Introduce

5.3K 372 4
                                    


Adek

Brother Ship

.
.
.

Jeno tidak pernah menyangka bahwa di usianya yang ke 22 tahun ini memiliki seorang adik yang berusia 4 tahun. Yah memang pada awalnya Jeno ingin sekali mempunyai adik agar ada seseorang yang bisa menemaninya bermain disaat masa kecilnya.

Seiring berjalannya waktu, Jeno sudah melupakan harapannya untuk memiliki seorang adik dan mulai nyaman menjadi anak tunggal. Namun ketika diusianya menginjak 17 tahun, kedua orangtuanya memberitahu bahwa Jeno akan segera memiliki seorang adik persis yang di harapkan oleh Jeno saat Jeno masih kecil.

Respon pertama kali Jeno mendengar kabar hal itu, agak shock. Antara sedih dan senang? Sedih karena Jeno bukan menjadi anak satu satunya lagi di keluarga tersebut, senang karena harapan beberapa tahun silam tercapai. Jeno yang pada saat itu berusia 17 tahun itu sedang labil labilnya, dimana pada saat itu Jeno sedang membutuhkan perhatian lebih karena Jeno mulai masuk ke perguruan tinggi dimana Jeno harus belajar ekstra dan butuh dukungan dari kedua orangtuanya.

Dan karena adanya anggota keluarga baru fokus kedua orang tuanya terhadap Jeno menjadi terbelah. Awalnya Jeno merasa agak diabaikan dan terlalu cemburu karena perhatian kedua orang tuanya terpecah kepada adik bayi yang baru lahir, wajar diusia 17 tahun sedang dalam masa pubertas.

Namun perlahan Jeno mulai mengerti dan menerima semuanya dengan lapang dada, mulai memahami semuanya. Jeno menjadi bahagia ketika melihat adik bayi yang saat itu masih kecil, masih dalam gendongan sang ibu tersenyum manis didalam tidurnya entah mimpi indah apa hingga sang adik tersenyum manis di dalam tidurnya.

Memang tidak menyangka bahwa diusia 22 tahun Jeno memiliki seorang adik yang berusia 5 tahun.

Namanya Renjun atau biasa di panggil Injun atau adek oleh kedua orang tuanya dan Jeno. Si anak gemes, manis, dan sedang aktif aktifnya itu memiliki sifat yang bertolak belakang dengan Jeno yang memiliki sifat introvert.

Begitu jauh jarak usia antara Jeno dan Renjun, tapi tak membuat mereka menjadi jauh hanya karena jarak antara usia mereka.

Renjun yang memulai memasuki taman kanak kanak sedangkan Jeno yang sedang mengerjakan skripsinya yang tinggal setengah jalan lagi akan selesai.

"ABANG NONO YIYAT KOKO NDAK?!" Suara teriakan Renjun terdengar di penjuru ruangan yang membuat Jeno terkejut bukan main.

"Astagfirullah Injun udah berapa kali abang bilang jangan teriak di dalam rumah" Peringatan Jeno untuk kesekian kalinya.

Renjun berdiri di depan Jeno dengan senyum 5 jarinya hingga menampkan gigi susunya. "Abang yiyat koko ndak?"

"Koko siapa lagi?" Kata Jeno, dia sering mendengar nama nama asing yang keluar dari mulut mungil si gemes.

"Itu loh meng yang keci, kemarin adek sama ayah taru koko di belakang rumah tapi pas adek yiyat tadi koko udah ndak ada" Kata Renjun.

Ah ternyata kucing kecil berbulu oren yang sempat buat Jeno terserah flu mendadak.

Kucing kecil tersebut sudah disingkirkan oleh pak Tian aka pak supir pribadi sang bunda. Karena Jeno alergi bulu kucing, Jeno segera menyuruh pak Tian untuk menyingkarkam kucing kecil tersebut yang pada saat itu sedang berkeliaran di dalam rumah.

Haduhh... gimana ya cara mengatakannya ke Renjun. Masalahnya ini bukan pertama kalinya, ini sudah sering terjadi. Renjun selalu membawa kucing liar untuk di pelihara dan untuk kesekian kalinya Jeno menyingkirkan kucing tersebut.

Pada akhirnya Renjun hanya bisa pasrah ketika kucing liar yang dibawanya sudah hilang karena dibuang sang kakak.

"Abang suruh pak Tian kasih Idar. Coba adek ke rumah Idar deh" Kata Jeno.

"Abanggggg.... kenapa selalu buang buang meng adek ihhhh. Meng lucuuuuu kenapa abanggg tega buang buang meng lucuuu" Rengek Renjun.

Jeno meringis mendengar suara sang adik. "Bunda kan udah kasih tau kalau abang gak bisa dekat deket meng. Nah lihat hidung abang merah karena bulu meng nya yang bertebaran kemana mana"

"Abang, maafin adek" Kata Renjun, si gemes merasa bersalah untuk kesekian kalinya.

Untuk kesekian kalinya Jeno merasa gemas dengan Renjun. "Iyaa. Kalau begitu ayoo bobo siang yaa"

"Ndak mau ahh mau balapan sepeda sama Idar sama Janu" Kata Renjun, dia bergegas lari mengambil sepeda roda 3 berwarna kuning yang berada di dekat motor matic milik Jeno.

Jeno menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan kelakuan sang adik yang super aktif. "Ya allah panas panas begini demen banget keluar dah"

"Adek pulang atuh ini mah panas banget da" Kata Jeno, dia menyusul keluar mencari sang adik yang sudah hilang wujudnya.

"Gesit banget dah tuh bocah" Kata Jeno.

~oOo~

To be continued...

Halloo!!! Hehehe, aku buat short story untuk nemenin waktu waktu puasa kalian. Ini pure abang-adek gak ada unsur apa apa, jadi aman buat di bawa di bulan puasa ini.

Untuk updatenya gak nentu, sesuai mood aku atau jadwal pulang kerja ku yang gak stabil. Sok banget yaa hahaha....

Tapi aku sempetin buat update, insya allah yaa....

AdekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang