#77. Kasih Impian

1K 153 34
                                    

▪︎▪︎▪︎

"GI, KAK IRENE GI!"

"GI BUSET BUSET BUSET! CANTIK BANGET DOI!"

"ANJENGGGG PONIAN DONG!!"

"MANA ANYING SAHA NU PONIAN?!"

"SI IRENE, LIS! LIAT BURU ADUH!"

"GI, IZIN MENIKUNG INIMAH!"

"YA ALLAH TOLONG KAK JISOO CANTIK PISAN GUSTI! TOLONG IEU MAH!"

"WOY PENGURUS INTI, TURUN DULU NIH ADA ALUMNI!"

Tapi, Seulgi sama sekali tak bergerak dari sudut tribun. Berkamuflase dengan penonton lain, dua matanya menelisik tajam ke bawah sana dimana kedatangan gerombolan alumni himpunan yang langsung disambut semua panitia, cukup juga membuat atensi beberapa penonton menoleh.

Suara dari panggilan HT itu masih terus menyahut dari tangannya. Namun, Seulgi sama sekali tak menyumbangkan pendapatnya kesana. Dua matanya sudah terbius hebat walau harus dari kejauhan memandangi Irene.

Cantik banget pacar gua. Tutur batinnya.

Seulgi tak tahu jelas apakah itu kacamata gaya atau memang belakangan ini matanya menjadi minus. Seulgi juga tidak tahu sejak kapan setelan perempuan itu berubah lebih lucu. Setahu Seulgi, kekasihnya itu hanya sibuk bekerja lembur.

Katanya, seseorang yang sudah jadi mantan itu pesonanya akan makin tumpah-tumpahan.

Tidak dengan Irene.

Tidak ada istilah-istilah begitu untuk Irene. Dia setiap harinya akan tetap berubah semakin spektakuler. Entah masih sebagai kekasih, mantan, sekalipun nanti jadi istrinya.

"Turun anying!" Tahu-tahu dari belakang Wendy langsung menyeret lengannya.

"Apaan sih Wen? Kagak mau ah!"

"Lo kenapa sih sama dia? Lagi ada masalah?"

"Kagak!"

"Ya terus? Buruan turun, gausah salting-saltingan tai pedut!"

Wendy tetap memaksanya turun kendati-pun Seulgi meronta minta dilepaskan. Tenaganya yang lebih besar dari Si Beruang itu jelas tak bisa dikalahkan. Gelar mengejutkan Wendy langsung melemparnya ke hadapan Irene.

"Eh?" Kepala Irene sampai mundur ke belakang.

"Hai kak!" Seulgi berujar, tapi dia sibuk mendelik ke arah Wendy. "Baru pada dateng nih kak? Mau di backstage atau di sini?"

"Backstagenya dimana dah?"

"Di sekre." Jennie yang menjawab. "Tapi jangan deh, itu buat bintang tamu. Lo di belakang panggung ini aja, di sana ada kursi sama meja."

"Anjir, tega amat kita disimpen di belakang panggung." Protes Chanyeol.

"Banyak protes lu, syukur-syukur disediain!" Langsung ditoyor oleh Dio.

"Dah buru ikut gua!" Lisa langsung mengacungkan tangannya sambil berjalan lebih dulu. Menuntun pasukan cowok kesana.

"Di tenda panitia aja yuk." Dan Jennie langsung mengarahkan ke sisi tribun, dimana ada dua tenda penuh oleh kursi dan meja khusus pantauan panitia.

Seulgi diam-diam mengulur langkahnya ke paling belakang. Menghindari dikit demi dikit agar tak berjajaran dengan Irene. Dari sudut pandang Irene, perempuan itu jelas menyadari bahwa Seulginya memberi jarak. Membuat ia membatin pelan tak berani melirik.

"Anjir Si Uwen ama Lucas jadi MC? Pantes aja teriakannya nyampe ke parkiran tadi!" Jisoo berujar begitu sampai.

"Sumpah anjir, gue sawan dengernya! Elah, ga aneh ternyata die!" Sowon menatap Wendy yang juga sedang menatapnya di sisi panggung. Kemudian saling melambai.

Himpunan | Jenlisa✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora