[V/XV]

914 76 7
                                    

Jikalau saya bisa menjadi apapun yang saya inginkan...

*********

Kedua pasangan tersebut sudah berada di dalam pesawat dari tadi. Hanya tinggal menunggu pesawat untuk lepas landas.

[Name] sudah menemukan staycation yang bagus di Raja Ampat nanti. Di dalam hatinya, ia sungguh tidak sabar untuk berjalan-jalan di sana! Apalagi di temani oleh sang Suami, yang duduk di sebelah kirinya.

Sedari tadi, [Name] selalu melihat ke jendela, padahal belum terbang, masih di bandara. Lalu ia menengok ke arah Sopan. Ternyata sedari tadi juga, Sopan sudah memerhatikan [Name]!

[Name] membelakkan matanya ketika membuat kontak mata dengan Sopan. Ya, reflek karena dia terkejut, atau salah tingkah.

"Kamu kok suka banget, sih, liatin aku kayak gitu? Iya, aku tau aku cantik." [Name] berusaha untuk tidak terlihat salah tingkah di depan Suaminya itu.

"Iya. Kamu cantik. Makanya saya suka liatin kamu." Sopan masih menatap mata indah [Name] dengan tatapan dalam. Kemudian ia mengelus pipi [Name] lembut.

[Name] menepis tangan Sopan, "Puasa, Pan. Tahan." Padahal di dalam hatinya, ia sangat menyukai setiap sentuhan yang Sopan berikan kepadanya. Tapi lagi puasa. Harus nunggu buka puasa dulu, ya, [Name].

Sopan terkekeh dengan tingkah laku sang Istri. "Kita bikin nama panggilan, yuk," pinta Sopan.

"B- Boleh. Kamu... mau manggil aku apa-?" Pipi [Name] merah merona. Dari dulu ia memang mau dipanggil dengan Sopan dengan panggilan sayang.

"Ayank."

"Uhuk!" [Name] batuk terkejut dengan apa yang baru ia dengar. Ayank? Yang bener aja! Kalau menurut [Name], panggilan Ayank itu terdengar sedikit alay. Ini menurut [Name]. Biasanya anak SMP yang pakai panggilan tersebut kepada pasangannya.

"Yang... yang bener aja kamu. Ga ah, gamau dipanggil Ayank. Ganti, yang lain." [Name] melilat kedua tangannya di dadanya, lalu kembali menoleh ke jendela. Pesawat sudah mau lepas landas.

Sopan cemberut, "Kenapa ngga mau? Kata temen saya, itu lucu. Pasti kamu suka, gitu katanya."

"Ga. Aku ngga suka."

Sopan menghela nafasnya, "Jangan merajuk... Yaudah, kalau begitu, kamu mau dipanggil apa? Yang kamu suka." Sopan memegang kedua pipi [Name], lalu mengarahkannya supaya berhadapan dengan Sopan.

[Name] masih dengan muka cemburutnya. "Honey," jawab [Name] singkat.

"Honey? Kamu mau dipanggil Honey? Kan artinya madu. Kamu emang madu?" tanya Sopan polos.

[Name] tambah cemburut, masa suaminya tidak tahu arti Honey, sih! "Iiiihh! Honey tu kan manis. Emang aku ngga manis? Honey tuh artinya juga bisa sayang, tau..."

Sopan menganggukkan kepalanya, "Oooohh, gitu ya. Okay, Honey. Jangan merajuk lagi, ya?" Sopan mencubit pipi [Name].

"Ah udahlah! Tuh, pesawatnya udah mau lepas landas." [Name] mengalihkan pandangan ke jendela.

Pesawat pun perlahan naik ke atas. Hingga sudah berada di awan.

"Cantik..." gumam [Name], melihat gedung-gedung yang tersusun dari langit itu sangat cantik.

"Honeeey, terus kamu mau manggil saya apa?" tanya Sopan tiba-tiba.

[Name] kembali menoleh kepada suaminya. "Sopan," jawab [Name] singkat.

"Ya jangan gitu laahh... Kasih nama panggilan sayang, dooongg... Masa Sopan? Saya ga terima."

"Sopan kan panggilan sayang," jawab [Name] polos.

"Terserah kamu, deh."

"Ahaha! Iya-iyaaa, aku cuma bercanda ajaa... Aku panggil kamu Babe."

Sopan tersenyum, "Aku suka."

"Memang seharusnya kamu suka. Dah ah, aku ngantuk. Masih jam 6 udah terbang."

"Ya adanya penerbangan jam 6. Sini, senderan di bahuku."

[Name] melirik ke Sopan, "Senderan di bahumu? Yang bener aja. Enggak mau," tolak [Name] mentah-mentah.

Sopan hanya bisa tersenyum. Sabar... Dapet Istri modelan kayak gini.

Huh, sebenarnya [Name] mau banget senderan di bahu sang Suami. Apalagi kalau di pat-pat, makin mau. Tapi malu.

*********

Dari lepas landas tadi, [Name] selalu melihat pemandangan dari atas pesawat. Lama kelamaan, matanya terasa semakin berat. Mengantuk. Sudah tidak bisa tertahan, [Name] menutup matanya, tertidur.

Tanpa disadari, kepala [Name] jatuh di bahu sang Suami. Ia terkekeh melihat istrinya yang sudah tertidur itu.

Sopan mengelus kepala sang Istri lembut, "Honey... Saya pastikan, nanti disana kamu bisa bahagia."

*********

...maka saya hanya ingin menjadi seseorang yang kau cintai.

603 kata.

My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)Where stories live. Discover now