Buka Bersama

166 24 3
                                    

BoBoiBoy milik Animonsta Studios

.

.

.

Buka Bersama

oleh YukitamaSeika

.

.

.

Langkah kaki kecil itu berjalan tak tentu arah. Saat ini ia tak tahu akan pergi ke mana. Blaze, bocah berusia sepuluh tahun itu berjalan dengan semangat sembari menggendong ayam kesayangannya.

“Petok, kita main di mana, ya?” tanya Blaze, ia memiringkan kepalanya mencoba berpikir. Alisnya merengut lucu, sementara jari mungil itu mengetuk dahi. Tak lama kemudian ia mengangkat jarinya sejajar kepala, wajahnya berubah semringah.

“Bagaimana kalau taman bermain? Di sana sepi, kita bisa bermain kejar-kejaran!” seru Blaze. Kemudian ia berlari menuju taman. Ayamnya ia peluk erat takut jatuh.

Sesampainya di taman, Blaze melepas ayamnya dan mulai bermain kejar-kejaran dan lain-lain sampai petang.

“Fyuh …. Capek, pulang yuk! Kak Gem pasti sudah siapkan makanan untuk buka puasa,” ujar Blaze pada ayamnya. Tangan mungilnya mengelus lembut badan ayam.

Sekilas, Blaze melihat seorang anak kisaran usia lima tahun sedang jongkok di bawah pohon.

“Petok, lihat anak itu, tidak? Dia kenapa, ya, pegang perutnya terus? Apa perutnya sakit? Blaze pun sama kalau sakit, suka pegang perut. Tapi ... langsung ngadu Kak Gem sih, hehehe,” cerocos Blaze, ia terkekeh pelan saat mengingat tingkah manjanya dulu.

“Pok pok,” sahut Petok seakan mengerti apa yang temannya tanyakan.

Blaze berdiri dari posisi duduknya lalu menghampiri anak itu.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Blaze. Kini ia berjongkok di depan anak itu. Tangan mungilnya mengelus pundak anak itu lembut.

“S-sakit, perutku sakit ….“

“E-eh?! Jangan nangis. Cup cup, sini Blaze usapin biar perutnya tidak sakit lagi. Kata Kak Gem itu ampuh,” ujar Blaze dengan panik.

Namun, anak itu menggeleng. Ia meremas perutnya kuat.

“Lapar ... Perutku sakit …” rintih anak itu. Blaze yang merasa iba ikut menangis sambil memeluk tubuh ringkih itu.

“Rumah kamu di mana? Biar Blaze antar pulang.”

Sang empu hanya menggelengkan kepala. Membuat Blaze makin bingung.

Blaze mengusap air mata anak itu, lalu menyentuh kedua bahunya. Ia berkata, “Begini saja, kamu mau ikut Blaze? Kak Gem sudah buatkan makanan enak, loh!”

“Waah, boleh?” Anak itu menatap Blaze berbinar. Blaze menganggukkan kepalanya. Mereka pun berjalan beriringan sembari sesekali Blaze melontarkan candaan.

Sesampainya di rumah.

“Assalamu' alaikum Blaze pulang!” seru Blaze.

“Wa' alaikumsalam,” jawab Gempa dari dalam.

Setelah mendapat jawaban, Blaze bersama anak tadi berjalan menuju ruang dapur. Sebelum masuk tadi, ayam Blaze sempat dimasukkan ke kandang.

“Kak Gem, Blaze bawa teman untuk buka bareng boleh?” tanya Blaze meminta izin.

Gempa menoleh pada Blaze, netranya menatap anak yang Blaze bawa.

“Dari mana kamu bawa dia, Blaze?” tanya Gempa.

“Dari taman. Tadi dia nangis karena lapar, jadi Blaze bawa pulanglah. Boleh kan, Kak?” jawab sekaligus tanya Blaze.

Gempa hanya tersenyum. Ia menganggukkan kepalanya. Sementara kedua bocah itu berseru senang.

Mereka pun membantu Gempa menyiapkan buka puasa.

*****

Keesokan harinya Blaze dikejutkan dengan sebuah boneka besar berbentuk ayam di samping tempat tidurnya. Karena penasaran, Blaze memutar boneka itu untuk memeriksanya.

Tiba-tiba ada dua lembar kertas terjatuh di sampingnya. Saat ia membaca salah satunya, Blaze bersorak senang. Ia pun pergi mencari Gempa untuk menceritakan apa yang terjadi di kamarnya.

Isi dalam surat itu

Milik Blaze:

“Boneka Ayam spesial untuk anak hebat, Ayah. Teruslah menjadi pribadi yang baik tanpa memandang apa pun.”

Surat satunya lagi:

“Suatu kebaikan yang tulus akan selalu dibalas dengan kebaikan pula.”

Ramadhan ElementalWhere stories live. Discover now