My World is U

197 25 7
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Daniel masuk ke kamar mandi. Menyalakan shower dan berdiri di guyuran air shower yang dingin. Bukankah tadi dia agak keterlaluan. Gara bakal tambah marah padanya. Dia terlalu memaksa. Rasa sakit ini, apakah begini yang Gara rasakan dulu? Begini rasanya dibuang?

Daniel ingat betul bagaimana raut wajah Gara saat dia memutuskannya dulu. Kecewa, sedih dan marah. Dia ingat bagaimana mulut kotornya mengatakan bahwa hubungan mereka membosankan. Bagaimana mulut tidak sopan ya mengoceh bahwa Gara orang yang tidak layak untuknya. Cih!

Setelah sekian lama, karma datang padanya. Kini dia yang harus mengemis pada Gara agar kembali padanya. Bukankah dia gila? Masih berani meminta setelah apa yang dia lakukan.

Sayangnya dia sudah gak sanggup lagi. Perasaannya kian hari bertambah kuat. Dia ingin kembali menjalani hari-harinya bersama Gara yang manja dan ceria. Bukan seorang Gara yang dingin dan menatap tajam padanya. Dia ingin Gara yang dulu.

Salahkan dia yang dulu mengikuti hasutan temannya untuk mencari orang lain. Mengikuti insting yang menginginkan hubungan yang lebih bersama orang yang berpengalaman. Setelah tahu bahwa itu membuatnya puas, dia mulai lupa kalau ada seorang anak polos yang selalu membuatnya bahagia.

Diantara kepolosan dan kepuasan, dia akhirnya lebih memilih kepuasan. Meninggalkan Gara yang saat itu berlinang air mata karena kecewa. Itu air mata terakhir yang dia lihat sebelum ayahnya tahu apa yang dia lakukan di luar sana lalu mengirimnya ke Aussie. Meninggalkan Gara yang terlanjur sakit hati.

Tak ada permintaan maaf bahkan usaha pun tidak ada. Pantaslah kalau saat ini Gara tak pernah menganggapnya ada. Karena cukup mengingatnya saja dia pasti akan merasakan sakit. Namun, dia membutuhkannya. Dia butuh Gara. Hatinya membutuhkannya.

Gara bangun saat alarm di ponselnya berbunyi. Dia mematikan itu agar tak berisik. Kasihan kakaknya kalau terbangun. Kakaknya semalam menungguinya sampai dia tidur. Setelah mandi dan bersiap Gara mau langsung jemput Raven. Saat melewati kamar kakaknya, Gara merasa agak aneh. Pintu kamar kakaknya sedikit terbuka.

Biasanya Damian selalu mengunci pintu saat tidur. Dia itu agak parnoan. Takut kalau ada sesuatu yang menakutkan masuk melalui pintu. Dia tipe yang lebih nyaman dengan pintu kamar yang tertutup rapat.

Gara membuka pintu kamar kakaknya. Yang dia lihat pertama adalah pakaian yang tercecer di karpet. Ketika pandangan matanya naik lagi betapa terkejutnya melihat sang kakak yang tidur memeluk seorang cowok dan cowok itu Alan. Apalagi kondisi mereka yang tak pakai baju.

"Wow!"

Bertepatan dengan itu Alan bangun. Matanya melihat Gara di depan pintu sambil bengong membuatnya kaget. Mata mereka saling bertatapan lalu..

"AAAAAAAA!"

Gara memandang kakak dan sahabatnya yang sudah berpakaian lengkap. Mata intimidasi Gara tuh bikin Alan gak nyaman. Dia mencubit Damian agar bilang sesuatu.

Are U Cinderella? (Complete)Where stories live. Discover now