Oke

7 4 0
                                    


Hari masih gelap, tetapi Fitri sudah sibuk dengan kegiatan membereskan kamar. Niatnya hari ini ia akan jalan-jalan seorang diri dalam rangka healing setelah memikirkan banyak hal yang membuat sakit kepala.

Ide jalan-jalan ini terinspirasi saat Fitri membuka  media sosial dan menemukan video yang mengatakan, "jika masalah tidak ada jalan keluarnya, maka kita yang keluar jalan-jalan". Berharap dengan menghirup udara segar di luar sana, pikirannya pun ikut segar agar mampu berpikir jernih tentang perjodohan.

Setelah bersiap, perempuan yang selalu tampak modis itu kini memakai celana kulot hitam dengan kemeja kotak-kotak biru, serta kerudung pasmina yang senada. Lalu, ia berjalan keluar kamar menenteng Sling bag  serta sepatu sneakers miliknya.

Perempuan itu sengaja berangkat pagi untuk menghindari perbincangan dengan kedua orang tuanya. Fitri belum siap jika harus membahas persoalan tadi malam. Cukup tadi malam kepalanya pusing merangkai kata, hari ini biarkan ia mencari hal yang menyenangkan seorang diri.

"Mau ke mana?" Bunda Ranti mengernyit ketika melihat putrinya sudah rapi di pagi hari. Biasanya Fitri tak akan Serapi ini jika libur bekerja.

"Mau jalan-jalan, Bun. Aku berangkat, ya." Fitri meraih tangan sang bunda, kemudian menciumnya.

"Gak sarapan dulu? Ini udah selesai, kok," tawar wanita setengah baya itu, tetapi putrinya menggeleng cepat.

"Enggak, deh, Bun. Aku mau jajan juga nanti," tolaknya dengan menampilkan senyum lebar. "Aku berangkat, dadah Bunda, assalamualaikum." Setelah mendengar balasan salam dari bundanya, Fitri pun melesat dari dapur.

***

Berhubung hari ini weekend, Fitri memilih mengelilingi daerah komplek perumahannya menggunakan sepeda motor. Matahari belum menampakkan eksistensi yang dimilikinya secara utuh, sinar kuning itu masih tampak sedikit di atas langit.

Fitri bersenandung, udara pagi membuatnya semakin bersemangat untuk melanjutkan perjalanan lebih jauh dari ini.

Awalnya ia akan berhenti di angkringan bubur ayam Mang Ujang yang berada tak jauh dari gerbang komplek. Namun, ia urungkan ketika melihat ada Hasan yang sedang mengantre, sepertinya laki-laki itu habis berolah raga.

Ketika hendak melewati angkringan, rupanya Hasan menyadari kehadiran Fitri. Laki-laki itu berteriak, "Mau ke mana pagi-pagi gini, Nyonya cerewet?"

"Healing, dong!" balas Fitri antusias. Perempuan itu justru menghentikan laju motor tepat di depan Hasan. "Karena masalah yang semalem gak ada jalan keluarnya, jadi gue yang keluar jalan-jalan."

"Ya udah, sana! Gak usah balik juga gapapa," usir Hasan lengkap dengan gerakan tangan di udara.

Fitri mendengkus, kemudian kembali menarik tuas gas, meninggalkan Hasan yang tertawa. Seharusnya ia tak perlu menyahut Hasan tadi. Seharusnya Fitri tahu jika menghadapi Hasan akan membuat mood-nya turun drastis.

Tak mau acara jalan-jalannya diliputi rasa kesal, Fitri menghela napas dalam
Lalu mencari tempat makan yang cocok untuk sarapan. Bukan hal yang sulit untuk mencari sarapan di kota Bandung, karena di kota tempatnya lahir ini begitu banyak aneka kuliner yang tersedia.

Bandung adalah kota yang memiliki berjuta tempat wisata dan kuliner. Tak heran jika kota ini memiliki berjuta wisata kuliner. Fitri paling suka saat-saat seperti ini, mencari kuliner sepuasnya tanpa harus ada gangguan dari sosok Hasan.

Different Ways ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang