14. Pergi...

2.4K 176 117
                                    

"Aku sudah mengaktifkan bom yang tertanam diruangan ini. Tidak ingin pergi melarikan diri?"



Semua orang terbelalak, rasa tegang mulai menyerang diri mereka. Berbeda dengan pria yang tersenyum senang kala menatap wajah musuh-musuhnya yang takut, was-was, dan gelisah.

"AAAAA TOLONG! SELAMATKAN DIRI!!" Teriak Hueningkai seraya berlarian kesana kemari. Soobin menatap Hueningkai malas, lantas maniknya beralih menatap Jeno tajam.

"Kau benar-benar gila!" Maki Soobin pada Jeno.

Pria itu malah tertawa terbahak-bahak, semua orang yang ada di sana menatapnya horor, apakah pria itu waras? Jika bom meledak. Semua orang yang berada disini akan mati dan hancur, begitu juga dengan pria itukan? Ia juga akan habis diruangan ini dengan yang lainnya.

Yeji yang dari tadi hanya diam bertarung, marah akan tingkah Jeno, ia mendekati pria itu menarik kerahnya.

"Kau waras hah?! Jika bom nya meledak, kita akan ikut hancur bersama mereka dasar bodoh!"

Jeno menatapnya marah, ia melepaskan tangan Yeji yang menarik kerahnya dan menendang perutnya hingga terpental beberapa jarak dan menabrak tumpukan tong besi.

Melihat itu, Ryujin terbelalak, "woy! Gilak ya lo! Itu cewek anjir, benar-benar bukan tipe lelaki idaman lu!"

Jeno menggendikan bahunya tak peduli, kini matanya beralih menatap Beomgyu yang berdiri didepan pintu. Ia tersenyum miring, sedangkan Beomgyu menatapnya datar.

"Dua puluh detik lagi, kalian akan habis ditelan oleh api."  Ujarnya lantas tertawa keras.

Tapi tawanya terhenti kala melihat Beomgyu tersenyum miring, "benarkah?"

Beomgyu mengeluarkan pistol yang lain di sakunya, dan saat itu juga Jeno terbelalak. Pistol yang dipegang oleh Beomgyu, adalah senjata yang sudah lama ia incar. Beomgyu berbalik kearah pintu dan mengarahkan pistolnya kepintu tersebut,

Beomgyu mulai menarik pelatuknya, perlahan bola cahaya berwarna merah mengumpul di lubang pelurunya dan membentuk sebuah bola sebesar bola tenis, selang beberapa detik, bola tersebut dilepaskan dan,

DUARR!

Pintu tersebut hancur. Dan potongan-potongan besi berhamburan keluar. Taehyun yang berada di gendongan Beomgyu takjub, baru kali ini ia melihat sebuah pistol yang bisa menghancurkan objek sasaran dalam sekali tembak.

"SEMUANYA! KELUAR!" Teriak Beomgyu hampir saja membuat Taehyun terjungkal karena kaget.

Mendengar itu, semua pasukannya keluar dari ruangan. Jeno menggeram, ia hendak berlari mengejar mereka, namun Mark menghadangnya dan memukul rahang Jeno keras sehingga membuat sang empu tersungkur.

"Apa yang kau lakukan hah?!" Teriaknya tak terima,

Mark menatap Jeno dengan tatapan membunuh, tangan pria itu terkepal kuat, wajahnya terlihat dingin namun menakutkan.

"Kau, harus mati."

Cahaya menyapa mereka kala berhasil keluar dari markas ICE, ternyata markasnya terletak ditengah-tengah hamparan tanah yang bercampur dengan salju nan luas, serta dikelilingi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi.

DUARR!!!

Markas ICE meledak disertai dengan dentuman besar dan api yang mengudara, asap-asap mulai mengepul mencemari udara. Langkah mereka terhenti dan berbalik menatap markas ICE yang hancur terbakar.

Beomgyu menurunkan Taehyun perlahan, dan menahan badan Taehyun agar tidak jatuh. Pemuda manis itu perlahan jatuh terduduk karena kakinya tak sanggup untuk berdiri, ia tersentak kala Beomgyu tiba-tiba memeluknya erat. Pria itu meletakkan dagunya dibahu Taehyun, dan tangannya mengusap lembut surainya.

SAVE ME! -Beomtae ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora