18

915 69 2
                                    

Tiba tiba Callie terbangun dengan keringat yang bercucuran membasahi seluruh tubuh nya. Ia kini berdiri dari kasurnya dan segera membuka kunci pintu kamarnya setelah itu ia membuka pintu kamarnya dan melangkah keluar kamar. Ia menemukan sang ayah yang sedang membaca koran dan terdapat kopi diatas meja. Saat ingin berjalan menuju dapur langkah Callie tiba tiba terhenti karena suatu panggilan.

" kesini kamu " Ucap Galih yang membuat Callie berjalan ke arah sofa dan duduk di sofa.

Galih segera meletakkan koran itu di meja lalu mengambil dan menyeruput kopi yang sudah di sediakan bi inem. Setelah itu ia letakan cangkir kopi itu di meja.

" kamu ada masalah apa dengan seseorang? " Ucap Galih yang menanyakan hal yan membuat nya bingung.

" apasih? aku ga ngerti " Ucap Callie yang membuat Galih memutar malas bola matanya.

" gara gara kamu ada masalah dengan anak dari direktur ayah, ayah jadi dimarahin dan bonus ayah di kurangin 10%. Emang kamu ada masalah apa dengan anaknya direktur ayah sih? " Ucap Galih yang menatap tajam wajah anaknya.

" apa mungkin itu yang kemarin malam nelfon aku kali ya? " Batin Callie yang berpikir seperti itu.

" aku ga ada masalah sama siapapun atau apapun. " Ucap Callie yang jujur kepada sang ayah.

" emang yah kamu dan almarhumah ibu kamu tuh benar benar mirip, beban keluarga banget. " Ucap Galih yang membuat Callie langsung marah besar.

Callie segera berdiri dan langsung menarik kerah sang ayah. Ia tak peduli lagi dengan namanya sopan santun anak kepada orang tua.

" stop bawa bawa bunda! bunda ga ada masalah apapun dengan ini! " Tegas Callie yang membuat pertengkaran dipagi hari itu benar benar sangat tegang.

" kan kenyataan nya begitu, coba aja kalau ibumu nurut sama ayah pasti ibumu ga akan mati dan ngeluarin duit ayah dengan sia-sia " Ucap Galih yang membuat emosi Callie memuncak.

Bughh..!

Satu pukulan keras berhasil mengenai wajah Galih. Emosi Callie sudah benar benar berada di puncak.

" GW UDAH BILANG, STOP BAWA BAWA BUNDA GW TAPI LO TUH KAYAK BANGSAT! " Tegas Callie yang langsung menarik kerah sang ayah.

Amanda yang mendengar keributan itu langsung terbangun dan membuka pintu lalu melihat dari sela pintu. Ia pun membangunkan Raisha, Raisha yang sudah terbangun langsung melihat apa yang dimaksud oleh Amanda. Galih segera berdiri dan menatap tajam wajah anak sulung nya itu.

" asal kamu tau! ayah tuh udah berusaha setengah mati buat biayai kamu sekolah tapi kamu malah jadi brengsek begini, kamu kira bagus kamu bentak ortu sendiri, HAH?! " Ucap Galih yang membuat Callie mendecih.

" ayah bilang Callie malah jadi brengsek? apakah ayah buta ayah liat itu piala dan medali prestasi Callie. Buka mata ayah! liat itu, semua pelajaran sudah aku capai dengan baik, kurang apa lagi aku? dan ayah bilang kalau ayah yang biayai Callie? AYAH YAKIN!? SELAMA INI CALLIE GA PERNAH TUH LIAT BUKTI PEMBAYARAN SPP DARI AYAH, MALAHAN CALLIE LIHAT NYA DARI KAKEK! " Ucap Callie yang semakin menggunakan nada tinggi nya.

Callie tak peduli jika ada yang melihat pertengkaran pagi itu. Malahan Callie sengaja memperkuat suaranya agar banyak yang mendengar penderitaan nya selama ini. Callie perlahan merasakan tubuhnya mulai bergetar.

" ayah ga peduli! mau sekalipun kamu selamatin puluhan atau ribuan orang, ayah ga bakal peduli! karna ayah ga pernah anggep kamu anak ayah! " Ucap Galih yang membuat Callie terdiam dengan tubuh yang bergetar.

" ini sesuai dengan yang di mimpi, ya Tuhan ini sakit banget " Batin Callie yang menahan tangisnya.

" kenapa? kenapa ga ngejawab lagi? kamu udah sakit hati? mana sifat kuat mu itu? TUNJUKAN KE AYAH JANGAN JADI PEREMPUAN LEMAH DAN TIDAK BISA APA APA SEPERTI IBUMU " Ucap Galih yang semakin membuat tubuh Callie bergetar hebat.

Gabriela Abigail [End]Where stories live. Discover now