08✔

199 213 91
                                    

Yooo! Siapa di sana? Di sini masih bersama dengan gala.

Cuma mau ngucapin makasih sama kalian dan yang udah mau dukung cerita gala.

Semoga suka dan nggak bosan yaa!

Happy reading!

🍭🍭🍭🍭🍭

Aku nggak mau mandi, soalnya lagi marahan sama air. Salah siapa diajak ngomong malah diam aja. Dingin banget sikapnya kalo sama aku_Khayala
.
.
.
.
.
Rasanya setiap kali melihat benda yang berwarna pink, bulu kuduk gue langsung merinding. Warna yang katanya identik dangan 'perempuan' itu entah kenapa nggak pernah menjadi warna kesukaan gue.

Oke, pink itu manis, gue setuju. Bahkan mungkin terlalu manis. Dan gue tahu betul, kalau sesuatu yang terlalu manis nggak pernah berakhir dengan baik.

Di meja di depan gue, terletak sebuah mug putih bergambar beruang kutub kecil. Mug itu berisi susu coklat panas yang diatasnya terdapat gumpalan asap putih.

Toko roti yang sekaligus sebagai kafe ini terdiri dari dua tingkat lantai, dan saat ini gue sedang duduk di lantai tingkat dua. Sedangkan toko rotinya terletak di lantai satu, aroma roti yang memenuhi udara akan langsung tercium ketika melangkahkan kaki masuk kedalam tempat ini.

Gue sengaja memilih tempat yang bernuansa romantis, dengan dinding yang dilapisi cat berwarna pink cerah. Dinding sebelah barat terdapat sketsa menara Eiffel yang cukup besar. Sisi dinding yang lainnya, ditempeli banyak sekali pigura foto yang tersusun rapi.

Di setiap sudutnya diletakkan lampu dengan kap berbentuk bundar sederhana yang menghasilkan penerangan yang lembut, sehingga memberikan kesan kenyamanan di tempat ini. Apalagi ditambah dengan desain simpel meja kayu dan sofa abu-abunya.

Saat pulang sekolah tadi, gue mendapatkan pesan dari Aleandra. Ternyata dia ingin mengajak gue kencan sebagai tanda permintaan maaf nya karena waktu itu telah membatalkan acara menonton bioskop kami. Dia juga mengatakan ingin meminta maaf secara langsung atas kejadian beberapa hari yang lalu, dimana saat itu dia membentak gue.

Sebenarnya dia sudah meminta maaf malam itu, dia juga mengaku sudah menyesal dan ingin berubah. Ale juga sudah sadar kalau gue adalah pacarnya sekarang, dan yang harus menjadi prioritasnya adalah gue bukan Ica.

Tapi gue belum ada rencana untuk menyinggung soal alasan kenapa gue harus menjauhi Bintang, terlebih lagi soal surat dalam loker itu. Gue nggak mau kalau permasalahan ini semakin ruyam nantinya. 

Buat saat ini gue menganggap kalau Ale menyuruh gue menjauhi Bintang karena dia merasa cemburu. Dan untuk surat itu, gue akan cari tahu sendiri. Nofa dan Brian juga sudah setuju untuk membantu gue memecahkan masalah ini.

"eh, lo udah sampai ternyata," Ale menyapa gue dari ambang tangga.

Malam ini dia kelihatan lebih imut dari yang biasanya, dengan celana jeans pendek berwana hitam dan dipadukan dengan kemeja putih kebesaran yang panjangnya mencapai paha. Apalagi rambut yang biasanya dibelah tengah itu sekarang jatuh sempurna sehingga menutup jidatnya. Sangat manis dan imut!

JANTUNG GUE GAK KUAT, WOII!

"ah, iya. Baru aja, kok." jawab gue setelah tersadar.

"padahal, gue udah sengaja datang lebih cepat, loh. Tapi malah tetap lo juga yang duluan sampai," lanjut Ale sambil duduk di sofa kecil di depan gue dan melihat jam hitam yang melingkar dengan apik di tangannya.

Harus Putus! [ Hiatus ]Where stories live. Discover now