dua puluh tujuh

9.9K 423 5
                                    

Assalamualaikum
Semoga suka sama ceritanya



Setelah memakan disert tadi gus Fahri langsung ke ruang pengurus pesantren karna abi Abdullah memanggilnya. Sekarang waktu menunjukan pukul 06.50 sebentar lagi akan azan magrib dan Shanum baru selesai mandi.

"humaira" panggil gus Fahri. Gus Fahri sudah siap untuk pergi ke mesjid.

"iya mas"

"mas pergi ke mesjid dulu ya, kamu ke ndalem aja biar ada temenya, kamu kan belum terbiasa di sini sendiri"

"iya mas ini juga mau siap-siap, sekalian mau bawa disert buat umi dan abi"

"yaudah mas tungguin biar bareng" setelah siap Shanum dan gus Fahri langsung ke luar.

"assalamualaikum" salam gus Fahri dan Shanum, mereka sudah sampai di ndalem.

"waalaikumsalam, ehh kalian"

"umi fahri nitip shanum ya, fahri mau ke mesjid dulu, nanti fahri jemput lagi"

"ihh mas pake di titipin segala shanum kan bukan anak kecil" ucap Shanum memonyongkan bibirnya.

"biar mas tenang ra" ucap gus Fahri sambil mengelus kepala Shanum.

"ihh jadi gak bener kerudung shanum" sebenar nya bukan takut gak benar kerudung nya, tapi ia salting karna di perlakukan begitu di depan mertuanya.

"haha kalian lucu sekali nak"

"yasudah kalau begitu fahri pergi dulu, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Shanum dan umi Sifa langsung duduk di ruang tamu, kebetulan abi Abdullah sudah berangkat kemesjid tadi sebelum Shanum dan gus Fahri datang.

"gimana nak, udah ada tanda-tanda hamil" tanya umi Sifa.

'boro-boro hamil nyoblos aja belum' batin Shanum.

"belum umi doain ya umi" Shanum hanya memberikan tanggapan seperti itu, ternyata umi Sifa bukan main-main ingin mempunyai cucu ia sangat sungguh-sungguh sampai Shanum yang belum ada menginjak sebulan pernikahan sudah di tagih cucu.

"umi selalu doain kalian, kamu yang rajin yah sama fahri, supaya umi bisa secepatnya punya cucu"

'buset dah mertua gue, gue sekali aja belum pernah udah di suruh rajin aja' batin Shanum berbicara.

"hehe iya umi"

Shanum langsung membuka Hpnya karna tadi ia membawa Hp takut bosen. Ia langsung membuka aplikasi tiktak, dan sungguh kebetulan atau bagai mana yang masuk fyp tiktak nya tentang hubungan suami istri, sampai ada ceramah yang mengatakan jika istri tidak memberikan hak untuk suami ia akan mendapatkan dosa besar.

"duh gue dosa gak ya, tapikan mas Fahri gak minta" gumam Shanum.

Lalu Shanum lanjut menskrol tiktaknya, sampai ada viti yang bilang waktu pertama itu sakit tapi seterusnya engga, saat Shanum melihat kolom komentar pun banyak yang bilang seperti itu, Shanum jadi ngeri sendiri ia langsung keluar dari aplikasi itu.

"nih tiktak tau aja kalo gue lagi bahas ginian sama mertua" gumam Shanum kembali.

Tidak lama setelah itu azan magrib berkumandang Shanum langsung siap-siap untuk sholat. Setelah sholat Shanum langsung membaca Al-Qur'an dan di lanjut dengan sholat isya. Setelah sholat Shanum langsung keluar dari kamar menuju ruang tamu.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam mass" ternyata itu gus Fahri dan abi Abdullah yang sudah pulang.

"mas sini deh" gus Fahri langsung menghampiri Shanum dan duduk di dekat Shanum.

Shanum langsung mendekatkan wajahnya ke telinga gus Fahri. "mas kita numpang makan di ndalem ya soalnya shanum gak masak" ucap Shanum berbisik kepada gus Fahri.

"kalian kenapa" ujar umi yang datang dari kamar.

"kata shanum kita mau numpang makan soalnya dia gak masak" ucap gus Fahri dengan polosnya.

Shanum yang mendengar perkataan gus Fahri langsung melebarkan matanya. Kenapa juga suaminya harus ngomong kepada umi Sifa, Shanum kan bisik-bisik supaya tidak di dengar orang dan gus Fahri dengan enteng nya berbicara.

"ehh, hehe itu umi, apa, anu tadi shanum ke sorean jadi gak sempet masak" ucap Shanum gelagapan.

"haha kamu lucu sekali nak"

"yasudah kita langsung makan saja" ucap abi Abdullah.

Setelah mereka makan malam Shanum dan gus Fahri langsung pulang kerumah, karna merasa tidak ada lagi yang harus di kerjakan.

"humaira kenapa jalan duluan, tungguin mas" ucap gus Fahri yang melihat Shanum berjalan dengan cepat.

"mass bikin shanum malu sama umi"

"emang mas ngelakuin apa"

"pikir aja sendiri" gus Fahri langsung berfikir dengan keras kesalahan apa yang sudah ia perbuat sampai membuat istrinya itu marah. Setelah berfikir dengar keras tapi nihil gus Fahri tidak tau kesalahan apa yang ia perbuat.

"bilang sama mas, jika mas salah mas minta maaf" ucap gus Fahri dengan lembut.

"ngapain minta maaf kalo gak tau salahnya apa" Shanum langsung masuk ke dalam kamar dan duduk di atas kasur.

"ra" panggil gus Fahri yang sudah masuk ke dalam kamar.

"humaira" panggil gus Fahri sekali lagi.

"humaira gak baik loh mendiami suami hukumnya dosa"

"ckk, udah lah gak usah di bahas lagi"

"kamu gak marah lagi kan sama mas" tanya gus Fahri.

"iya iya engga" Shanum yang tidak mau menambah dosa karna dosanya sudah banyak sekali langsung memaafkan suaminya itu.

"ayo siap-siap mas mau ngulang hafalan kamu dari juz 30" Shanum langsung berwudhu dan memakai mukenanya.

Shanum dan gus Fahri duduk di atas sajadah gus Fahri akan mengetes hafalan Shanum supaya tidak lupa. Saat sampai di bacaan surah At-takwir Shanum malah muter-muter dan jadi merembet ke surah Al-infitar.

Gus Fahri tersenyum kecil mendengar bacaan surah Shanum. "humaira sebenarnya kamu sedang membaca surah at-takwir atau al-infitar"

"at-takwir mas" jawab Shanum sambil memejamkan matanya untuk mengingat bacaanya.

"tapi kamu muter-muter malah jadi ke surah al-infitar"

"ihh mas diem dulu shanum lagi inget-inget lagi" Shanum kesal merasa terganggu oleh suaminya.

"itu salah ra" ucap gus Fahri sambil menatap Shanum dengan menjurus dalam ke arah matanya, tatapan nya lembut tapi tajam, ada tatapan sayang dan cinta di dalamnya.

Shanum langsung menangis karna tidak selesai-selesai ia pusing, lagi gus Fahri tidak membantunya sedikitpun.

"hiks mas shanum pusing ngapalinya dari tadi salah mulu" Shanum memang seperti itu jika menurut Shanum ia tidak bisa dan di tuntut untuk bisa ia akan mudah menangis.

"coba baca lagi pelan-pelan aja" Shanum membaca lagi, tapi nihil ia masih terus mutar-mutar.

"hiks udah mas hiks shanum gak bisa"

"bisa ra, gak ada yang gak bisa" Shanum masih berusah tapi ia malah mengingat jika dulu teman-temanya memberi ia kado saat pernikahanya dengan gus Fahri tapi Shanum belum sempat membukanya.

"hiks udah mas, shanum hiks mau unboxing kado aja" ucap Shanum yang mau berdiri.

"selesaikan dulu hafalnya baru mas kasih izin apapun yang kamu mau lakuin" dengan terpaksa Shanum berusaha menyeselsaikanya walaupun sambil terisak menangis

Finally shanum bisa menyelesaikan semuanya, untung saja gus Fahri mau memberi tau nya walaupun sedikit-sedikit.

"alhamdulillah, kan udah mas bilang kalau kamu itu bisa ra, jangan meragukan kemampuan kamu sendiri"

"iya mas" Shanum langsung buru-buru membereskan mukena serta sajadahnya ia langsung mengambil kado dari teman-temanya.

See u

Jadi Madu Gus Fahri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang