027. Permintaan Maaf

17K 499 1
                                    

Cahya menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa. Ia dapat melihat sosok Elios tengah duduk di sofa ruang tamu dengan Marcello yang setia menemaninya.

Gadis itu segera menghampiri Elios yang tengah melamun entah memikirkan apa.

“Kakak,” Cahya duduk di pangkuan Elios dan langsung memeluk erat leher laki-laki itu.

Elios terkejut dengan tindakan gadisnya yang tiba-tiba. Ia bingung kenapa gadisnya ini datang-datang langsung memeluknya seraya menangis.

Laki-laki itu mengelus punggung gadisnya dengan lembut. “Hey, what are you doing, baby?” Tanyanya dengan nada lembut.

Cahya masih menangis sesegukan di ceruk leher Elios, membuat leher laki-laki itu menjadi basah.

“Maafin Aya... Hiks... Aya salah sama Kakak. Aya udah bikin Kakak nangis.” Isaknya.

Elios mengerutkan keningnya bingung. Sejak kapan dirinya menangis?

“Aku nggak nangis, sayang, siapa yang bilang kalau aku nangis, hm?” Tanya Elios.

“Kak Cassie.”

Elios menatap tajam Casandra yang baru datang dan langsung duduk di samping suaminya itu. Casandra hanya cuek saja mendapat tatapan tajam dari Elios.

Elios menjauhkan wajah Cahya dari ceruk lehernya. Ia mengusap lembut air mata yang membekas di kedua pipi gadisnya. “Sudah, jangan menangis. Bayi tidak boleh menangis lagi, oke?” Cahya mengangguk lucu.

Elios terkekeh geli melihat wajah menggemaskan gadisnya. Hidung yang memerah, dan juga pipi bulatnya yang memerah karena menangis. Sangat lucu.

“Maafin Aya,” Cicit gadis itu. Ia menenggelamkan wajahnya kembali di ceruk leher Elios.

“Aya ngapain minta maaf? Kan Aya nggak salah.” Elios mengecup bahu gadisnya yang terekspos.

“Soalnya Aya udah diemin Kakak,” Ucapnya pelan.

Elios tersenyum tipis. “Aya nggak usah minta maaf, oke? Aya nggak salah. Harusnya aku yang minta maaf sama Aya karena udah bikin Aya kesal.”

“Aya udah maafin Kakak kok!” Ujarnya membuat Elios tersenyum.

“Jangan lupa janjimu, Elios.” Ingat Casandra.

Laki-laki itu hanya berdehem menanggapinya.

“Sepertinya kita harus memikirkan apa yang harus kita minta pada laki-laki itu.” Bisik Casandra yang diangguki oleh Marcello.

Elios bangkit dari duduknya. Ia membawa Cahya yang berada di dalam gendongannya itu ke dalam kamar mereka berdua.

“Bayi ngantuk?” Tanya Elios yang diangguki oleh Cahya.

Elios membaringkan tubuh Cahya di atas ranjang. Ia ikut membaringkan dirinya di samping gadis itu.

Tangan kirinya ia jadikan bantalan untuk gadisnya. Tangannya yang satu lagi ia gunakan untuk mengelus punggung gadis itu.

“Aya bobo ya,” Bisik Elios lembut.

Sayup-sayup mata indah Cahya mulai terpejam. Ia merasa nyaman dengan elusan Elios di punggungnya.

Tak lama, dengkuran halus mulai terdengar oleh Elios. Ia menunduk menatap wajah damai gadisnya.

Elios mengecup lama kening gadisnya, membiarkan bibir tebalnya menempel di sana.

I love you, my queen.” Ucapnya sebelum menyusul gadisnya menuju alam mimpi.

°°°°°

MY BABY [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang