang lembut.

Tunggu, apa Fitri tak salah dengar? Calon suami? Calon suami siapa? Mengapa tiba-tiba otaknya sulit untuk mencerna kalimat yang Bunda katakan barusan?

"Calon suami? Maksudnya apa, Bund?"

Senyum hangat Bunda Ranti tampilkan saat melihat air wajah bingung dari Fitri. "Hasan, calon suami kamu." Jawaban Bunda sukses membuat bola mata milik Fitri nyaris melompat keluar.

"Hah?"

***

Bismillahirrahmanirrahim
Hola olala!
Selamat datang di kisah baru. 🤗🥳
Selamat bergabung bersama Hasan dan Fitri.

Gimana prolog-nya? Bikin penasaran gak?

Kalo penasaran, stay tune, ya! Insya Allah akan hadir selama bulan April ini.

Fyi, cerita Different Ways ini diikutsertakan dalam event Nuper Noia, lho. Jadi, Sin minta dukungan dari kalian, ya. 🙏🥰 Jangan lupa klik bintang dan beri komentar.

Kritik dan saran yang membangun, sangat Sin terima. 🙏🤗

Terima kasih banyak. 🙏🥰
See you, papay!

Instagram & tiktok: @sinsin.nh

Sin, 01 April 2023

Different Ways ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang