O1 | first time

59 10 0
                                    

Jika ditanya berapa jumlah teman dekatnya di sekolah, Rena tak akan berpikir dua kali untuk menjawab satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika ditanya berapa jumlah teman dekatnya di sekolah, Rena tak akan berpikir dua kali untuk menjawab satu. Iya, sejauh ini hanya satu yang mau berteman dengannya. Itu pun laki-laki. Namanya Sigit Gasendra. Cowok pertama yang ia temui sewaktu masuk kelas di hari pertama. Jujur, Rena tak menyangka jika cowok itu menjadi teman pertama dan satu-satunya di sekolah ini. Awalnya pun ia merasa canggung pada Sigit, sebab Sigit-lah yang mengajaknya mengobrol pertama kali. Tapi seiring berjalannya waktu, Rena jadi tak punya malu.

Sigit itu baik, tidak seperti temannya di SMP yang menusuknya dari belakang. Dia pintar, ada saat Rena lupa dengan tugas sekolah dan di saat darurat itu, Sigit-lah yang menjadi penyelamatnya. Cowok itu dengan baik hati memberikan contekan tugasnya. Bahkan pernah satu kali, Rena ke sekolah dalam keadaan lunglai akibat kebodohannya bergadang hanya untuk melihat teaser comeback terbaru Kim Jungwoo, idol NCT yang menjadi favoritnya. Dia hanya fokus ke sana, ditambah bergadang hampir pagi, Rena tentu tak sempat mengerjakan tugas sekolah yang harus dikumpulkan di hari itu. Dan lagi-lagi, Sigit yang membantunya. Dia merelakan diri membantu menyalinkan tugasnya. Berakhir dihukum berdua untuk membersihkan lapangan sebab guru mengenali perbedaan tulisan tangan keduanya.

Sigit itu idaman, meski sedikit tsundere, tapi kepeduliannya yang selalu dilakukan secara tulus membuatnya terlihat menggemaskan. Namun tentu saja, sebisa mungkin Rena menjaga batasan agar hubungan pertemanannya tetap sehat.

Pagi ini untuk pertama kalinya, Sigit terlambat datang dari jam biasa. Hal yang baru bagi Rena, sebab cowok itu selalu datang di jam setengah tujuh, sementara pagi ini wajahnya baru terlihat saat jam hampir menuju pukul tujuh tepat.

“Tumben.” Begitu yang Rena lontarkan pertama kali, bukan sapaan selamat pagi.

“Ada masalah dikit di rumah.” Sigit menjawabnya dengan malas. Jika Rena lebih peka, pagi itu wajah Sigit tampak kacau.

Tadinya, Rena ingin berbincang lebih lanjut sembari menunggu guru pertama masuk, tapi niatnya urung saat handphone yang berada di saku seragamnya bergetar beberapa kali. Dia yang awalnya mengira itu dari Ayah langsung menautkan alis saat melihat sebuah grup baru masuk ke dalam WhatsApp-nya.

OSIS Kirin Highschool '21

Isinya berupa pengurus senior yang menjelaskan tujuan dibuatnya grup tersebut, dilanjut semua anggota yang memperkenalkan diri, menyebutkan nama dan kelas yang ditinggali. Hanya Rena yang belum, sampai sesaat kemudian seseorang me-mention-nya.

+62 852-2321-7435 : Lo yang cuma diem, coba perkenalkan diri dulu @Renatta

Rena langsung ketar-ketir.

Renatta : Eh iya maaf, Kak, aku bingung mau bales gimana tadi. Btw namaku Rena, kelas X IPS 1

Yang lain langsung membalasnya, kali ini lebih sopan.

+62 878-9397-9241 : Halo salken ya, Ren. Selamat datang di OSIS

Renatta : Iya, Kak, makasih..

Glacier | Renjun ✓Where stories live. Discover now