chapter 2 ☆SMA

823 121 3
                                    

♀️♾♀️
♻️




















📍Sekolah Menengah Atas

Jisoo dan jennie keluar bersama dari mobil yang sama. Semua mata tertuju pada Mereka. Tentu karena dua orang ini cukup menyita banyak perhatian, selain cantik mereka juga multi talenta.

Jennie melirik kearah dimana salah satu kakak kelas menghampiri mereka, dia adalah pacarnya jisoo

Jennie: chu, pangeran mu datang

Jennie memberi tahu,
jisoo langsung melihat ke arah pacarnya

Jung haein pacarnya jisoo. Jennie memanggilnya pangeran karena selain tampan, jung haein berasal dari ras orang kaya dan punya kedudukan yang bagus karena garis keturunannya.

Haein: aku bawakan tas mu

Haein ini laki laki yang gentle, jisoo di perlakukan bak seorang putri raja. Entah pelet apa yang digunakan jisoo sampai sampai orang jelmaan lemari pendingin ini jatuh hati. Haein orang yang tertutup dan tidak mudah bersosialisasi. Namun jisoo bisa dengan mudah membuatnya tersenyum bahkan tertawa. Mungkin karena bawaan jisoo yang lucu, sedikit absurd namun hal itu sepertinya daya tarik dia.

Jisoo berada di antara jennie dan haein

Mungkin bagi sebagian orang akan pergi jika dirinya jadi orang ketiga, tapi tidak untuk jennie. Perasaan tak enak hati itu tak ada pada dirinya saat ini.

Haein tak masalah, soalnya kekasih hatinya bilang jika ingin dengan dirinya maka harus menerima jennie diantara mereka.

Haein: sayang, kemungkinan besar murid barunya masuk ke kelas kalian

Haein memberi tahu, semalam mereka membahas tentang murid pindahan dari luar negeri

Jisoo: itu bukan masalahku

Jisoo tak ambil pusing untuk hal yang tidak penting.

Haein: benar

Jennie hanya tersenyum kecil saat jisoo tak ada manis manisnya. Sesungguhnya ia sangat cemburu karena haein bilang dia tau segala hal tentang jisoo, jennie ga terima akan hal itu, harusnya dia yang tau segala hal tentang jisoo, karena mereka tumbuh besar bersama. Ya walau kini ia tak ingat apapun tentang masa lalunya.
















👭

Lisa dan Rosé sampai di sekolah baru mereka

Dua orang tinggi cungkring itu keluar dari mobil, mereka memakai pakaian bebas, tentu karena belum memiliki seragam 

Lisa: oje, ini menyeramkan

Lisa memperhatikan sekelilingnya, hampir semua mata tertuju pada Mereka

Rosé: jangan jelalatan matanya. Lurus aja lurus, anggap saja mereka ilalang pinggir jalan

Rosé menenangkan lisa, padahal dirinya juga merasa ketakutan dan terintimidasi

Lisa: apa kita terlihat aneh dengan pakaian kita?

Lisa merasa dirinya aneh. Padahal bukannya aneh, justru mereka terlihat menawan. Lisa pake hoodie dan Rosé pakai kaos lengan panjang

 Lisa pake hoodie dan Rosé pakai kaos lengan panjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rosé: mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rosé: mungkin

Lisa: mana sih ka anna, harusnya kita berangkat bareng dia

Lisa mencari sekertarisnya

Rosé: salahkan dirimu yang bangun kesiangan

Lisa: cerewet

Lisa kesal ke rosé karena terus membahas tentang paginya.

















👭

Jennie: ko kaya pernah liat

Jennie melihat lisa dan rosé berjalan

Jisoo: siapa?

Jisoo yang lagi maen game menyaut

Jennie: murid baru

Jawab jennie masih memperhatikan dua murid baru berambut blonde

Jisoo: mukanya pasaran berarti.

Jennie: dimana ya?

Jennie mengingat ingat

Jisoo: mana ku tau

Jisoo emang kadang suka nyebelin, membuat jennie jengkel

Jennie: jangan terlalu suka bermain game. Nanti hidupmu di permainan

Jisoo: ga ada hubungan nya

Jennie: emang.

Jennie kadang menyebalkan, tapi  sebelas dua belas lah sama jisoo

Jisoo: justru aku akan lebih pintar dalam hal strategi karena sering bermain game

Jennie: aku ga suka di duain.

Keluh jennie

Jisoo: aku juga, kau ga berkaca diri, aku sering kau duakan dengan novel mu

Jisoo membalik keadaan

Jennie: aku ingin menjadi seorang penulis dimasa depan nanti

Jennie memberi alasan.

Jisoo: ga pernah berubah.

Jennie mungkin hilang ingatan, namun tingkah laku dan kesukaan nya tetaplah sama.

Beberapa saat kemudian

Jisoo: walau kau anak tunggal, kau tak perlu mengurusi harta warisanmu, karena tanggung jawab itu dipikul oleh pasanganmu. Kau bisa jadi penulis seperti keinginan mu.

Jelas jisoo

Jennie: kalian sekongkol membohongiku?

Jennie ga habis pikir kenapa semua orang dirumah seakan bekerjasama membuat cerita yang ga masuk akal

Jisoo: aku ga bohong, aku ga mau hidung mancungku bertambah panjang.


Jisoo menghentikan gamenya, kemudian menyentuh ujung hidungnya dan menatap jennie, dia ingin menyakinkan jennie kalau omongannya benar

Jennie: kau pikir dirimu boneka kayu

Jennie mencibir sambil mendorong tangan jisoo hingga memencet hidungnya sendiri

Timing yang tepat karena
Bel berbunyi, 

Obrolan mereka berakhir dan
mereka pun masuk ke kelas.
















2023.05.03 wed 8:16PM

☆¤☆
To be continue ••》

from birth to deathWhere stories live. Discover now