Seseorang Yang Tak Ingin DiTemui

260 40 57
                                    

👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟 🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟👟 🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅🪅

Alan akhirnya mengembalikan dua kardus martabak yang dia bawa tadi ke Daniel. Mukanya cemberut gara-gara bawain martabak yang Daniel titipin dia jadi dicuekin kakak beradik itu. Akhirnya dia mutusin buat pulang aja. Gagal sudah rencana mabarnya bareng Gara sama Damian.

"Kenapa Lo bawa lagi?" Tanya Daniel.

"Lo pikir dong kenapa. Besok- besok gak usah titip-menitip ke gue. Kalau Lo berani kasih langsung aja. Huh!"

Daniel udah menduga sih bakal kayak gini. Dia cuma pengen tahu aja. Tebakkannya benar atau gak dan hasilnya...akurat. Daniel mengulurkan sekardus martabaknya tadi.

"Bawa pulang. Lo makan sendiri deh."

Sayangnya Alan gak mau. Dia lebih memilih buat pulang ke rumah. Moodnya lagi buruk.
Daniel gak marah, Alan bersikap kayak gitu. Biar kata Alan itu sepupunya, tapi dia jarang komunikasi sejak dia pindah ke Aussie. Mungkin juga Alan marah karena Daniel menyakiti sahabatnya.

Daniel menatap layar ponselnya. Ada fotonya dan Gara saat masih pacaran dulu.
Iya pacaran. Dulu saat SMP,tapi dua tahun lalu Daniel minta putus. Saat itu memang dia merasa bosan dengan hubungannya bersama Gara. Namun, setelah putus dia baru menyadari betapa dia sangat merindukan Gara.

Itu sebabnya setelah perdebatan dengan ayahnya yang panjang, dia berhasil meluluhkan ayahnya agar bisa sekolah di Indonesia. Demi Gara saat ini dia bisa melakukan apa saja.

Diputus secara sepihak oleh orang yang dicintainya jelas membuat Gara sakit hati. Meskipun masih SMP, tapi dia serius pacaran dengan Daniel.
Mendengar Alan kembali menyebut namanya, membuatnya jengkel. Kenapa saat dirinya mulai bergerak maju, orang itu harus kembali ke hadapannya. Gara memijit pelipisnya.

Daripada pusing, Gara memutuskan untuk pergi menenangkan pikiran. Dia mengambil kunci motor dan melesat pergi. Dia pergi ke mini market tempat dia belanja sore ini. Membeli beberapa camilan dan es krim seperti yang di beli Raven tadi sore.

Dia duduk di bangku yang sambil memakan cemilan yang dia beli. Hingga sebuah suara yang dia kenal masuk ke Indra pendengarannya. Saat dia menoleh dia melihat Raven yang sepertinya terjatuh. Belanjaannya berantakan. Bahkan ada beberapa butir tomat yang menggelinding di selokan.

Tanpa banyak bicara Gara langsung lari menghampiri Revan.

"Lo kenapa? Bisa-bisanya jatuh?" Tanya Gara sambil mengulurkan tangannya ke arah Raven. Raven menerima uluran tangannya dan perlahan berdiri. Gara menyuruh Raven buat duduk dulu. Dia sendiri merapikan belanjaan Raven yang berantakan. Ada beberapa telur yang pecah.

"Telurnya ada yang pecah? Mau gue beliin lagi?" Tanya Gara.

"Gak banyak kan? Gak usahlah. Entar gue ngomong sama kakak gue," Jawabnya.

Are U Cinderella? (Complete)Where stories live. Discover now