[VII/XV]

767 69 0
                                    

Jika kamu menginginkan cinta...

*********

Sudah 1 hari mereka menginap di villa ini, tapi mereka belum pernah keluar dari villa ini untuk melihat pemandangan indah di Raja Ampat. Sekarang, di tempat mereka matahari sudah ingin terbenam.

[Name] baru ingat dengan janji Sopan, Sopan kata ia akan menemani [Name] menikmati pemandangan matahari bersama di pinggir pantai yang berada di luar villa.

[Name] yang masih di dalam kamar pun keluar dari kamarnya untuk mencari Sopan. Ia harap Sopan ingat dengan janjinya kemarin.

Ia mencari sang suami hampir di seluruh ruangan yang ada di villa, namun ia tak dapat menemukan keberadaan sang suami. Hingga [Name] baru teringat, ada 1 tempat lagi yang belum di lihat oleh [Name]. Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke tempat tersebut, dapur.

Barulah [Name] melihat Sopan yang sedang mempersiapkan makanan untuk berbuka. Dalam hatinya, [Name] merasa sangat bersalah! Seharusnya, ia membantu suaminya yang sedang mempersiapkan takjil itu daritadi. Muka [Name] pun memerah, malu. Istri macam apa dia ini.

Sopan sadar akan kehadiran sang istri, kemudian ia menoleh ke arah sang istri yang berdiri terdiam di sampingnya. Sopan tersenyum manis kepadanya, "Haaaaa... Udah dateng juga kamu. Yaudah, yuk duduk di sini, kita tunggu adzan maghrib." Ia menepuk-nepuk lantai di sebelahnya yang menandakan menyuruh sang istri untuk duduk di sebelahnya.

[Name] membuang muka dari Sopan, ia benar-benar merasa bersalah, dan malu. Campur aduk perasaannya. "Ha... harusnya aku... bantuin kamu," gumam [Name].

Sopan terkekeh mendengar gumaman dari sang istri. "Alaahh... Engga apa-apa, honey. Saya engga mau ngerepotin kamu."

Mendengar ucapan dari Sopan, [Name] kembali menoleh ke Sopan. "E... engga ngerepotin, kok! Kan harusnya... kamu panggil aku tadi buat dibantuin! Aku kan... aku kan... is.. tri... mu!" ucap [Name] dengan sangat gugup.

Sopan amat gemas dengan tingkah laku perempuan di sampingnya ini. Ia berdiri lalu merangkul [Name]. "Ah iya, honey! Saya baru teringat pula, hari ini kan kamu minta pengen ditemenin liat sunset, kan? Yaudah, gimana kalau kita buka puasa di situ aja? Aduuhh, kenapa saya baru teringat sekarang, sih, haha!" Sopan menepuk dahinya.

 "Ah iya, honey! Saya baru teringat pula, hari ini kan kamu minta pengen ditemenin liat sunset, kan? Yaudah, gimana kalau kita buka puasa di situ aja? Aduuhh, kenapa saya baru teringat sekarang, sih, haha!" Sopan menepuk dahinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@__whitehat_4 on Instagram.

[Name] menjawabnya dengan anggukan kepala. Untung saja Sopan ingat.

"Yaudah, jom bawa makanan ini ke luar. Kamu bawa yang ini, saya bawa yang ini." Sopan pun mengangkat makanan tersebut, bersama dengan [Name].

Sekarang, sepasang suami-istri itu sudah berada di pinggiran pantai, hanya tinggal menunggu adzan maghrib berkumandang. Mereka menunggunya sambil menikmati indahnya pemandangan Raja Ampat dan langit sore.

Mereka duduk dengan beralaskan karpet. Suasana ini sangatlah nyaman.

[Name] melihat ke jam tangannya, jam tangan tersebut menunjukkan pukul 6 kurang 5. Yang berarti, adzan maghrib akan berkumandang 5 menit lagi.

Sopan malah salfok ke jam tangan [Name] yang sangat cantik. Warna jam tangan tersebut ialah golden. Ia baru sadar, dari kemarin [Name] memakai jam tangan itu, dan hanya dilepas jika ingin mandi dan tidur.

"Jam tangannya cantik, ya," puji Sopan kepada [Name]. "Apalagi dipakai sama kamu. Makin cantik, deh."

@__whitecat_4 on Instagram

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

@__whitecat_4 on Instagram.

Mendengar pujian tersebut, muka [Name] kembali merona merah. Ia mengalihkan pandangannya dari Sopan. "Iya... Dibeliin Papiku," jawabnya.

Sopan tertawa kecil mendengar jawaban dari sang istri, "Haha... Kamu gemesh banget, sih. Kayak anak kecil aja~" Sopan mencubit pipi [Name] dengan lembut.

*********

"Alhamdulillah... Akhirnya udah buka." Sopan mengambil es teh manis yang ada di sampingnya lalu meminumnya, sedangkan [Name] menatap Sopan yang sedang meminum.

Sopan bertanya-tanya, kenapa [Name] menatapnya seperti itu. Kenapa ia tak mengambil juga es teh manis tersebut? Kenapa ia malah menatap Sopan?

Setelah menatap Sopan seperti itu, pada akhirnya [Name] mengambil es teh manis tersebut dan meminumnya. Namun, matanya masih terus melirik ke Sopan yanh berada di samping kanannya.

Bombastic side eye. Criminal offensive, side eye!

Sopan menjadi semakin gugup begitu dilirik dengan tatapan sepeti itu oleh [Name]. Apa ia ada salah?

"Honey, kamu kok ngelirik ke aku gitu banget, sih? Aku ada salah sama kamu?" tanya Sopan dengan nada lembut.

[Name] terkejut, lalu mengalihkan lirikan matanya. Ia melirikkan matanya ke makanan yang ada di sampingnya itu.

Sopan ikut melirik ke makanan tersebut, ia mengambil donat stoberi tersebut, kemudian memoteknya menjadi lebih kecil, lalu menyuapkannya ke mulut [Name].

"Buka mulutnya... Aaaaaaaaa~"

'Saya baru sadar, ternyata dari kemarin saya belum pernah suapin dia. Dia pasti nunggu.'

*********

...jangan bersembunyi dari dirimu sendiri.

Chapter ini aku beri 2 fanart. Entah, aku nemu aja di Instagram. Di chapter sebelumnya juga aku kasih, bisa di baca ulang :)

684 kata.

My Tsundere Wife; BoBoiBoy Sopan (ID)Where stories live. Discover now