BAGIAN 1 : Satya Nabastala Akhsaya

133 16 12
                                    

"Kak Satya itu seniorku di tempat latihan Ice Skating

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Kak Satya itu seniorku di tempat latihan Ice Skating. Dia sudah lama jadi Atlet. Tapi, gak tau. Beberapa bulan terakhir, kak Satya sudah jarang ke Ice Rink lagi. Sekali ke ice rink, hanya diam terus duduk."

•••

Ruang langit di penuhi cahaya Jingga Fajar yang terlihat indah. Sinarnya yang terang perlahan merambat ke ventilasi jendela masing-masing rumah penghuni Bumi. Cahaya yang silau itu mengganggu salah seorang wanita yang masih damai dalam tidurnya. Beberapa kali ia mengerjap karena terganggu. Pada akhirnya, cahaya matahari yang semakin terang membuat wanita ini terbangun juga. Ia bangkit dari posisi tidurnya. Duduk di atas tempat tidur sambil mengusap kasar wajahnya.

"Kak. Sudah bangun?"

Nien datang dan berdiri di mulut pintu kamar kakaknya. Aruni menatap sang adik dengan kening yang mengernyit.

"Tadi malam kakak sampai rumahnya gimana, Ni? Kok kakak gak ingat apa-apa."

"Iyalah, mana mungkin kakak bisa ingat. Orang kakak sendiri mabuk."

Aruni membulatkan matanya. Ingatan tadi malam langsung teringat jelas. Karena naskah novel yang telah ia buat selama berbulan-bulan di tolak begitu saja oleh penerbit buku tempatnya bekerja. Kejadian yang selalu terjadi ini, membuat Aruni muak dan berakhir membeli bir dan meminum satu botol penuh.

Kini, Aruni menggerutui dirinya sendiri. Nien yang melihat kakaknya itu tampak biasa saja. Ia sudah terbiasa melihat tingkah aneh sang kakak, apalagi mode saat sedang stress.

"Nien berangkat dulu yah. Nanti malam pulang seperti biasa. Ada jadwal latihan Ice Skating soalnya sama Juan." ujar Nien mengambil tasnya, hendak pergi keluar dari kamar sang Kakak. Namun terhenti ketika mendengar Aruni yang kembali berteriak.

"Tadi malam, kakak pulang kayak gimana? Pas mabuk kakak telpon kamu, terus kamu jemput kakak?" tanya Aruni.

"Kak Satya yang antar kakak sampai rumah."

"Satya? Siapa?"

Nien menatap sang kakak, "kak Satya. Seniorku di tempat latihan Ice Skating. Dia tadi malam ketemu sama kakak kayaknya. Intinya dia yang antar kakak sampai rumah. Sudah ya kak. Nien sudah di tunggu Juan. Dadah, Nien berangkat."

Nien lalu bergegas pergi meninggalkan Aruni yang sama sekali tidak menjawab. Ia terdiam sejenak, mencoba mengingat kembali kejadian apa saja yang terjadi tadi malam.

•••

"Padahal aku sudah bekerja keras mengerjakan novel itu. Dia menolaknya dengan mentah-mentah. Apa dia gak tau, aku sampai mengalami gangguan tidur karena novel itu. Tapi dia ditolak mentah-mentah."

Detik bersama Nabastala || Park SunghoonOnde histórias criam vida. Descubra agora