₀₈

7K 255 3
                                    


Sorry if the update is slow…




Mobil Lamborghini berwarna hitam legam berhenti dekat taman secret garden sebab Jeno berada disana.

Terbuka nya pintu mobil mewah itu menampakan seorang namja dengan mimik wajah yang terlihat khawatir, bajunya sedikit berantakan lalu ia pergi begitu saja tanpa mengunci mobilnya terlebih dahulu.

Malam sudah semakin larut Jaemin berlari mencari setiap sudut taman berharap Jeno benar ada disana, jantungnya tidak berhenti berdegup resah sedari tadi jaemin tidak melihat Jeno.

"Jaemin?"

Suara yang Jaemin kenal, kepalanya menoleh ke arah bangku panjang menyisakan Jeno yang asik melihat bintang, Jeno menatap Jaemin aneh pasalnya keadaan jaemin sangat berantakan.

"Jaem kau tak ap--"

"Kenapa kau pergi hah?!" Nada keras Jaemin terdengar

Jeno sempat tersentak karena Jaemin sudah marah besar padanya salahnya juga tidak bilang untuk pergi.

"Maaf…"

Jaemin hampir menangis tidak tau apa yang salah dengan nya.

"Don't cry"

Jeno mengusap air mata Jaemin dengan lembut mata bulatnya melihat wajah Jeno yang tersenyum khas nya.

"Sekali lagi aku minta maaf" Jeno berucap lembut lalu memeluk Jaemin tiba-tiba

Karena spontan pelukan itu Jaemin menjadi kaget, usapan di punggung nya membuat Jaemin nyaman.

Malam yang ia rasakan sangat hangat, adakah pelukan yang lebih hangat dari ini?.

"Jangan ulangi lagi" omelnya di dada bidang Jeno

"Iya, tidak lagi"

Keduanya hanyut dalam hangatnya pelukan di taman.



Jaehyun merampas dokumen dari narapidana yang berhasil keluar dari sel penjara di Chicago, dokumen itu berisi tentang Ten dan pria asing yang tertulis disana.

Pria yang ia lihat seperti tidak asing, dengan penasaran ia bawa dokumen dari jasad disana.

"Buang mereka"

"Baik tuan"

Para bawahan mengurus pembunuhan yang terjadi, tadinya bukan itu yang jaehyun ambil namun dokumen penting dari perusahaan lycop's.

Jaehyun telah duduk didalam mobil masih sibuk melihat data berkas Ten dan pria itu, membalikan lembaran lagi, terlihat data Ten yang dulu warga negara Inggris menjadi Korea.

Nihilnya ia membalikan berkas itu lagi, hanya kertas kosong bersih tanpa adanya teks.

Jaehyun mengepalkan tangannya, firasat nya tidak benar apa Ten ada hubungannya dengan pria yang ada di berkas ini?.

"Ck, apa yang kau sembunyikan Ten" jaehyun geram ia buang berkas itu kesembarang arah


Dekapan Mark sangat hangat sampai haechan tidak tau jika Mark memeluknya erat, lelah setelah melakukan hal panas.

Haechan menggerakkan badannya sulit bernafas Mark tidak mau melepas pelukannya.

"Mm… Mark bangun" haechan menepuk pipi Mark

Tidak ada sahutan dari sang empu, haechan mulai geram ia gebuk dada bidang Mark, "Mark bangun ish! Berat" haechan mengadu berat soal badan Mark, Mark yang merasa haechan telah sedikit ngambek pun melepaskan pelukan nya.

Haechan duduk perlahan meringis dikala bawahnya masih perih.

"Sshssh"

Mark hanya tersenyum tipis saja, melihat raut wajah haechan tampak kesakitan.

"Perlu bantuan?" Tawar Mark

Dalam hati haechan pasti ada maunya.

"Tidak"

Mark lanjut memejamkan matanya, haechan sudah berdiri lalu kesudut jendela membuka gorden karena sudah pagi.

Sret.

"Sudah pagi jangan kebo" ledek haechan melihat mark yang terusik karena cahaya matahari menerobos masuk

"Hm"

Tidak lama Mark bangun mengumpulkan nyawanya terlebih dulu, haechan yang sudah kedalam kamar mandi terdengar gemericik air shower, Mark pun melangkah keluar kamar untuk meminum kopi sebagai awal pagi ia lakukan.

"Selamat pagi tuan!"

Semua pekerja disana menyapa tuan mereka lalu di balas anggukan oleh Mark, ia mengambil kopi yang sudah di siapkan pelayan.

"Tuan ada pesan dari nyonya Lee" ucap salah satu sekertaris nya

"Apa itu?"

"Tuan harus membeli cincin pasangan nanti siang" ucap sekertaris itu lalu ia sambung karena melihat wajah Mark yang datar, "itu saja yang saya sampaikan tuan" hormatnya.

"Baiklah"

Kopi yang ada di tangan nya tidak terasa sudah habis, melihat handphone untuk menghubungi Lucas agar memilihkan toko emas.



"Tennie?"

Deg!.

Apa itu halusinasi nya? Tidak mungkin kan dia datang lagi pikir Ten.

"Tennie"

Ten dengan cepat menoleh ke asal suara itu dengan terkejut nya dia melihat wajah yang sekian lama ia ingin lupakan mengapa dia datang lagi?.

"Tennie… itu kau kan?"

Ten melangkah mundur saat pria itu mendekat ke arahnya, tangan pria itu ia tepis ingin memegang pipinya.

"Pergi!, Hiks p-pergi" isaknya ketakutan

Pria itu memejamkan matanya mengatur emosinya.

"Ten… tenang babe…"

"Jangan asal bicara kau!" Marah Ten tidak terkendali

Dengan cepat pria itu mencengkram pergelangan tangan Ten sampai terlihat membiru bagaimana kuatnya cengkraman itu.

"Diam!, Aku disini untuk bertemu dengan mu, aku merindukan mu Ten…"

Ten menggeleng hebat, "b-bohong kau masih sama ku mohon pergi hiks", pria itu geram, "kamu cuma milikku Ten" ujarnya pelan, dia pun melanjutkan omongan nya, "aku ingin mengajak kamu dan anak ku dimana dia Ten…", seketika tubuh Ten gemetar hebat tidak mungkin dia harus memberitahu haechan.

"Jawab aku Tennie"

"Aku tidak tau! Lepas hiks"

"Kumohon Tennie dimana anak ku!" Bentak pria itu

Ten sudah tidak kuat dia pun pingsan akibat pening di kepala nya menyerang.

"Ten…, kenapa kamu memisahkan ku dengan dia?" Lirih ucapnya










Tbc

Liar🔞 [MarkHyuk]Where stories live. Discover now