C; Special Idul Adha

626 136 6
                                    

- Happy Eid Adha -

"Assalamualaikum" Jeno datang dengan wajah lesu, sehabis pulang dari masjid dekat rumah pak RT bersama sang ayah mengantar 2 sapi qurban yang senagaja dibeli untuk acara Idul Adha besok.

"WALAIKUM SALAM!!! ABANG!!! AYAH" Renjun datang dengan wajah super duper mega ceria, berbanding terbalik dengan wajah Jeno pada saat ini.

Sang ayah sudah tidak heran lagi dengan tingkah anak bungsunya. "Adek,,, sudah mandi sore??"

"Sudah ayahh, adek sudah mandi sore bersama bunda, adek juga sudah mamam opor sama bunda, adek sudah kenyang hehehe" Renjun menepuk pelan perut tummy-nya dengan cengiran khasnya yang manis. Renjun tak puasa karena masih sakit pasca kepulangan dari kampung halaman sang bunda, Korea.

Jeno sudah tidak mempunyai tenaga lagi, saat ini dia sedang duduk di sofa dengan mata terpejam. Seharian mengikuti kegiatan sang ayah yang banyak menguras tenaga, mencari sebuah sapi yang berkualitas untuk di kurbankan pada hari raya esok dari tempat 1 ke tempat yang lain karena sang ayah yang cenderung sangat teliti terhadap sapi yang akan di kurbankan membuat Jeno sedikit kelelahan karena bukan hanya 1 tempat yang mereka kunjungi tapi 12 tempat dalam waktu sehari.

Pada akhirnya sore tadi sang ayah memutuskan membeli 2 ekor sapi dengan kualitas baik untuk di kurbankan. 2 ekor sapi tersebut sudah di berikan kepada panitia kurban. Dan Jeno adalah salah satu dari panitia kurban untuk acara esok hari.

"Jen, terimakasih sudah menemani ayah nyari sapi kurban" Kata sang ayah.

Jeno segera memposisikan tubuhnya. "Bukan masalah,,, Jeno seneng kok nyari sapi bareng ayah tahun kemarin kan gak bisa karena Jeno masih ngekost hehe"

"Tapi muka mu kelihatan cape banget, Jen" Kata sang ayah, beliau menggoda sedikit anak sulungnya itu.

"Ahh gak kok, emang gini muka Jeno hehe" Kata Jeno, dia tidak ingin terlihat sangat lelah didepan sang ayah.

Renjun mencolek pipi sang kakak. "Huuuu abang bohong yaaa"

"Mana ada bocil" Sanggah Jeno.

"Abangg,,, adek mau kurban tapi adek kurbannya kambing, boleh kan? Kata bunda boleh kok kurban kambing. Adek udah beli kambingnyaa, ada di belakang rumah lohhh. Tadi belinya sama bundaaaa. Kambing adek besaarr bangett makannya banyak"

Renjun dengan banyak bicaranya membuat energi Jeno kembali penuh. "Oh iyaahh??? abang penarasan deh sama kambingnya adek"

"Iyaa lah, adek belinya sama bunda tadi pagi pas di pasar. Kasihan bunda harus bawa kambinya dari pasar ke rumah" Kata Renjun, cerita yang seru membuat Jeno percaya.

"Abangg,,, mandi duluu. Jangan dekat dekat adek dulu" Kata bunda.

Jeno menurunkan Renjun dari pangkuannya. "Ihh adek yang dekat dekat abaang"

"Abang bau sapiii" Kata Renjun.

Bunda dan ayah menahan tawanya sedangkan Jeno cemberut karena perkataan sang adik. Ayah menggelengkan kepalanya, anak bungsunya itu kenapa sangat menggemaskan. "Adekk,,, nanti abang ngambek lohh"

"Hehehe abang adek minta maaf, tapi bener kok abang bau sapi 😫" Kata Renjun, dia berlari menghampiri sang bunda bersembunyi di balik kaki sang bunda.

"Awasss ya adekk, abang unyel unyel pipi adek" Kata Jeno dengan wajah galak yang dibuatnya.

"Aaaa bundaaa,,, abang mau unyel unyel pipi adekk" Kata Renjun.

Ayah dan bunda yang tengah melihat Jeno dan Renjun kejar kejaran kecil di ruang tamu hanya bisa tersenyum maklum, pemandangan yang mereka ingin lihat setiap hari tapi apa daya dengan pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan.
































AdekWhere stories live. Discover now