bab 2

87 44 49
                                    

Dipastikan Jika kalian membaca cerita ini author akan mengutuk kalian agar kecanduan, gamon, dan jatuh cinta berkepanjangan dengan cerita ini.

Dan ya saran author di ADD ya diperpustakaan kalian, or reading list, hehe makasih readers.

**
Hai ngab, ini cerita pertama author jadi maapin author jika ada kesalahan kata dan ejaan nya yaa.

Be happy ngab! Selamat membaca, semoga suka amiin.

Bismillah..

***

Aku mau bertahan sampai akhir bersamamu. Tapi aku rasa itu hanya kesia-siaan.

****"Bu saya mau izin ke toilet bentar

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

****
"Bu saya mau izin ke toilet bentar."

Guru yang berada didepan itu mengangguk paham dan mempersilahkan Naura keluar dari kelas.

Setelah melihat respon dari gurunya tersebut Naura bergegas keluar dari kelas. Naura tidak benar-benar ingin ketoilet. Ia hanya ingin pergi melihat keadaan Sandy dia merindukan lelaki itu.

Ia menyusuri koridor-koridor dan berjalan perlahan karena sekolah ini cukup sepi. Semua siswa-siswi sedang sibuk berkutik dengan tugas masing-masing.

Akhirnya ia hampir sampai ke tujuannya. Didepan pintu ia melihat keadaan yang ada dikelas tersebut. Dan betul saja sesuai yang dia prediksi kelas ini mendapat jam kosong lagi.

"Van gue juga punya hati. Gue capek harus bertahan karena rasa kasian."

"Anj mulut lo San."

"Van lo nggk akan pernah ngerti pacaran sama orang penyakitan mental kayak dia."

Bughh...

Naura mendengar jelas suara itu. Begitu familiar baginya.

"Jadi itu alasan kamu mau putus?"

Naura tersenyum garing dan langsung bergegas ke toilet. Menertawakan pantulan dirinya dicermin.

"Iya juga emang siapa yang bakal bertahan sama orang penyakitan mental. "

Naura menundukkan kepala ia masih mencerna alasan yang keluar dari laki-laki yang ia sangat kagumi itu.

Jahat. Satu kata itu Mendeksripsikan laki-laki itu saat ini. Dia menjadi paham tanpa mempertanyakan maksud Sandy kemarin memutuskannya.

Ia beropini sekarang semuanya sudah jelas. Ia tidak perlu lagi pendapat Sandy sekarang. Ia paham dan tahu diri sekarang.

Bulir-bulir air mata terus saja lolos dari kelopak matanya. Tidak ada tanda-tanda air matanya akan berhenti menangis. Ia menangis sejadi-jadiny saat ini.

Ia masuk kedalam salah satu bilik toilet lalu mengunci dirinya sendiri didalam sana. Ia tidak ingin kembali kekelasnya dalam pikiran kacau seperti ini.

Semua Tentang KitaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ