82*

563 85 4
                                    

Skip.

5 tahun kemudian

Di sebuah negara maju, terlihat seorang wanita yg berusia sekitar 22th sedang berdiri di tepi dinding kaca tebal yg menampakan langsung pemandangan kota. Tatapannya terlihat kosong menatap kedung-gedung yg menjulang tinggi di hadapanya.

Tak lama kemudian seorang wanita yg lebih tua darinya masuk dengan secangkir teh hijau panas di tanganya.

"Minumlah teh ini"ucap wanita itu

"Letakkan saja di situ nanti aku akan meminumnya"jawab nya yg di balas anggukan oleh wanita yg lebih tua.

Setelah meletakan cangkir yg di bawanya , wanita itu berjalan menghampiri seseorang yg sejak tadi tidak bergeming dari tempatnya.

"5 tahun sudah berlalu, apa kau tidak ada keinginan untuk kembali?"tanya nya

"Kak Mira ayo lah, kepalaku sedang sakit jangan bahas itu dulu"ucap wanita itu sambil memijit pelipisnya.

"Christy minggu depan adalah ulang tahun Aran, sekaligus peringatan hari kematiannya, apa kau tidak ingin kembali untuk menemuinya?"tanya Mira

"Aku ingin, tapi aku masih belum sanggup"ucap Christy

"Lalu Chika? Kau bahkan tidak datang ke acara pernikahan nya"ucap Mira

"Dia bukan urusan ku, lagi pula dia pasti paham dengan situasi ini"ucap Christy

"Aku dengar dia menetap di London"ucap Mira sambil mendudukkan dirinya di sofa

"Aku tau"jawab Christy

"Lalu bagaimana dengan kepulanganmu?"tanya Mira

"Aku akan memikirkannya"jawab Christy

"Ku rasa kau bisa kembali untuk menemui Aran, dan semua orang yg ada di Indonesia pasti juga sudah sangat merindukanmu"ucap Mira kemudian berjalan keluar meninggalkan Christy seorang diri di ruanganya.

Christy menghembuskan nafasnya kasar kemudian berjalan menuju ke kursi kebesarannya.

Ia memijit pelipisnya dan detik kemudian pandanganya beralih menatap sebuah bingkai foto.

Christy menatap dalam foto itu sambil berfikir setelah ini apakah yg akan ia lakukan.

Di tempat lain.

Di sebuah negara bergaya Eropa terlihat seorang wanita dewasa yg sedang duduk di balkon kamarnya dengan se cangkir coklat panas di meja.

Beberapa kali menghela nafas terdengar dari bibir tipis nya. Matanya yg coklat tak beralih menatap langit senja di hadapanya.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun berlari masuk ke dalam kamar.

"Bunda tolooong"pekik anak itu sambil melompat ke pangkuan sang bunda

"Ran ada apa?"tanya sang bunda

"Ada raksasa yg mengejar ran bunda"ucap anak laki-laki itu

Pintu kamar terbuka dan masuk lah seorang pria dewasa berbadan tegap dari balik pintu itu.

"Hahaha di mana kau, aku akan memakanmu jika aku berhasil menemukanmu"ucap pria itu

Wanita yg sejak tadi bingung kini mulai tersenyum, ia tau sekarang. Anak dan suaminya sedang bermain Rakasa besar. Ran yg sejak tadi duduk di pangkuan nya kini beralih memeluknya erat sambil menenggelamkan wajahnya di dada ibunya.

Pria itu pun berjalan ke arah balkon dan melihat anak semata wayangnya yg sedang memeluk erat tubuh ibunya.

Sang bunda yg memang jahil dari setelan awalnya pun tersenyum sambil mengangguk. Suaminya yg paham pun langsung saja menggendong anak nya dengan tawa renyah yg keluar dari mulutnya.

"Hahaha ketemu"pekik pria itu

"Hahaha ayah sudah, aku lelah"ucap ran

Sang bunda yg sejak tadi melihat adegan itu pun tersenyum kecil dan tak terasa air matanya menetes ke pipi nya yg mulus. Anak laki-laki itu yg melihat bundanya menangis pun merosot dari gendongan sang ayah dan berjalan menghampiri bundanya.

"Bunda ada apa? Kenapa bunda menangis?"tanya ran sambil mengusap air mata yg ada di pipi sang bunda

"Bunda tidak papa, bunda hanya merindukan seseorang"jawab bundanya

"Apa orang yg bunda rindukan adalah uncle super Hero?"tanya anak itu

Wanita yg ada di hadapanya itu terdiam sambil memikirkan siapa yg anaknya maksud.

"Siapa yg kau maksud uncle super Hero?"tanya bunda

"Dia adalah uncle super Hero bunda"jawab ran sambil menunjuk bingkai foto yg ada di meja.

"Ayah bilang, uncle super Hero sangat hebat. Dia mempertaruhkan nyawanya demi membuat orang lain bahagia. Aku ingin menjadi seperti uncle super Hero"ucap ran antusias

"Apa ran akan ikut meninggalkan bunda seperti yg uncle super Hero lakukan?"tanya bunda pada anak semata wayangnya.

"Aku tidak akan pernah meninggalkan bunda, aku janji"jawab ran

"Tidak jangan berjanji, semua orang yg berjanji pada bunda selalu meninggalkan bunda. Tolong jangan tinggalkan bunda sayang"ucap bunda sambil memeluk tubuh mungil ran

"Ran tidak akan pernah meninggalkan bunda, ran sayang bunda"ucap ran sambil memeluk tubuh bundanya.

"Kau sama seperti uncle mu"ucap sang ayah yg membuat ran menatap ke arahnya

"Benarkah?"tanya ran

"Ya, kau bahkan lebih mirip dengannya dari pada dengan ku ayah mu sendiri"jawab ayah sambil terkekeh

"Keren sekali"pekik ran

"Kapan aku bisa bertemu dengan uncle super Hero ayah? Aku sangat ingin bertemu denganya"tanya ran

"Ayah tidak tau, mungkin suatu hari nanti"jawab ayah

"Bagaimana wajah uncle Aran? Apa wajahku juga mirip dengannya?"tanya ran Karna dia tidak pernah melihat wajah Aran dengan detail.

"Tentu, kadang ayah berfikir, kau anak ayah tau anak uncle super Hero"ucap ayah sambil terkekeh

"Baiklah Ran, pergilah bermain di bawah, ayah sedang ingin berbicara dengan bundamu"ucap sang ayah

"Baik ayah, kalau begitu aku akan turun"ucap ran kemudian berjalan meninggalkan kamar.

"Chika"panggil Chiko yg sejak tadi melihat kekhawatiran yang ada di mata sang istri

"Jangan biarkan ran jadi seperti Aran"ucap Chika cepat

"Aku ingin bicara"ucap Chiko

"Soal apa?"tanya Chika

"Minggu depan ulang tahun Aran sekaligus peringatan hari kematiannya yg ke 5 tahun. Apa kita bisa pulang bersama?"tanya Chiko

Chika diam memikirkan semua perkataan yang Chiko ucapkan. Sejauh ini hanya Chiko saja lah yg selalu pulang untuk memperingati hari kematian Aran.

"Sudah 5 tahun berlalu, apa kau tidak merindukan Aran?"tanya Chiko

"Aku merindukannya, sangat merindukan nya. Tapi aku belum bisa menahan air mataku agar tidak jatuh di hadapanya"ucap Chika dengan air mata yg tiba-tiba menetes

"Huft aku tau, mungkin aku sudah bisa membuat dirimu mencintai ku tapi aku juga tau aku tidak akan bisa menggantikan posisi Aran di hatimu"ucap Chiko sambil menghapus air mata Chika

"Sayang, jangan salah paham aku-"ucap Chika

"Aku tau,  seperti yg aku pernah katakan padamu. Cintai aku seperti kau mencintai Aran jangan pernah lebih"ucap chiko

Setelah mengatakan itu suasana di antara mereka menjadi hening. Mereka sibuk dengan

"Aku akan kembali"ucap Chika yg mampu membuat Chiko menoleh ke arahnya dan tersenyum

kutub Utara di hati ku [End] [Revisi]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin