[X/XV]

644 54 9
                                    

Bagaimanapun dirimu...

*********

Masih jam 4 pagi, kedua pasangan tersebut sudah berada jauh dari daratan. Baru saja pesawat itu lepas landas. [Name] mengeluarkan laptopnya. Ya, [Name] memesan business class.

Sopan melihat ke arah [Name] yang sedang menyalakan laptopnya. "Kerjaan kamu masih belum selesai?" tanya Sopan kepada [Name].

[Name] pun menoleh ke Sopan, lalu menggelengkan kepalanya. "Mhm, kerjaan aku udah selesai," jawabnya.

Sopan memiringkan kepalanya, "Terus kamu mau ngapain sama laptop itu?" tanyanya kembali.

[Name] menghela nafas sambil tersenyum sabar. Sabar sekali. "Aku mau nulis. Dah, puaskan?" [Name] tersenyum terpaksa.

"Ooh gitu ya, maaf ngeganggu kamu," ucap Sopan mengerti.

[Name] hanya menganggukkan kepalanya lalu kembali fokus ke layar laptopnya.

"Saya ada salah ya sama kamu? Kok dari kemarin kamu kayak cuek banget sama kamu. Maaf ya kalau aku ada salah sama kamu, kan udah mau lebaran," kata Sopan kembali.

[Name] kembali menghela nafas untuk kedua kalinya sebelum ia menoleh ke sang suami. "Oh, aku terlalu cuek, ya? Maaf, babe, mungkin aku lagi cape aja," jawab [Name] sambil tersenyum. Kali ini senyuman yang penuh kehangatan. [Name] menatap mata Sopan dalam-dalam, lalu menggenggam tangannya.

Sopan juga menggenggam tangan [Name], lali mengelusnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Sopan tersenyum kembali kepada sang istri, "Kamu penat kenapa? Kenapa ngga cerita ke saya? Saya bisa jadi pendengar yang baik buat kamu," ucapnya dengan suara yang lembut.

Pipi [Name] menjadi merona merah, jantungnya berdegup kencang begitu Sopan kembali tersenyum kepadanya. [Name] bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang dari sang suami.

"Sigh. Aku ngga tau kenapa selama kita honeymoon, aku jadi boros. Aku jadi banyak ngeluarin uang. Sebenarnya tabungan aku emang masih banyak, aku engga perlu khawatir soal tabunganku. Aku dulunya orang yang selalu hemat, aku berusaha untuk tak mengeluarkan banyak uang. Namun, kenapa tiba-tiba aku jadi orang yang boros, bae?"

[Name] kembali menghela nafas, "Kamu lebih suka diriku pas awal kita bertemu atau diriku yang sekarang sudah berstatus istrimu?" tanya [Name] tiba-tiba.

Sopan menjadi bingung menjawab pertanyaan dari sang istri. Ia baru sadar, [Name] di awal mereka bertemu dan sekarang memang beda jauh. Apa [Name] berubah kepribadian tiba-tiba?

"Saya... saya lebih suka kamu jadi diri kamu sendiri. Mau gimanapun kamu, kamu tetap istri saya yang amat saya cintai," jawab Sopan dengan mukanya yang merah. Ia sangat malu mengucapkan itu kepada [Name]!

[Name] tersenyum, "Aku aja engga tau diri aku sendiri kayak gimana, sayang."

Jawaban dari [Name] itu membuat Sopan sedikit terkejut dan bingung, ia tak mengerti apa yang dikatakannya. "Kenapa kamu engga tau, honey?"

"Entah, aku kayak punya banyak kepribadian. Aku bakal ganti kepribadianku ketika bertemu orang yang berbeda lagi. Coba aja kamu tanya sama orangtuaku, adikku, rekan kerjaku, temanku yang lainnya, bagaimana sifatku? Jawaban dari mereka pasti berbeda-beda."

Sopan baru mengangguk paham. Ia tak tahu harus merespons apa.

[Name] meletakkan tangannya di pipi sang suami, lalu membelainya dengan halus. "Tapi setelah kau menjadi suamiku, perlahan... kamu membuatku untuk mengeluarkan diriku yang asli, yang sebenarnya, tanpa ku buat-buat," ucap [Name] dengan suara yang halus.

Sopan diam membeku, wajahnya menjadi lebih merah, jantungnya berdegup cepat, sama seperti [Name] saat ini. Ia bingung harus bereaksi seperti apa.

"Ya... yasudah... bagus deh kalau kayak begitu," jawab Sopan dengan terbata-bata.

[Name] menjauhkan tangannya dari pipi Sopan, lalu kembali mengalihkan perhatiannya kepada layar laptopnya.

"Honey? Boleh... boleh saya lihat kamu nulis apa??" tanya Sopan.

[Name] hanya menganggukkan kepalanya tanpa melihat ke Sopan, "Boleh," jawabnya singkat.

[Name] menggeser sedikit laptopnya supaya Sopan bisa ikut melihat layar laptopnya.

Sopan melihat layar laptop tersebut, [Name] seperti sedang menulis novel. Jumlah katanya sudah banyak.

"Kamu nulis novel kah?" tanya Sopan lagi.

[Name] kembali menjawabnya dengan anggukan kepala, "Iya, aku lagi nulis novel."

Sopan tersenyum lalu kembali lanjut membaca isi dari tulisan [Name]. Novel yang [Name] tulis benar-benar bagus, novel yang [Name] tulis itu singkatnya menceritakan tentang cinta sesama perempuan.

Hingga di paragraf terakhir yang [Name] tulis, Sopan bisa membaca tulisan tersebut yang bertuliskan, "Bersambung. Cerita ini berdasarkan masa lalu Author sendiri. Terimakasih sudah membaca sampai akhir."

Sopan membelakkan kedua matanya, yang benar saja, ini masa lalu [Name]!?

"Honey??? Ini beneran?"

"Iya, ini beneran."

*********

...kamu tetap istri saya yang amat saya cinta.

685 kata.

My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant