40 - Nasihat

24 0 0
                                    

40

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

40. NASIHAT

Jian, Jean dan Juan saling tatap setelah membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Kesalahan apa yang telah mereka lakukan di kehidupan sebelumnya sampai lupa tidak menyembunyikan status whatsapp dari sang ayah.

Sebenarnya tidak apa-apa juga sih, namun.... Ah mereka pusing sendiri.

Dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya, mereka bergegas menuju kamar mandi hanya untuk mencuci muka dan gosok gigi. Sebab sang ayah menyuruh untuk ke pantry, katanya menemani ngopi pagi.

Tapi, perasaan ketiga cowok itu mendadak tidak enak.

"Inget, jangan ember kalau masih mau punya pacar," peringat Jian sebelum keluar dari kamar.

******

Suara tawa saling bersahutan menyambut rungu saat membuka pintu pantry. Tatapan dari ketiga pria paruh baya yang tengah duduk sembari ditemani secangkir kopi langsung mengarah pada Jian, Jean, dan Juan. Membuat salivanya terasa sulit untuk ditelan.

"Pagi, Yah, Om," sapa Jian menunjukkan senyumnya.

"Duduk," suruh Satria tanpa basa-basi.

Edrick mengusap wajah Jean yang kentara sekali gugupnya. "Biasa aja mukanya, kayak nggak berak setahun aja."

"Barusan mau berak nggak jadi," jujur Jean.

"Siapa nama pacarmu, Bang?" tanya Hilman pada Juan.

Biasa saja namun Juan merasa terintimidasi oleh tatapan Hilman.

"Citra, Yah," balas Juan.

Hilman terlihat menganggukan kepalanya. "Bagus juga fotonya, siapa yang fotokan?"

Kompak nafas ketiganya tercekat. Sudah tahu arah pembahasannya akan kemana.

"Kok diem? Jawab."

"Jean, Yah. Jean yang fotokan," jawab Juan cepat.

"Masa SMA emang paling menyenangkan. Ayah juga dulu pacaran sama bunda Fira udah dari sejak SMA," Edrick menerawang jauh. "Tapi, tetap harus jaga batasan, ya. Setan itu ada dimana saja, selalu menyertai langkah kita. Ayah nggak mau terjadi sesuatu sama anak-anak Ayah."

"Inget ya 3J anak-anak bandel yang kelupaan privasi story whatsapp-nya dari para Ayah," kata Satria, menyindir.

Jian nyengir. "Aman, Yah. Tapi nggak tau kalau abang Juan."

"Gue lagi, gue terus, nggak pa-pa udah biasa gue mah digituin," Juan dramatis.

"Udah pada mandi belum ini?" Edrick menatap satu-satu. "Kayaknya sih belum, soalnya masih pakai kolor."

"Gimana mau mandi, orang baru bangun tidur cek hp terus disuruh kesini," sewot Jean.

"Kenapa sih anak Ayah yang satu ini pagi-pagi bawaannya emosi aja. Kenapa ada apa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

3J Universe Where stories live. Discover now