#60. Satu Orang yang Sama

993 161 29
                                    

▪︎▪︎▪︎

Waktu untuk menuju ujian akhir semester akan segera dekat. Sebentar lagi, setelah mereka berpikir bagaimana agar ipk kuliahnya tetap stabil, mereka juga harus berpikir keras bagaimana caranya menarik banyak SDM ketika nantinya kepengurusan mereka akan berakhir. Ah, nampaknya beban-beban itu tak pernah hilang, hanya mengendap saja.

Hari ini, Jennie berjalan sendirian tanpa Lisa di sisinya. Berangkat mandiri dan menggendong tas yang berisikan laptop serta tumpukan modul di dalamnya. Tadi Lisa mengabari bahwa ia sudah lebih dulu di kelas dengan sebagian anggota himpunan yang mengerubuninya untuk membicangkan masalah eksternal yang sempat terjadi.

"Jennie!"

Dia membalik lehernya begitu seseorang memanggil dari belakang. Ada Tzuyu yang baru masuk berlarian mengejarnya.

"Ada kelas nih?" Tanyanya basa-basi.

"Ada." Jennie mengangguk singkat.

"Lisanya mana? Biasanya mangkat bareng?"

Entah mengapa untuk menjawab itu Jennie mendadak keki. Dalam hatinya malah ngomel yang tidak-tidak akibat kecemburuannya kemarin. Jennie berusaha tersenyum dan memberikan kesan yang baik di wajahnya. Lagipula, tidak etis sekali bila Jennie marah-marah pada Tzuyu. Toh tidak ada yang salah.

"Udah duluan dia." Ungkapnya sambil terus memacu langkahnya ke atas anak tangga.

"Ada yang mau gue omongin nih terkait pemberdayaan kemaren."

"Dapet panggilan lagi?"

"Udah tau aja nih, nebak dulu kek Jen!" Tzuyu memukul pelan pundaknya, namun Jennie hanya terkekeh.

"Ada apaan lagi?" Tanya Jennie santai.

"Pihak DPRD manggil humas sama ketuplak pemberdayaan kemaren. Terus kita diajakin rapat pertemuan. Gue kok takut ya."

"Takut kenapa? Datang aja."

"Ih, biasanya suka ngomel nih kalau mau mendekati ujian anak-anak nggak boleh kecapean atau ngikutin urusan lain-lain. Tumben langsung diizinin?" Tzuyu masih menggodanya.

"Kahimnya kan mau turun, kalau mau diperhatiin sama Wendy atau Joy aja."

"Iiiih! Masih marah ya lo? Hahahaha!" Tzuyu tergelak tawa.

"Nggak sih."

"Aaaaa, gausah kayak gitu Jen. Ntar kalau bukan lo anak-anak pada nggak mau." Goda Tzuyu seraya merangkul pundaknya.

"Nggak mau gimana? Bukannya anak kabinet nggak mau gue sama Lisa kahim-wakahimnya?"

"Hahahaha, marah nih? Marah beneran ya?" Tzuyu menoleh lekat. "Mereka cuma bercanda doang. Masuk grup lagi yuk?"

"Ogah!"

Tzuyu tak kuasa untuk menahan tawanya kali ini. Sampai di lantai 3 setelah berjalan bersama, hingga tawanya membuat atensi orang-orang yang sedang berlalu di situ menoleh serempak.

Bahkan ketika Tzuyu mengikutinya masuk ke dalam kelas dan melihat lingkaran yang dibuat Lisa.

"Hei, kahimnya masih pundung nih! Tanggung jawab loh!" Tzuyu menunjuk ke arah Jennie yang berlalu pada bangkunya sendiri.

"Jen, pundung Jen?" Yeri menggodanya.

"CIAAAAH PUNDUNG SI IBU!" Sorak Joy.

"Jen, yang pundungan pantatnya kelap-kelip." Celetuk Doyoung membuat semua lelaki tertawa.

"Ngobrolnya di luar!" Jennie kembali menarik tangan Tzuyu keluar.

"Heh, tanggung jawab nih!" Tzuyu masih terus menunjuk kepala Jennie dari atas.

Himpunan | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang