O4 | can we go back?

34 10 0
                                    

Mereka yang bekerja kemarin telah resmi jadi penerus kepengurusan OSIS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka yang bekerja kemarin telah resmi jadi penerus kepengurusan OSIS. Sudah hampir seminggu sejak pelantikan, dan sejak itu pula Rena jadi sering bersama Raja karena jabatan antar keduanya.

Apa-apa, lelaki itu selalu meminta Rena. Padahal cowok itu punya sekretaris resmi alias temannya yang bernama Juandra, yang jelas-jelas berada satu tingkat di atas Rena. Tapi Raja lebih nyaman dengan perempuan itu ketimbang Juan. Saat ditanya alasan, Raja menjawabnya, “Lo mau kita dikira homo karena ke mana-mana berdua?”

Nada bicaranya begitu tenang, tapi mampu membungkam semua orang.

Dari sana, mereka yang menjadi anggota OSIS tak mempermasalahkan lagi jika Rena dan Raja lebih sering bersama saat di ruang OSIS.

Bulan Oktober kembali jadi bulan tersibuk untuk Rena. Sesuai rapat OSIS tempo lalu, tanggal 28 nanti akan diselenggarakan Pensi, acaranya akan besar-besaran sebab sambil memperingati hari sumpah pemuda.

Sudah sibuk, gadis itu sekarang tidak memiliki support system andalannya—Sigit Gasendra. Cowok itu masih mendiamkannya, bahkan setelah satu minggu lebih berlalu. Mereka tetap bertemu setiap hari, tapi Sigit seolah tak mengenal siapa itu Renatta. Dia hanya menatap beberapa saat, lantas membuang muka, atau jika kebetulan waktu istirahat, akan langsung ke kantin sendiri. Seperti hari ini.

Kelas X IPS 1 siang itu sudah lengang, hanya Rena dan Sigit yang masih tinggal. Rena sibuk dengan salinan tugas bendahara kelasnya karena ketinggalan banyak materi. Dan Sigit… anak itu hanya diam memainkan ponsel.

Seharusnya ia pergi mengisi perut ke kantin begitu selesai dengan tugas, tapi lihatlah, tubuhnya enggan beranjak dari sana. Buku di hadapannya masih terbuka, penyamaran agar Sigit tak curiga.

Alasan kenapa ia tetap tinggal adalah, Rena sudah bertekad akan berdamai dengan Sigit hari ini—atas saran Reno tentunya. Tidak baik jika memendam amarah lama-lama, begitu nasihatnya. Dan jika Sigit tetap sama, maka sang putri lah yang pertama mengajaknya bicara.

Namun sekarang ia gemas pada dirinya sendiri. Karena bukannya bicara, dia malah diam seperti batu. Kenapa ia jadi begini ketika biasanya ia merusuh pada Sigit?

Rena sudah menyerah dengan mengajaknya bicara langsung, akhirnya memilih melalui chat.

Renatta: sigit.

Belum ada balasan. Centang dua terlihat tapi belum berubah jadi biru.

Renatta: bales gue, lo lagi aktif
Renatta: gue mau ngomong.
Renatta: SIGIT

Sigit: gue lagi main game, Nyed
Sigit: notif lo ganggu banget
Sigit: kan. Gue kalah sekarang

Renatta: eh maap deh
Renatta: gimana?

Sigit: lo di samping gue, oke?
Sigit: ngomong mah tinggal ngomong, gausa pake chat
Sigit: dan jangan ganggu gue lagi main game

Glacier | Renjun ✓Where stories live. Discover now