Siap Gak Siap

9 3 3
                                    


"Gak perlu!"

"Perlu, Nyonya cerewet!"

"Gue bilang gak perlu! Gak usah pakai acara praweding segala. Buat apa?" bantah Fitri untuk kesekian kalinya. Wajahnya memerah menahan kesal. Sudah sejak sepuluh menit tadi mereka berdebat.

"Perlu. Kalau bukan karena kakek lo yang tanya, gue juga ogah. Tadi udah gue bilang, kakek lo nanya progres kita udah sampai mana buat persiapan? Dia bilang jangan lupa siapkan semua dengan baik." Tak mau kalah, Hasan pun turut memberi sanggahan.

"Tapi gue gak mau!"

Hasan berjalan menjauh dari Fitri yang baru saja duduk di sofa tunggal. "Ya terserah. Asal lo mau bilang ke kakek aja kalo kita gak akan pakai acara praweding."

"Ya, lo yang bilanglah!"

Hasan berbalik. "Lo cucunya dan yang lebih berhak bilang itu, ya, elo. Gue ikut keputusan lo aja," jawab Hasan. Laki-laki itu memilih duduk di sofa yang agak jauh dari Fitri yang kini terdiam masih dengan wajah kesal.

"Gak laki banget lo. Masa gue, sih, yang harus bilang?"

Hasan tak membalas lagi, ia memilih membahasi tenggorokannya dengan air mineral yang tersedia di raungan tersebut. Sudah ia katakan, dirinya akan ikut keputusan calon istrinya itu.

"San! Ih, lo yang bilang sana. Kalo gue gak berani, ntar kakek malah ceramahin gue," suruh perempuan itu.

Masih sama, Hasan masih diam. Hal itu membuat Fitri semakin kesal dibuatnya. Masa dirinya yang harus bertindak?

"Udahlah, prawedding aja. Gak apa-apa, gak akan rugi juga." Lidya yang sedari tadi menyaksikan perdebatan calon pengantin itu membuka suara. "Lagian konsep juga udah jadi, tinggal pemotretan aja," imbuhnya, mendekati temannya yang justru semakin cemberut.


***

Holla olala!

BACA SELENGKAPNYA DI KARYAKARSA. LINK ADA DI BIO, YA.

Until Jannah katanya. Semoga yaaa kalian wkwk.

Otw nikah, tuh, mereka. Stay tune, ya!

Jumpa lagi di bab berikutnya. Papay!

Sin, 28 April 2023

Different Ways ✔️Where stories live. Discover now