Bab 7

61 32 57
                                    

Dipastikan Jika kalian membaca cerita ini author akan mengutuk kalian agar kecanduan, gamon, dan jatuh cinta berkepanjangan dengan cerita ini.

Dan ya saran author di ADD ya diperpustakaan kalian, or reading list, hehe makasih readers.

**
Hai ngab, ini cerita pertama author jadi maapin author jika ada kesalahan kata dan ejaan nya yaa.

Be happy ngab! Selamat membaca, semoga suka amiin.

Bismillah..

***
"Semua akan merasa tersakiti pada akhirnya."

****Naura menghirup dalam udara yang berada disekitarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****
Naura menghirup dalam udara yang berada disekitarnya. Taman belakang sekolah yang sepi itu menemaninya saat ini.

Penampilannya saat ini sangat acak-acakan. Mata yang sedari tadi terus menangis tanpa tahu kapan hentinya.

Dia sama sekali tidak sedih hanya karena cintanya sudah selesai. Bukan itu, tapi ini tentang bagaimana kedua sahabatnya itu menghianatinya.

'Sial gue bahkan nggk tau permainan kalian sejauh ini'

Selama ini tidak terbesit difikirannya akan mengalami hal ini. Siapa yang salah disini? Mereka atau dirinya? Entahlah sekarang fikirannya tidak bisa berfikir positif.

Persahabatan yang mereka jalin sejak masih kecil harus berakhir sekarang? Secepat itu kah mereka?.

Sepasang bola mata tengah memperhatikan Naura dari jauh. Ingin menghampiri tapi mungkin saja Naura butuh waktu sendiri.

Ervan menghela nafas.

'Naura pasti butuh sandaran saat ini'

Tanpa berfikir lama Ervan berjalan menghampiri Naura yang sangat berantakan. Dan duduk disamping gadis itu. Menatap kearah langit yang tengah ditatap juga oleh Naura.

"Gue...Udah tau semuanya Ra."

"Kenapa lo sembunyiin Van?"

Naura menoleh kearah Ervan. Mereka saling menatap saat ini. Ervan melihat Naura yang wajahnya dipenuhi air mata. Tidak tega melihatnya.

"Gue takut lo sakit hati."

Naura semakin terisak mendengar perkataan Ervan barusan. Bukannya sama saja jika lebih awal dia memberi tahu Naura?.

"Gue mau Sandy sendiri yang mengakuinya Ra."

Betul kata Ervan selama ini Naura hanya percaya apa yang keluar dari perkataan Sandy. Tidak peduli itu kebohongan atau kebenarannya yang jelas Sandy sendiri yang mengatakannya.

Ervan semakin tidak tega dia tidak tahu cara menenangkan seseorang yang sedang kacau. Dengan adanya inisiatif Ervan perlahan mendekati Naura dan membawanya kepelukan Ervan. Mengelus lembut rambut gadis itu.

"Nangis sepuas lo aja Ra, gue tau itu sakit."

Setelah mengatakan itu Ervan mendengar Naura menangis semakin menjadi-jadi dipelukan Ervan. Ervan? Tentu dengan sabar menunggu gadis itu selesai.

Semua Tentang KitaWhere stories live. Discover now