013.

3K 315 204
                                    

"Isagi

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Isagi.. maafkan aku.."

"Tidak.. "

"Oke aku salah, aku tidak akan menuduh Rin lagi, janji.."

"Aku malas denganmu megu, kau selalu berbicara buruk tentang Rin dan aku tidak suka. "

"Iya.. aku tahu maafkan aku.."

Saat ini Isagi dan Bachira sedang berada di lorong kampus.

Sudah tiga hari sejak kejadian pertengkaran itu, Isagi masih terus mendiami Bachira.

Selama tiga hari itu juga, Isagi selalu berangkat ke kampus seorang diri dan bahkan Isagi selalu berangkat ke kampus lebih awal.

Sehingga Bachira tidak akan bisa menemukan keberadaannya di apartemen.

Semua ini Isagi lakukan karena ia kecewa pada Bachira. Jadi ia memilih untuk menghindari Bachira.

Tanpa lelah Bachira selalu berusaha berbicara kepada Isagi dan meminta maaf kepada Isagi.

Meski penolakan yang selalu Bachira dapatkan, namun Bachira tidak akan menyerah begitu saja. Ia akan terus meminta maaf kepada Isagi, sampai Isagi benar-benar memaafkannya.

Setelah jam kuliah selesai, Bachira kembali beraksi. Ia kembali menyusul Isagi dan mengikuti kemanapun Isagi pergi sambil terus memohon maaf kepada Isagi.

Hingga akhirnya langkah kaki Isagi harus terhenti karena Bachira menahan pergelangan tangannya.

Isagi menoleh lalu memberikan tatapan kesalnya kepada Bachira.

''Apa Megu..?' "

''Maafkan aku.. "mohon Bachira, raut kesedihan dan bibir mengerucut terukir jelas di wajah Bachira saat ini.

Isagi memutar bola mata malas, menepis tangan Bachira lalu membuang mukanya.

Isagi masih belum bisa menerimanya, ia masih sangat kesal kepada Bachira saat ini.

Isagi berniat untuk pergi meninggalkan Bachira, namun lagi dan lagi Bachira menahan pergelangan tangannya.

"Maafkan aku, aku janji akan menjaga ucapanku dan tidak akan lagi menuduh Rin tanpa bukti. " sesal Bachira sembari menundukkan wajahnya.

"Hah.. "Isagi menghela nafas pasrah, lalu memijit pelan pangkal hidungnya. Semua yang telah terjadi benar-benar membuatnya pusing.

Ia sebenarnya tidak tega jika terus-menerus mendiami Bachira. Tetapi setiap kalimat serta tuduhan yang Bachira layangkan kepada Rin, benar-benar membuatnya kesal.

Wajah sedih yang Bachira tunjukan, membangkitkan rasa bersalah di dalam diri Isagi. Ia merasa sangat menyesal karena telah membuat Bachira menjadi sedih seperti sekarang ini.

Meskipun Bachira salah, tidak seharusnya ia mendiami Bachira terlalu lama seperti ini.

Isagi lembutkan pandangannya, lalu genggam erat jari-jemari tangan Bachira. Membuat Bachira tersadar dari keterdiamannya, mengangkat wajahnya dan menatap lekat kedua mata Isagi.

Hurt||Kaiser×Isagi×Rin||√ Où les histoires vivent. Découvrez maintenant