23. Promise

35K 4.3K 2.1K
                                    

Hai, gimana kabarnya? Kalian masih nungguin cerita ini, kan?😔

Aku up lagi kalo vote dan komennya udah 2k yaawww💗💗

Aku up lagi kalo vote dan komennya udah 2k yaawww💗💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Promise

"Ayo kita sembuh bersama." — Gala Arsenio.

***

"Lo kenapa sih, Gal?" tanya Ilham heran. "Mau lahiran lo?"

Ilham berdecak kesal. Bagaimana tidak? Sejak tiga puluh menit yang lalu sahabatnya itu tidak berhenti mondar-mandir di dalam kamar sembari mengacak rambutnya dan berteriak kata 'aarrgghh' entah berapa kali.

Ya, sejak tadi malam Ilham memang berada di rumah Gala. Ilham menginap di sana. Jadi, ia bisa melihat langsung kelakuan aneh yang Gala lakukan pagi ini.

"Diem lo."

Hanya kata itu yang Gala ucapkan sebelum masuk ke kamar mandi. Meninggalkan Ilham dengan segala kebingungannya.

"Cowok emang aneh." Ilham mendengus kasar, lalu kembali fokus menatap layar laptop berukuran 13 inci di hadapannya untuk mengerjakan tugas-tugasnya yang menumpuk.

Sementara itu, di dalam kamar mandi, Gala mengacak rambutnya frustasi sambil kembali berteriak dengan kata andalannya. Bukan, bukan. Kali ini Gala tidak sedang emosi. Hanya saja, ia sedang galau. Banyak sekali ketakutan-ketakutan yang hinggap di kepalanya.

"AAARRGGHHH!!!"

Pertama, ia takut Kakak tingkat Riri alias Shanka yang nantinya juga akan satu project dengannya dan Riri, akan mengancam posisinya di hidup Riri.

Kekanakan sekali memang jika menakutkan persoalan ini. Namun, Gala tetaplah Gala. Manusia pencemburu yang satu itu memang menjadi overthinker belakangan ini. Gala sering memikirkan hal yang sebenarnya tidak perlu dipikir.

Kedua, Gala takut Shanka benar-benar mempunyai perasaan lebih ke Riri. Seperti yang ia ketahui, selama ini hubungan Riri dan Shanka memang hanya sebatas penulis dan editor, tetapi di luar itu mereka juga berhubungan baik. Sangat baik bahkan. Beberapa kali mereka juga sempat jalan bersama, bukan?

Ketiga, ini yang paling Gala takutkan. Bukannya Gala tidak percaya dengan Riri. Hanya saja, semua bisa terjadi. Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Dan sialnya Gala percaya dengan kalimat tersebut. Gala takut Riri juga menaruh perasaan lebih pada Shanka. Apalagi Shanka mempunyai daya tarik tersendiri yang Gala yakini bisa membuat perempuan-perempuan di luaran sana menyukainya. Tak terkecuali Riri.

Gala mengusap wajahnya kasar. Ia menatap bayangan dirinya di depan cermin. Menurutnya, dirinya terlihat begitu berantakan, jelek, dan tidak menarik.

"AARRGGHH!!!"

Ya, inti dari semuanya, sebenarnya Gala sedang insecure dengan Shanka.

Tepat setelah obrolan mereka kemarin saat membahas tentang project, Gala merasa dari segi apapun, selain fisik, dirinya tidak ada apa-apanya dibanding Shanka. Ia merasa tidak semenarik Shanka di mata Riri. Tidak sepintar Shanka. Tidak sedewasa Shanka. Tidak seberwibawa Shanka. Tidak sebijaksana Shanka. Juga tidak 'sekeren' Shanka.

BUCINABLE 2 ; More Than Home Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang