2O | reason (finale)

61 6 0
                                    

Hadirnya Reno, bagai pengganti ketiadaan sang ayah bagi Raja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hadirnya Reno, bagai pengganti ketiadaan sang ayah bagi Raja. Mungkin, Chandra masih sibuk meski satu bulan sudah berlalu, tapi sebulan ini pula, Raja tak kesepian seperti dulu-dulu. Reno ada dan eksistensinya sudah seperti seorang ayah.

Pria itu tak kesal sebab Raja datang ke rumahnya saban hari. Sebaliknya, dia malah menyambutnya dengan baik. Bahkan ketika keduanya dalam satu ruangan yang sama, untuk beberapa waktu Raja harus mengingatkan dirinya berkali-kali, bahwa yang bersamanya adalah ayah Rena.

“Kak Raja, lagi??”

Rena mendelik melihat—lagi-lagi—cowok itu yang menjadi tamunya di malam ini. Bukan apa, kedatangannya yang lebih sering dari sebelumnya begitu menyusahkan Rena. Kalian tentu tahu alasannya.

Berkali-kali ia sudah menolak, berbagai alasan pun sudah ia keluarkan. Tapi akal Raja seolah tak pernah kehabisan ide. Dia banyak beralasan. Seringnya Reno yang ia jadikan tameng.

“Iya.” Cowok itu tersenyum kalem.

“Mau ngapain? Nggak ngasih tau pula.” Jurus ketusnya terdeteksi menyala.

“Memenuhi undangan Om Reno untuk nonton MotoGP bareng,” katanya.

“Ck. Ayah—”

“Ada siapa, Ren?” Suara Reno terdengar. Rena menoleh ke belakang, hendak menjawab namun Raja sudah mendahuluinya.

“Om, ini saya!”

“Oh, Raja! Masuk, Nak, masuk.”

Maka apa yang bisa Rena lakukan selain membuka daun pintu lebih lebar? Tidak ada.

Untuk kesekian kalinya, ia menyerah.

“Saya pikir kamu gak bakal datang.” Itu yang pertama Reno katakan saat Raja duduk di sampingnya. “Ini udah malam banget soalnya.”

“Maaf baru datang, tadi ada urusan yang harus saya selesain dulu.” Raja berkata setelah mendaratkan bokongnya di atas sofa. Tidak jauh dari tempatnya, Rena duduk dengan mata berotasi jengah.

“Oh, ngomong-ngomong siapa pembalap jagoan kamu?”

“Marc Marquez.”

“Wah? Kita sama!”

Rena pening. Sudah sudah, menonton Kim Jungwoo memang yang terbaik dari apa pun. Maka ia lantas beranjak dan melewati dua pria itu tanpa pamit. Raja yang akan menjawab ujaran Reno jadi urung dan beralih pada Rena. Wajah kecut perempuan itu menarik perhatiannya. “Ren, gak mau bergabung?”

“Nggak. Makasih. Aku mau pacaran aja.”

“Sama Lila?”

“Sama Jungwoo!”

Raja tak menjawab lagi, karena Rena pun sudah berlalu dan sosoknya hilang tak lama kemudian. Kini, di ruang tengah dengan suara televisi yang pelan itu hanya ada Raja dan Reno.

Glacier | Renjun ✓Where stories live. Discover now