17

2.2K 78 8
                                    

🎧 🥀







Pakaian serba hitam dari wanita seksi yang berada di pabrik kosong tidak berpenghuni di tengah tengah ada kobaran api menopang kedua klan itu.

Tidak hanya sendirian namun membawa bodyguard mereka masing-masing, hisapan rokok menjadi satu-satunya yang berbicara, pemuda yang terpaksa bekerja sama harus menuruti permintaan mafia as.

"Nona jung ada permintaan dari tuanku"

Dia tidak menunduk melainkan berbicara menatap netra, nona itu jung yuna istri sah jung jaehyun.

Pelacur yang menghancurkan kehidupan cintanya merebut orang yang ia cinta, bahkan sampai sekarang suaminya masih mencintai pelacur itu.

Dia geram tanpa sadar menghancurkan rokoknya dengan telapak tangan nya sendiri, rasanya tidak menyakitkan hanya saja waktunya telah tiba.

Dendam yang tertahankan akan terwujud, apapun yang terjadi dia harus mati walaupun dia juga akan dibenci.

"Ku terima aku tidak akan melewatkan kesempatan ini" Sembari tersenyum sombong

"Kau sudah bekerja keras.. Jalan mu masih panjang" Dia melanjutkan ucapannya

"Anggap saja ini adalah hutang budi ku waktu itu"

Namja itu membungkuk sopan, setelah pertemuan itu yuna pergi menggunakan mobil hitam nya.

"Ini yang terbaik" Gumamnya pelan

Dia teringat permintaan ten dia siap mati di tangan yuna jika bisa membantu anaknya, membunuh John dan dirinya benar semua harus musnah, hanya haechan yang harus hidup bagaimana pun caranya.

Tidak ada penyesalan dimata laki-laki cantik itu justru dia tersenyum saat harus merelakan hidupnya, dia berdosa untuk anak dan dunia ini, dia berpesan kepada namja itu, renjun.

"Aku telah menarik pelatuknya hanya menunggu siapa yang akan runtuh"

.
.
.

Mark berhasil kabur dari situasi yang menyulitkan, dia bersama jeno anak kandung jung, aura yang ia tunjukkan sangat berbeda saat pertama mereka bertemu selama ini dia berpura-pura menjadi anak yang lemah tidak berdaya setelah semua skenario tersusun dia membalikkan halaman skenario seolah telapak tangan nya bermain-main.

"Jalan satu-satunya 'dia' harus terlibat"

Mark bingung oleh ucapan jeno, 'dia' yang dimaksud siapa? Apa itu pihak ketiga dari skenario ini.

".. Apa maksud mu?" Dia bertanya serius

"Salah satu harus menjadi pilar yang akan dikorbankan"

Keduanya diam mark masih mencerna semua ucapannya menelaah skenario ini bahkan apa yang terlewatkan.

Dengan gesit dia menarik baju jeno, "jangan bilang orang itu?" Genggaman mark semakin kuat, ya dia tau siapa yang akan dibunuh.

"Ini cara yang paling ampuh mark, walaupun semua kau ratakan tidak akan berpengaruh kepada nya"

Dia memang tidak percaya tapi perkataan nya benar, tindakan ini apa benar dilakukan?. Dia bergelut dengan pikiran berantakan nya.

Disaat semua sudah tersusun waktunya ten berlari jauh dari kamar nya, dia dibantu oleh bodyguard tuan Lee, rantai yang ada di kakinya terlepas tinggal dia harus berada di ruangan musik.

Kenapa ruangan musik?, ten mempunyai memori indah disana. Langkah kakinya perlahan tapi pasti keruangan itu membuka pintu menampilkan sebuah objek yang bersinar di matanya.

Dia menangis melihat objek itu, jemarinya menekan not disetiap jengkal, menghasilkan nada yang beraturan, benda yang ia mainkan adalah piano, kegemaran yang ia sukai dari dulu.

Waktu itu dia jatuh cinta dan menuliskan lagu untuknya dalam sebuah nada, dimana tidak ia sampaikan.

Air matanya tidak berhenti mengalir setiap tetesan terasa sangat menyakitkan.

"Bisa kah kamu menunggu? Aku ingin memainkan satu lagu saja"

Siluet wanita berada tepat di belakangnya mengangguk, ia tidak jadi menodongkan pistol ke arah nya, seolah setuju ten akhirnya memainkan lagu itu tanpa penyesalan.

Di Setiap nada tinggi rendah nya terasa, mengacu kepada emosi yang ia rasakan, detaknya berdegup kencang seolah dia akan mati dilahap lagunya sendiri.

Saat pengakhiran nada, jemari lentiknya mengendur dan nada itu menjadi sangat rendah, dia sudah memainkan lagu itu, ten menangis.

Permainan selesai yuna menodongkan pistol tepat di belakang kepala ten, posisi ten duduk berada dekat piano nya.

"Aku mencintainya sebesar aku mencintai anakku yuna.. Tapi aku sadar itu salah maka dari itu aku ingin kamu yang membunuh ku, aku... Mencintai anakku yuna" Setiap tetesan air mata terjatuh, di setiap kata selalu ada emosi

Pistol yang ia pegang sedikit gemetar, telunjuk yang berada pelatuknya mengendur memberitahu jika dia ingin berteriak dia benci pelacur itu, dia harus mati.

"Kau mengambil kebahagiaan ku ten"

Yuna tidak bisa menahan air matanya rasanya sesak, namun ten tersenyum seakan ini akhir bahagia nya.

"Aku membayangkan bagaimana wajah bayi anakku, apakah dia tampan atau cantik?, aku berharap dia menyayangi putraku dan juga ayah dari anakku"

Cerita klise namun berbekas, setiap langkah yang ia jalani dari dulu sampai saat ini.

"Dengan begini semua selesai"

Hingga yuna menarik pelatuknya.

Jasad ten terkulai di benda kesayangannya darah kentalnya mengalir deras di setiap sela-sela piano.

Pemandangan nya semakin indah, dia tewas dalam lagu terakhirnya.


.
.
.

"TEN-IEE!"

Wajahnya pucat pasih seluruh badannya gemetar hebat dia melihat seharusnya kejadian itu, jari-jarinya memutih kaku matanya berkaca-kaca.

Bibir nya untuk melontarkan kata tidak sanggup dia memeluk jasad yang ia sayangi, dalam pelukan di piano kesayangannya.

"... Kenapa"

Dia tidak mengeluarkan suara.

"Kenapa kau meninggalkan ku ten..." Di sela ucapannya dia menangis

Seakan runtuh semua dunianya, dia tidak berdaya melihat jasad yang sudah sedikit membiru, bibir pucat dan suhu badannya semakin dingin, benar dia sudah tidak ada.

Dia tidak ada.

"..."

"Maaf ten, maaf" Dia memeluk jasad ten erat seperti akan terhisap oleh sesuatu


.
.
.

Jung dia keadaan nya tidak baik-baik saja, urat-urat menonjol keluar terlihat sangat marah.

Dia benci wanita ular itu.

Kenapa harus seorang yang ia cintai?!.

"SIALAN KAU YUNA!"

Dia melempar barang yang ada di sampingnya sehingga bunyi gaduh terdengar.

Tersangka yang membunuh ten berada di Villa miliknya, menikmati wine kesukaan nya, walaupun sudah membunuh pelacur itu dia tidak merasa senang.

Semuanya terasa monoton, hampa.

"Nyonya tuan jung meminta anda untuk pulang"

Salah satu sekertaris nya berbicara.

"Abaikan"

Dia membungkuk patuh.

Tinggal halaman berikut nya semuanya akan berakhir, sepertinya salah satu dari klan akan musnah tahun ini.












Song piano :

Liebesträume

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Liar🔞 [MarkHyuk]Where stories live. Discover now