²⁴ Flower

19 2 0
                                    

"Orang-orang cenderung berkumpul dengan golongan yang sama, sebab menjadi minoritas ditengah-tengah mayoritas kadang sulit untuk diterima,"

©Sudut Pandang

Remember this overwhelming feeling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Remember this overwhelming feeling

***

Masih di hari yang sama dengan pasokan oksigen yang seakan menipis akibat emosi yang tertahan.

Sosok Ghaftan yang terkesan selalu tenang justru menaruh banyak kegelisahan di dalam isi pikiran yang hanya dia saja yang tahu bagaimana riuhnya.

Ia tak sempat membagikan seluruh keluh kesah itu kepada siapapun.

Kehidupannya yang sekarang memang kurang baik tapi dibalik itu, dirinya mampu belajar mengontrol segala emosi dan menempatkan sesuatu sesuai porsinya.

Tidak seperti Ghaftan 2 tahun lalu yang memiliki sumbu tipis.

See? Semua orang itu tidak pernah ada yang sempurna dan semua orang pun tidak pernah ada yang betul-betul terbentuk sebagai orang jahat.

Mereka berproses, hanya saja perbedaannya terletak pada, maukah dia berubah? atau lebih baik diam saja ditempat.

Ghaftan tak pernah menyangka dirinya akan bekerja dibidang yang tidak pernah ia inginkan, ia tak terlalu suka berhubungan dengan masakan, pemasaran, bahkan menjadi seorang photographer dan sesekali menjadi driver online.

Ia mencoba hidup dibawah tekanan, yang dimana ia menyandang gelar anak pertama dengan memiliki dua orang adik perempuan.

'Those many anxious days, I'm not afraid anymore.'

Semenjak ayahnya terlibat dengan kasus pamannya ia yang perlu maju untuk membiayai mereka semua.

"Saya perlu gak nyaman dulu untuk menemukan tingkat kenyamanan yang lain," itulah yang sering dijadikan motivasinya belakangan ini, ia tak bisa terjebak dalam kenyamanannya yang membuat dirinya tidak berkembang sama sekali.

Semenjak saat itu, Ghaftan hanya bisa fokus pada keluarga dan dirinya sendiri tidak ada yang bisa menggantikan urutan itu dalam hidupnya, bahkan ia rela meninggalkan Key dengan segala pertimbangan dan salah satu pertimbangan itu alasannya ada pada Vega yakni, adiknya sendiri.

Suasana di KeyLava Florist ini cukup tenang, sehingga bagi siapapun yang mau mencari bunga betah berlama-lama.

"Key.." panggil Ghaftan.

Key menoleh sekilas, sampai pada akhirnya ia menghampiri laki-laki yang sempat memanggilnya.

"Eh Ghaftan, mau cari bunga ya? mau yang seperti apa?" tanya Key penuh antusias.

Entahlah, apa yang sebenarnya dua raga ini rasakan tapi keduanya Nampak biasa saja.

"Apa aja," jawabnya singkat.

Sudut Pandang [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang