#1. Terpaksa

1.9K 286 92
                                    

▪︎▪︎▪︎

"Lalisa Manobal!" Panggilnya

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Lalisa Manobal!" Panggilnya.

Lisa yang sedang tertawa puas di antara keliling meja bersama rekan-rekannya itu praktis berhenti. Kepalanya berputar 180° ke belakang hanya untuk menemukan Jennie menatap datar dari pintu kantin.

"Gue?" Yang disebut Lisa itu menunjuk dirinya sendiri.

"Ya menurut lo nama lo siapa?" Jennie berdecak sinis di tempatnya.

"Perasaan nama gue Lalisa Manoban?"

Deretan manusia yang semula ikut tertawa seperti Rosè, Ryujin, Winter, Seulgi, Moonbyul, Jeongyeon, Sinbi, Mina, sampai ke Wendy sendiri seketika mematung. Mereka saling bersitatap dengan pertanyaan tanpa suara. Cukup kaget dengan kedatangan Jennie yang secara tiba-tiba siang ini di kantin.

"Apaan?" Sambil beranjak, Lisa mengangkat dagunya. Namun yang dilakukan Jennie justru berlalu keluar, seolah-olah memberi sinyal agar pembicaraan dilanjutkan di luar kantin.

Lisa jelas tidak punya harapan apa-apa tiba-tiba dihampiri Jennie seperti ini. Maka dengan tampang sok-sok-an songong, dia menatap Jennie dihiasi dua alis yang terangkat ketika perempuan itu membawanya jauh memasuki kembali lorong fakultas di lantai 1.

"Gue mau ngajak lo naik percalonan kahim-wakahim tahun ini." Ucap Jennie datar.

"Loh? Maksud lo?" Bola mata Lisa nyaris terjatuh detik itu juga.

"Gue mau ngajak lo naik percalonan kahim-wakahim tahun ini." Ulang Jennie dengan mata memejam menahan kesabarannya yang setipis tissue.

"Lo naksir gue ya?"

"Gausah pede."

"Buktinya ngajak gue?"

"Gue ngajak nyalon, bukan pacaran."

"Yaaah... kirain..." Lisa pura-pura menampilkan wajah kecewanya.

"Buruan deh, gue banyak kerjaan! Mau nggak lo?!"

"Buset, santai dulu dong mbak. Duduk dulu, minum dulu, lo ini lagi ngajak bakal calon pemimpin, bukan ngajak tawuran. Sini dah, omongin baik-baik." Lisa hendak membawa Jennie kembali masuk ke dalam kantin, namun Jennie sudah menepis lebih dulu.

"Di sini aja."

"Keras kepala nih ah." Lisa memberengut sebal. "Yaudah, gue butuh alasan kenapa lo pengen ngajak gue naik."

"Kayaknya pengen banget dipuji-puji ya lo?"

"Hah? Yaiyalah Jen, lo pasti punya alasan dong kenapa ngajak gue buat naik? Padahal banyak tuh cowok-cowok yang ngajak lo." Lisa mengernyit tak mengerti. Jennie ini, memang manusia paling sensi, paling nggak jelas, dan paling menyebalkan kalau diajak bicara.

"Gue butuh tipikal orang seperti lo."

"Tipikal yang gimana nih?"

"Ya yang gampang banget ngerangkul anak-anak."

Himpunan | Jenlisa✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat