Part 121

183 14 6
                                    

Hari-hari dijalani seperti biasanya. Aliza mengikuti kelas dan begitu juga Alex yang semakin populer dikalangan perempuan. Walaupun begitu Aliza dan Alex mulai terlihat perbedaan, bahkan sudah banyak perbedaan dari keduanya karena umur yang bertambah. Tidak banyak yang terjadi tetapi hal kecil pun bisa mengubah segalanya.

"Wah kakak lukisannya bagus. Lukis siapa?" Aliza terdiam tidak merespon.

"Um.. baiklah Ex pergi dulu ya kak. Jaga diri" Alex yang mengusap kepala Aliza langsung berangkat dengan skateboard nya.

Alicia dan Ali melihat dari kejauhan. Keduanya memperhatikan dengan Alios yang sedang dipangku sedang bermain dengan buku pelajarannya.

"Ini hal yang buruk?" Tanya Ali.

"Tidak. Aliza hanya memikirkan sesuatu, mungkin itu yang membuatnya lama respon" ucap Alicia.

"Ma... Kakak kemarin menangis" ucap Alios tiba-tiba.

"Kok bisa?" Ali mengendong Alios menjauh dari Alicia.

Alicia mendekati Aliza dan memberikan botol minum yang berisi minuman kesukaannya teh lemon. Aliza menoleh dan menerima itu dengan senyuman.

"Mama?!!!" Seru Alios yang menghampiri Alicia dengan berlari.

"Kenapa?" Bisik Alicia pada Ali.

"Nanti kita bahas" jawab Ali dan beralih pada Aliza "Iza. Ayo jalan-jalan yuk" ucap Ali dan mengandeng Aliza.

"Ngak dulu Pa. Kaki Iza sakit" ucap Aliza dengan tatapan kosong.

"Ngak apa. Papa gendong atau naik kursi roda. Mau?" Aliza diam tidak menjawab.

"Dah. Ayo ikut aja" ucap Alicia menengahi keduanya.

Mereka pun keluar dari rumah dan Aliza menaiki Kursi rodanya. Ali mendorong kursi roda sampai tiba di sebuah taman yang tidak jauh dari rumah mereka. Terdapat panggung disana dan tidak ada siapapun. Kemudian lampu menyala tiba-tiba.

"Selamat datang di acara taman!!!" Alex yang membawa gitar dan melambaikan tangannya keluar memperlihatkan dirinya.

"Gimana kabarnya semua?!!!" Nico membuat salam hangatnya.

Sorak semua gadis yang hadir dan ntah kenapa semua orang juga sudah berada di dekat keluarga Ali. Ali dan Alicia juga baru menyadari sesuatu. Alex membuat Alios untuk mengajak mereka melihat panggung Alex dan teman-teman.

"Woah" Aliza kagum melihat Alex yang tersenyum lebar disana.

"Aku akan menyanyikan sebuah lagu. Untuk kamu, yang sudah berusaha mati-matian mengejar. Tetapi gagal untuk kesekian kalinya, jangan menyerah karena kegagalan bukanlah akhir dari semuanya!" Drum pun bermain dengan melodi yang cepat.

Banyak para gadis yang besorak ketika Alex memainkan gitarnya. Terlebih Nico yang memulai bass dan itu membuat suasana menjadi riang. Drum pun bermain dengan perlahan. Alex mengulurkan tangannya pada Aliza dan itu membuat Aliza bangun dari kursi rodanya. Nico dan Rahi kagum melihat Alex yang berhasil.

----

"Alex!!!!" Aliza memeluk Alex kuat sampai hampir terjatuh.

"Kakak? Hahah... Bagaimana???" Alex tersenyum semangat.

"Makasih Alex" ucap Aliza dengan terharu.

Alicia dan Ali melihat dengan kagum. Sesuatu yang jarang terjadi, Alios turun dari gendongan Ali dan ikut memeluk kakak kembarnya itu. Ali dan Alicia pun menghampiri mereka. Ali mengusap kepala keduanya terlebih Alicia yang ikut memeluk.

"Kalian hebat" ucap Alicia kagum.

"Benar! Sangat hebat!" Saut Ali.

"Terimakasih Papa!!" Seru Alex semangat.

"Woah... Keluarga yang harmonis ya" ucap Nico.

"Hahaha... Keluarga harmonis ya" ucap Rahi yang terkekeh.

-----

"Awas!!!!" Aliza mendorong Alex dari tebing yang terjal.

"Aliza!!!!" Hiro menarik Aliza yang hampir terjatuh.

"Urgh" Aliza menahan pegangannya.

"Miyon!!!" Teriak Hiro.

Miyon yang sedang bermain menoleh dan menghela napasnya. "Haduh... Miyon tuh lagi main, ganggu banget sih- he?" Miyon melihat dengan heran Aliza.

"Jatuhin aja Hiro!!! Dia ngak pantas hidup!!!" Teriak Miyon dari sisi bawah lain.

"Apa???? Kau!!!!!" Marah Hiro yang tak sengaja menarik kuat Aliza dan berhasil keluar dari tebing.

"Urgh" Aliza memegangi tangan kanannya dengan menahan rasa sakit.

Hiro yang tadinya mau membantu dihalangi Alex dan segera Alex mengendong Aliza pergi dengan mengeluarkan bom asap.

"Sepupu yang suka ikut campur" ucap Alex dengan tatapan kebencian.

TBC...

Ya... Aku udah mulai ada niat buat ngelanjutin.
Awalnya aku bingung karena buku nota ku yang tentang cerita ini hilang. Jadi aku cari lagi, untung aja nota ku ketimbun di gudang.

Jadi yah... Maaf sudah membuat kalian menunggu. Kurasa ceritanya semakin ngak nyambung. Yah semoga kalian suka ceritanya ya...

Terimakasih...

[Ejen Ali] 'My Life Is For You' [Tamat]Where stories live. Discover now