#80. As Usually

953 161 77
                                    

▪︎▪︎▪︎

Forum besar kembali dilanjutkan setelah mengusir Romi dari dalam. Pria itu akhirnya bisa pergi walau kembali lagi sambil menendang meja yang nyaris membuat alumni lain ikut memekik marah kembali. Namun, Suho dan Xiumin berhasil menenangkan suasana yang semakin malam itu semakin riskan.

Presentasi kembali dimulai setelah memakan waktu 20 menit dari waktu skors. Dengan anggota forum yang sudah lebih bangun dari sebelumnya. Tidak ada lagi yang tidur, tidak ada lagi yang melamun, semuanya dipaksa bugar di pukul setengah sebelas ini.

Presentasi selanjutnya dilanjutkan oleh pengmas. Jennie sudah was-was pada alumni yang akan menyerang bagian pemegang departemen-departemen ini. Tapi Kun dan Rosè membuka pemaparan dengan mulus dan suara halus yang lancar. Menjabarkan event-event apa saja yang sudah mereka lakukan. Seperti rutin melakukan bansos, penggalangan dana, atau sosialiasi pada anak-anak yang tidak berpendikan (anak jalanan dan anak desa).

Setelah pertikaian antara wakahim dan alumni ini, seisi forum menjadi lebih tenang dalam menanggapi pengurus yang sedang melakukan penyajian. Departemen Pengabdian Masyarakat itu banyak acungan jempol guna mengapresiasi kerja-kerasnya yang hebat. Para alumni bahkan lebih terpukul iba ketika Rosè menjelaskan secara detail selama mereka semua melakukan pemberdayaan.

"Menurut gue teh ya, kalian udah bener-bener kompak dan nggak saling tuduh begitu, bagus lah. Tapi gue mau ngasih masukan nih, boleh kagak?" Ujar Dio.

"Boleh dong Kang, gimana nih?" Rosé menyahut.

"Niat kalian kan udah bagus, bahkan indikator keberhasilan sekaligus proker gede ini berani diambil ama lo pada. Gue salut sih sama kadep dan kahimnya." Sejenak, Dio juga mengacungi jempol pada Jennie. "Gue cuma mau kasih saran aja. Buat proker-proker gede begini juga harus dipikirkan sampai ke pengeluaran dana ye. Jangan sampai lu pada maksain ngerjain, terus himpunan yang tadinya buat nyalurin bakat malah jadi beban lu pada. Mau kagak mau kalau ada acara itu biasain danusan, jangan mentang-mentang punya duit main keluarin. Kerjanya organisasi kagak begitu ya."

"Oh iya Kang, makasih ya sebelumnya atas masukan itu. Bener, kita terima masukan itu. Alhamdulillah kemarin itu dapat masukan dana dari dekanat, terus balik modal soalnya dapet masukan dari penduduk di sana. Nggak besar sih, tapi lumayan lah gitu. Kita juga biasanya rutin ngadain sumbang uang kas ke bendahara. 2 ribu misal per orang, terus kalau mau acara selalu pasti lakuin danusan dulu." Jawab Rosè.

"Heem okelah. Segitu aja dari gue, lanjut!" Dio mengangguk dan kembali mengacungkan jempol.

"Keren ya, kreatif banget kahimnya puter indikator keberhasilan begini." Irene melirik Jennie, begitu pula Jennie yang menatap Irene dengan senyum lebar sampai matanya menyipit.

Irene akhirnya kelihatan senyum di larut malam begini. Padahal Jennie dah nunggu dari sore😤.

Pemaparan Pengmas selesai dengan selamat. Lucas sudah keringat dingin saja ketika mereka melakukan closing. Tak henti-henti menggenggam tangan Joy di sampingnya, serta Joy yang akan senantiasa menepuk-nepuknya sembari membisiki semangat.

"Semangat Cas, kalau takut liat ke gue aja." Jennie menoleh ke arahnya, kemudian tersenyum manis seolah dia sedang menyuntik semangatnya dengan paparan senyum.

"Jen, gua takut Jen. Mana cuma sendiri..." Lucas menatap cemas. Makin cemas ketika Kun dan Rosè sudah turun dari forum.

"Nggak akan Cas, gua marahin lagi ntar yang marahin lu." Celetuk Lisa yang langsung dipukul pahanya oleh Jennie.

"Lo diem deh, gue takut kalau lo lagi marah-marah! Udah napa, sabaran dikit!"

"Mana ada manusia kek begitu gua sabarin ya Jen, ngelunjak anjing."

Himpunan | Jenlisa✔Where stories live. Discover now