11✔

163 152 92
                                    

Lama nggak up bukan berarti aku nyerah. Nyerah itu bukan hobi ku, hobi ku itu bersikap bodo amatan walaupun nantinya pasti bakal kepikiran.
.
.
.
.
.

🎬🎬🎬🎬🎬

K

alau lo nggak suka gue, ya nggak papa. Karena masih ada gue yang suka sama lo_Nando
.
.
.
.
.
Sebuah lagu boyband korea mengalun mengisi kekosongan di sebuah toko buku. Gue berdiri di depan rak buku yang menjulang tinggi, mengedarkan mata pada setiap judul buku yang tersusun rapi di rak tersebut. Gue lagi nyari buku resep buat acara memasak gue dan Ale yang selanjutnya, karena brownies yang kami buat kemarin itu sangat di sukai oleh Ale.

Bahkan Ale dan Bintang sempat berkelahi untuk memperebutkan potongan brownies yang terakhir. Tapi sayangnya Bintang harus mengalah karena gue memaksa Bintang untuk memberikan brownies itu kepada Ale. Bintang yang tidak mau ambil ribet pun terpaksa harus merelakan potongan brownies itu.

Setelah mendapatkannya, gue berpindah lagi ke rak buku sastra. Gue berpindah dari satu novel ke novel lain, yang memang rata-rata gambar sampulnya begitu menarik.

Gue jadi bingung harus beli yang mana satu. Gue memutuskan buat pakai cara cap, cip, cup untuk memilih salah satu novel dari deretan rak tersebut.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyenggol bahu gue, membuat gue kaget dan buku resep yang gue pegang pun menjadi terjatuh.

Gue sedikit mendongakkan kepala untuk melihat siapa pelakunya, dan siapa sangka kalau itu adalah Nando.

"hai, lagi ngapain?" Nando tersenyum lebar.

"memang menurut lo gue lagi ngapain? Makan?" jawab gue ketus sambil memungut buku yang terjatuh akibat ulahnya.

"jutek banget sih, Lun." Nando berdecak kesal sambil melipat tangan di depan dada.

"suka-suka gue, dong." balas gue acuh tak acuh.

"eh, btw gue lagi nyari buku komik, nih. Lo ada rekomendasi yang bagus nggak?" tanya Nando yang langsung saja gue balas dengan gelengan kepala. Gue nggak mau dia jadi makin tambah cerewet.

Nando melirik ke buku yang sedang gue pegang, kemudian mengambilnya dari tangan gue. "panduan memasak? Ternyata, hobi lo cewek juga, ya."

Gue kembali mengambil buku dari tangan Nando dengan kasar. "lo kebiasaan banget sih, seenaknya aja ngambil barang orang lain."

"easy. Gue kan, cuma nanya." Nando mengulas senyum tengilnya.

Gue mencoba buat mengabaikan ocehannya, dan lanjut mengambil beberapa novel yang menarik di mata gue.

"eh, lo lagi nggak sibuk kan? Temenin gue nonton bioskop, yok."

Semenjak kejadian di toilet waktu itu, anak ini menjadi sok akrab banget sama gue. Bahkan beberapa hari yang lalu, dia sempat mengirimkan pesan ke gue. Entah dari mana dia bisa mendapatkan nomor gue.

"ah, lama amat lo mikirnya." Nando meraih semua novel dari tangan gue dan berjalan ke arah kasir toko.

"totalnya jadi empat ratus lima puluh ribu rupiah ya, mas."

Gue menatap Nando nggak percaya ketika dengan mudahnya dia mengeluarkan kartu dari dompetnya, lalu menyerahkan kartu itu pada penjaga kasir.

"saya titip disini dulu ya mbak, nanti saya ambil lagi ke sini."

"oh, baik mas. Atas nama siapa?"

"Aluna, mbak."

"Luna, ayo..." ajak Nando ketika sudah mengucapkan terima kasih dan menerima kembali kartu miliknya.

Harus Putus! [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang